Pembiasaan
kepada Pola Tingkah Laku Konstruktif    




By:
agussyafii



Dalam
pembahasan yang keempat adalah Pembiasaan
kepada Pola Tingkah Laku Konstruktif.  Membentuk pola
anak agar menjadi Insan Mulia paling tidak ada 4 infrastruktur,
Yaitu:

1.penanaman nilai

2. Lingkungan yang
Kondusif

3. Membangun Tokoh Idola

4. Pembiasaan kepada
Pola Tingkah Laku Konstruktif.
  

Pembiasaan
kepada Pola Tingkah Laku Konstruktif  penjelasannya sebagai berikut.
Bahwa Transfer ilmu pengetahuan yang dapat dilakukan melalui
pengajaran dengan pembentukan pola tingkah laku merupakan tujuan dari
pendidikan yang berupa transfer budaya. Kebudayaan masyarakat manapun
mengandung unsur-unsur, seperti akhlak atau etik, estetika, ilmu
pengatahuan, dan teknologi.



Tingkah
laku manusia tidak selamanya logis, sebaliknya sebagian besar
perilaku manusia justeru terbangun melalui pembisaan. Orang yang
sudah biasa bangun pagi tetap saja bangun pagi meski tidurnya
terlambat. Enaknya masakan pedas bagi seseorang, misalnya, bukanlah
masalah logis tidak logis, melainkan lebih pada pembiasaan rasa.
Demikian juga rasa bersih, rasa tertib, dan rasa disiplin tertanam
melalui proses pembiasaan. Orang yang telah memahami logika kejujuran
tidak otomatis menjadi orang jujur, sebaliknya boleh jadi pengetahuan
itu justru digunakan untuk mengelabui orang lain yang berpikir jujur.
Sopan santun yang tidak mesti logis juga terbentuk melalui
pembiasaan.



Dalam
pembentukan karakter seseorang, hal yang perlu dijadikan kebiasaan
tingkah laku, antara lain sopan santun atau etiket.



Pembiasaan
Tingkah Laku Sopan  




Sopan
santun atau etiket adalah akhlak yang bersifat lahir. Ukurannya
bertumpu pada cara padang suatu masyarakat. Artinya, suatu tingkah
laku yang dipandang sopan oleh suatu masyarakat mungkin dipandang
sebaliknya oleh masyarakat lain, disebabkan cara pandang yang
berbeda.



Sopan
santun diperlukan ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain,
dengan penekanan terutama kepada:

1. yang
                                lebih tua, orang tua, guru, atasan;
2. yang
                                lebih muda; anak, murid, atau bawahan; dan
3. yang
                                sebaya; setingkat status sosial.

Wassalam,
agussyafii

----




        
        
                
                        alhamdullilah sudah ada 7 Anak Amalia
                        memiliki orang tua asuh....masih ada 16 anak yang belum 
memiliki
                        orang tua asuh. saudaraku... keinginan mereka utk 
bersekolah
                        sangatlah besar...hanya sayang terbentur dengan kondisi 
ekonomi
                        keluarga barangkali masih ada yg berkenan utk 
menjadikan mereka
                        anak asuh.....hanya dengan Rp. 200 ribu/bulan kita 
sudah ber PMA
                        (Penanaman Modal Akhirat).... .yuk, teman...kita 
berlomba dalam
                        berbuat kebaikan dan kebajikan... insyallah Allah 
meridhoi langkah
                        baik kita ini...amin ya robbalalamin. Bagi yang 
berkenan silahkan
                        menghubungi 087 8777 12 431 atau 
http://agussyafii.blogspot.com


                        
                
        








      

Kirim email ke