Just FYI..
Bagi yang tidak berkenan, just delete... 
 
Howgh!
 
Dinar dan Ozone…        
Written by Muhaimin Iqbal     
Wednesday, 04 March 2009 08:40  
 
Salah satu kurnia Allah Ta’ala bagi kita yang hidup dibumi adalah dilapisinya 
bumi dengan Ozone di lapisan stratosphere-nya. Ozone atau O3 adalah sebuah 
molekul yang terdiri dari tiga atom Oxygen.
 
Ketika sang matahari memancarkan sinarnya  kebumi; mayoritas dari sinar 
matahari tersebut sangat bermanfaat bagi kita yang hidup di bumi ini – namun 
ada salah satu sinarnya yang tidak nampak oleh mata telanjang yang disebut  
sinar ultra violet yang dapat membahayakan kehidupan.
 
Ketika sinar ultra violet ini mengenai Ozone, maka energynya (daya rusaknya) 
terserap oleh Ozone ini dan memisahkan salah satu atom Oxzygen dari molekulnya. 
Sinar lain yang nampak oleh mata tidak bisa merusak Ozone sehingga ‘diteruskan’ 
ke permukaan bumi. 
 
Dengan kurnia Ozone ini kita bisa hidup nyaman dimuka bumi sampai hari ini, 
namun waktunya nanti akan tiba ketika Ozone tidak cukup lagi untuk menahan 
sinar ultraviolet dari matahari – maka barangkali saat itulah kiamat terjadi. 
 
Namun setiap kita bisa berperan untuk untuk mencegah atau setidaknya menunda 
hilangnya lapisan Ozone ini, antara lain dengan menggunakan energy secukupnya 
baik itu untuk lampu, kendaraan, komputer (matikan komputer saat tidak 
digunakan) dlsb.
 
Sama dengan Ozone, emas diciptakan oleh Allah untuk melindungi manusia dari 
mumalah yang tidak adil. Menurut Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, emas dan 
perak diciptakan oleh Allah untuk menjadi hakim yang adil dalam bermuamalah. 
Oleh karenanyalah penggunaan emas untuk keperluan—keperluan tertentu seperti 
tempat makan minum, perhiasan laki-laki, ditimbun dlsb. adalah terlarang karena 
ini akan menghilangkan emas dari fungsi yang sesungguhnya.
 
Fungsi sebagai hakim yang adil ini tidak tergantikan oleh uang kertas, 
sebagaiamana fungsi Ozone di bumi kita yang tidak tergantikan oleh benda langit 
lainnya.
  
Mau tahu buktinya bahwa uang kertas tidak bisa adil ?, perhatikan grafik 
disamping yang saya buat hanya dibagian ekor (1 tahun terakhir) dari grafik 
saya sebelumnya (tulisan tanggal 24 januari 2009).
 
Sebagian besar kita sudah bekerja sama kerasnya dengan orang-orang Jepang, 
Eropa dan Amerika, tetapi mengapa yang kita hasilkan (Rupiah) nilainya 
berkurang tinggal 19% dalam 10 tahun terakhir; sedangkan mereka yang di Jepang 
masih 33%, di Eropa masih 38 % dan di Amerika masih 31% ? .
 
Dengan trend semacam ini orang-orang yang hidup di negeri yang uangnya relatif 
lebih lemah dibandingkan uang negeri lain, maka makin lama makin miskin dan 
makin tidak bersaing. Hasil kerja keras mereka – tidak mendapatkan penghargaan 
yang semestinya bila dilihat dari kacamata global.
 
Setiap saat uang kertas kita terdepresiasi relatif terhadap mata uang lain 
seperti 6 bulan terakhir – maka secara otomatis kita bertambah miskin pula 
secara global. Kita seperti hidup di bumi yang tidak ber-Ozone.
 
Tetapi ini insyaallah belum kiamat, artinya masih berpeluang akan adanya 
‘Ozone’ yang sesungguhnya dalam system keuangan kita – maka setiap  kitapun 
bisa mulai menyiapkannya agar kelak anak cucu kita bisa hidup di lingkungan 
system financial yang adil. Menyiapkan system keuangan berbasis Dinar adalah 
salah satunya yang bisa kita lakukan. Wallhu A’lam.


      

Kirim email ke