Memang yang bersangkutan sudah pergi, tapi masih teringat hasil wawancaranya di situs Islamlib.com tahun 2006 yang mengatakan bahwa Al Qur'an adalah kitab suci yang terporno didunia.
Dan juga wawancara di radio Utan Kayu tahun 2008 yang membahas hubungan antara rakyat/masyarakat dengan pemerintah Ulil AMRI mingkum dipelesetkan menjadi Ulil ABRI mingkum. Mudah-mudahan setelah dimakamkan ybs bisa klarifikasi dengan malaikat yang akan menanyainya. ________________________________ From: Ananto <pratikno.ana...@gmail.com> Sent: Thu, December 31, 2009 11:12:41 AM Subject: [keluarga-islam] Jawa Pos: Selamat Jalan Gus Dur Selamat Jalan Gus Dur Saat Kritis, Masih Minta Audio Book JAKARTA - Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaiknya, Abdurrahman Wahid. Gus Dur -sapaan populer Abdurrahman Wahid- mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, kemarin sekitar pukul 18.45. Ketua tim dokter dr Yusuf Misbach mengungkapkan, presiden keempat RI itu meninggal karena menderita berbagai penyakit. Kesehatan mantan orang nomor satu di Indonesia itu drop kembali untuk kali kesekian sekitar pukul 11.30 WIB. ''Kondisi kesehatan beliau memburuk berkaitan dengan penyakit diabetes, ginjal, stroke, dan jantung,'' ujar Yusuf Misbach di gedung RSCM. Menurut dia, tim dokter telah berupaya melakukan sejumlah tindakan medis. Di antaranya, berusaha menaikkan kembali tekanan darah yang menurun dan memperbaiki pernapasan Gus Dur yang kurang lancar. ''Selain memasukkan responsi jantung paru, usaha sudah dilakukan, tapi ya nggak berhasil,'' jelasnya. Gus Dur mulai masuk rumah sakit milik pemerintah itu pada 25 Desember lalu. Dia dirawat di kamar 116 gedung A lantai 1. ''Kondisi beliau memang naik turun sejak pertama masuk,'' ungkap Yusuf. Beberapa hari terakhir kondisi Gus Dur yang sempat memburuk sebenarnya berangsur-angsur membaik. Bahkan, setelah melakukan operasi gigi pada 28 Desember, kondisi dia relatif stabil. ''Mulai siang itulah kondisi Bapak (Gus Dur, Red) memburuk lagi,'' tambah Bambang Susanto, asisten media Gus Dur. Dia lantas menceritakan, sekitar pukul 11.00, dirinya sempat membacakan Gus Dur salah satu majalah terbitan Indonesia (Gatra). Artikel yang dibacakan saat itu terkait berita tentang mantan PM Israel yang mau diancam hukuman mati. Sambil terus dibacakan berita tersebut, Gus Dur sempat ditawari putri bungsunya, Inayah Wulandari, pudding cokelat. ''Gus Dur mau, tapi hanya tiga suapan,'' katanya. Setelah itu, sekitar pukul 11.30, Gus Dur mengeluh sakit, mulai bagian paha hingga ke bawah. Di tengah rasa kesakitan, Gus Dur minta beberapa kali dimirinkan ke kanan dank ke kiri. Bahkan, Gus Dur juga minta diturunkan untuk tidur di lantai. Keluarga dan pengawal menuruti permintan itu. Setelah digelarkan tikar, Gus Dur diturunkan dari tempat tidur. ''Tapi, Bapak terus mengeluh sakit,'' ujarnya. Dokter akhirnya dipanggil. Analisis intensif akhirnya dilakukan. Hasilnya, tim dokter memutuskan untuk memindah Gus Dur untuk dirawat di pusat jantung terpadu. Sekitar pukul 13.30, Gus Dur ditempatkan di ruang atrium 2 lantai 5. Sejak itu, keluarga diminta untuk menunggu di luar ruangan Rencananya, menurut keterangan rumah sakit, Gus Dur menjalani trombektomi. Yaitu, mengeluarkan darah beku di dinding pembuluh darah utama di sekitar perut. Tapi, penanganan