Terlena Dengan Proses

" Bagaimana cara mendapatkan pencerahan yah, agar aku bisa menjemput hidayah 
Allah" tanya seorang teman kepada saya ketika berkunjung kerumah beberapa waktu 
yang lalu. " Memang yang tercerahkan itu yang seperti apa" tanya saya balik 
kepadanya berusaha menyamakan persepsi. Teman tersebut hanya diam saja. "Belum 
tentu juga semua yang berusaha mencari hidayah Allah itu telah tercerahkan". 
kata saya melanjutkan, karena saya sendiri mungkin terdaftar sebagai salah satu 
diantara ribuan para pencari tersebut.

Beberapa hari kemudian saya mengajaknya ke toko buku Wali Songo, toko buku 
Islam di daerah senen, Jakarta Pusat. "Sebentar lagi kita akan melihat 
bagaimana posisi yang sedang mencari tetapi belum tercerahkan dan yang berusaha 
mendapatkan hidayah yang sesungguhnya " kata saya sebelum memasuki toko 
tersebut. Hampir satu jam kami disana dan teman tersebut larut dalam buku-buku 
yang dibacanya sampai terdengar suara adzan yang menandakan waktu sholat zuhur 
telah tiba. Walaupun suara adzan sudah tidak terdengar tetapi teman tersebut 
masih larut dalam buku-buku disekitarnya. " Sekarang kamu tahu perbedaan antara 
sekedar pencari hidayah tetapi belum tercerahkan dengan yang sudah" kata saya 
mengagetkannya. " Yang bersegera melaksanakan sholatlah  sebenarnya mencari 
ketempat yang hakiki" kata saya kepadanya dan kami melihat disekeliling 
ternyata masih banyak yang disibukan dengan buku.

Seringkali kita terjebak dengan proses sampai melupakan tujuan dari proses 
tersebut. Kita ingin menjadi orang yang bertaqwa tetapi proses mencapainya 
sering jauh dai sifat ketaqwaan. Kita bekerja keras karena ingin membahagiakan 
keluarga tetapi terkadang pekerjaan kita justru telah menelantarkan keluarga.  
Kita bisa mengerti bahwa yang terpenting dari suatu hasil adalah prosesnya, 
namun melupakan tujuan dari proses adalah suatu kesia-siaan.

Salam

David
www.sebuahtitik.blogspot.com 

Kirim email ke