Tangan Yang Menengadah

Dimana ada gula disitu ada semut kata pepatah dan pepatah itu tidak berlaku 
sebaliknya. Prinsip jual belipun mirip dengan pepatah tadi seperti dimana ada 
pembeli disana ada penjual, tentu saja ini terlalu dibuat-buat karena kata 
pembeli berarti orang yang hendak membeli dan dari mana dia membeli sesuatu 
tentu dari pedagang. Mungkin agak lebih umum kita sebut saja dimana ada 
keramaian disitu pasti ada pedagang. Salah satu keramaian tersebut adalah 
tempat saya bekerja karena lokasi itu  memang area perkantoran, sehingga 
menjadi sasaran para pedagang terutama warung makan.

Hampir setiap hari ketika saya bersama teman sedang makan didatangi para 
pengemis dan pengamen. Mungkin mereka memakai prinsip ekonomi juga seperti 
selama masih ada pemberian disitu ada permintaan karena jika tidak ada yang 
memberi tidak mungkin mereka mau bersaing dengan rutinitas kantor. Jam favorit 
mereka dalah jam makan siang dan jam pulang kerja, selain itu mereka seperti 
hilang ditelan bumi karena ketika saya keluar kantor pada jam kerja untuk suatu 
urusan, saya tidak mendapati mereka diarea tersebut. baiklah lupakan saja 
karena bukan itu maksud dari tulisan ini.

Saya biasa  makan  dengan teman. teman tersebut sering di buat kesal dengan 
pengemis yang selalu menyenggol bahunya sewaktu makan sambil menengadahkan 
tangan, dalam seminggu bisa dikatakan hanya sekali dia memberi selebihnya 
didiamkan bahkan pernah sedikit mengomel tapi saya berusaha mencegah  "kalo gak 
mau ngasih gak usah ngomel , gak enak lah". Dalam suatu kesempatan kami sempat 
berbincang-bincang mengenai masalah ini dan dia mengeluh dengan kebiasaan buruk 
pengemis yang selalu datang setiap hari dengan memberikan berbagai argumen yang 
masuk akal seperti " jangan dibiasakan memberi karena bisa membuat mereka 
malas" atau " ada motor penggerak dibelakang pengemis tersebut sehingga harus 
di berantas" atau " pengemis sekarang jadi sebuah profesi bukan lagi sebuah 
desakan kebutuhan" dan banyak lagi alasan lainnya yang berujung penyataan " 
tidak perlu memberi"

Saya teringat ketika dipengajian dulu sewaktu sedang menunggu Ustad Najib, 
seorang pengemis datang lalu menengadakah tangan kepada kami dari luar mushola. 
Hampir semua murid pengajian tersebut membawa uang termasuk saya tapi hanya 
Pandi yang memberi. Sewaktu Ustad Najib datang dia menanyakan mengapa hanya 
Pandi yang memberi, mungkin dia sudah melihat kejadian itu dari jauh. Berbagai 
alasan sama seperti yang dilontarkan teman tadi kami sampaikan. Ustad Najib 
berkata " apakah ada kejadian di muka bumi tanpa sengaja atau diluar kehendak 
Allah ? mungkin diantara seratus orang yang ditemuinya hari itu hanya beberapa 
kali dia menegadahkan tangan dan pilihan kepada siapa dia menegadahkan tangan 
bukanlah sebuah kebetulan, selalu ada rencana Allah disana. "

Setiap hari mungkin hanya sekali pengemis meminta kepada kita , tetapi kita 
mengemis kepada Allah hampir lima kali sehari. Jika kita enggan memberi kepada 
pengemis  mengapa pula Allah harus memberi apa yang kita pinta. Jika ingin 
diberi maka memberilah. Jangan biarkan tangan yang menengadah kepada kita dalam 
keadaan kosong, karena siapapun tentu tidak mau ketika dia menegadahkan 
tangannya kepada Allah, Allah  kemudian tidak menghiraukannya.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com

Kirim email ke