medis itu belum sempat terlaksana karena kondisi Gus Dur makin drop. ''Sekitar jam tiga sore, setelah ashar, keluarga sebenarnya tenang kembali. Kepada pengawal, Gus Dur minta diambilkan audio book, salah satu seri buku yang belum diselesaikannya,'' lanjut Bambang. Mendengarkan audio book itu memang menjadi kebiasaan Gus Dur pada waktu-waktu senggang selama ini. Namun, perasaan lega itu hanya berlangsung sesaat. Menjelang malam, kondisi Gus Dur makin kritis. Tapi, semua keluarga belum diizinkan masuk ke ruangan. "Tim dokter menyampaikan bahwa kondisi Gus Dur tidak terlalu baik, butuh penganangan khusus,'' kata salah seorang ketua Garda Bangsa itu. Sekitar pukul 18.30, Presiden SBY datang ke rumah sakit. Tak lama berselang, sekitar pukul 18.45 WIB, Gus Dur dinyatakan meninggal dunia lima. Beberapa saat kemudian SBY masuk ruangan. Saat masuk ke ruangan Gus Dur, SBY hanya ditemani menantu Gus Dur, Dhohir Farisi. "Saat keluar itulah Mas Faris yang mengabarkan bahwa Bapak sudah tidak ada," jelasnya. Setelah Gus Dur dikabarkan meninggal, masyarakat biasa hingga sejumlah tokoh berdatangan. Di antara tokoh-tokoh yang hadir tampak Menko Kesra Agung Laksono, Menkeu Sri Mulyani, Menkum HAM Patrialis Akbar, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menteri PDT Helmy Faishal, Ketua DPD Irman Gusman, dan anggota BPK Ali Masykur Musa. Sejumlah politisi, baik dari PKB maupun partai lain, juga tampak hadir. Demikian juga, sejumlah kalangan aktivis, budayawan, dan seniman juga hadir di rumah sakit. Kesehatan Naik Turun sejak Belasan Tahun Kondisi kesehatan Gus Dur dilaporkan selalu naik turun sejak belasan tahun terakhir. Karena itu, keluarga besar menganggap riwayat medis presiden keempat RI itu adalah hal biasa. Itulah yang diungkapkan adik kandung Gus Dur, dr Umar Wahid. ''Saya selama ini memang intens memantau kondisi kesehatan, jadi sedikit banyak saya mencatat naik turunnya kondisi beliau,'' ujar Umar kepada Jawa Pos di Jakarta tadi malam (30/12). Menurut Umar, sejak 2006 Gus Dur mengalami gangguan ginjal sehingga harus menjalani cuci darah secara rutin. Selain itu, kata dia, Gus Dur memiliki catatan pernah menderita sejumlah penyakit kronis. Misalnya, komplikasi diabetes, stroke, dan jantung. Umar mengingat, kira-kira dua minggu lalu Gus Dur menderita pembengkakan di gigi. Kemudian, pada Kamis (24/12) lalu, Gus Dur minta diantar berkunjung ke Jombang. Karena kondisi beliau yang tidak stabil, akhirnya almarhum kelelahan. ''Ketika saya periksa, gula darah beliau turun,'' ujar Umar. Untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif, Gus Dur dirawat di RS Swadana, Jombang, yang didukung tim dari RSUD dr Soetomo, Surabaya. Kondisi tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu pun membaik. Sehari setelahnya Gus Dur kembali ke Jakarta dan langsung menjalani cuci darah di RSCM. Umar menyatakan, Gus Dur sempat ngobrol dan bersenda gurau bersama sejumlah kerabat yang menemaninya di RSCM. ''Beliau kan humoris. Jadi, walaupun agak sulit bicara panjang, beliau sempat bersenda gurau. Tidak ada firasat khusus karena saya kan adiknya. Jadi, kami berbicara yang enteng-enteng dan bercengkerama seperti biasa,'' kata Umar. Adik keempat Gus Dur itu kali terakhir memantau medical record tokoh yang dikenal kontroversi itu pada Sabtu dan Minggu. Umar berpendapat bahwa kondisi Gus Dur sebelum operasi, yakni pada Senin, cukup stabil. Hal itu terbukti dengan tidak adanya laporan khusus yang disampaikan tim medis RSCM kepada dirinya. ''Saya waktu itu keluar kota sampai Selasa. Tapi, tidak ada yang menghubungi. Asumsi saya semua baik-baik saja,'' ujarnya. Lalu apa penyebab utama kematian Gus Dur secara medis? Setelah mendapat laporan dari RSCM, kata Umar, Gus Dur meninggal karena ada penyumbatan di salah satu pembuluh darah. Mewakili keluarga besar Abdurrahman Wahid, Umar yang didampingi adik kelima Gus Dur, Aisyah Hamid Baidlowi, meminta agar semua pihak memaafkan segala kesalahan beliau semasa hidup. Keluarga juga secara khusus mengapresiasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyerukan aksi berkabung nasional. ''Dukungan ini menguatkan ketabahan kami melewati masa-masa berkabung,'' ujar Aisyah. Tahlil 15 Malam di Ciganjur Suasana duka juga terlihat di Ciganjur, Jakarta Selatan, tempat kediaman Gus Dur. Hujan mengguyur Jakarta Selatan sejak sore. Sepanjang jalan menuju kediaman Gus Dur, masyarakat tumpah ruah. Mereka ingin memberikan penghormatan terakhir kepada presiden keempat RI tersebut. Bukan hanya itu. Masjid-masjid lokal di sekitar kediaman Gus Dur penuh dengan jamaah. Mereka memanjatkan doa dan tahlil, demi Gus Dur. Kegiatan masyarakat sekitar Ciganjur itu juga untuk memberikan penghormatan kepada Gus Dur. Di rumah duka, sejumlah tokoh penting telah hadir untuk memberikan penghormatan. Mantan Presiden B.J. Habibie juga tampak melayat. Begitu pula mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang hadir bersama suami, Taufiq Kiemas. Mega datang dengan mengenakan baju khas merahnya. Beberapa tokoh lain, mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Menristek A.S. Hikam, mantan Menteri Agama Quraish Shihab, mantan Ketua BPK Anwar Nasution, dan Ketua Wantimpres Adnan Buyung Nasution juga hadir. Keponakan Gus Dur, Muhaimin Iskandar, juga tiba di rumah duka. Ribuan warga juga memadati rumah duka. Sebagian besar adalah para jamaah NU. Kompleks Al Munawwaroh yang merupakan kediaman Gus Dur penuh sesak. Jamaah di Masjid Al Munawwaroh terus-menerus mendengungkan tahlil dan tahmid sambil menunggu kedatangan Gus Dur. Pukul 22.10 WIB, mobil ambulans yang membawa jenazah Gus Dur tiba. Istri Gus Dur, Shinta Nuriyah, terlihat terus setia mendampingi almarhum. Kain hijau yang menutupi peti Gus Dur sejak dari RSCM masih membalut. Saat tiba, gema tahlil dan tauhid semakin kencang. Para warga yang sudah memadati kediaman ikut mengumandangkannya. Mereka tampak berdesakan ingin melihat peti yang membawa Gus Dur. Sejumlah warga tampak menangis mengiringi peti jenazah Gus Dur menuju rumah duka. Pengurus Banser Cabang Jakarta Selatan Idham Cholied menyatakan, kepergian Gus Dur meninggalkan duka mendalam. Demi memberikan jalan yang mudah bagi Gus Dur, dirinya menginstruksi warga NU untuk melakukan tahlil 15 hari berturut-turut. Seperti apa pendapat para tokoh atas sosok Gus Dur? Adnan Buyung menilai Gus Dur sebagai sosok spesial. Pemikiran utama Gus Dur adalah terkait pluralisme. Itu keinginan yang terus dibawa Gus Dur meski dirinya telah lengser sebagai presiden. "Cita-cita pluralisme beliau harus kita teruskan dan kembangkan. Itu yang menjadi pemikiran utama Gus Dur saat ini," kata Adnan. Mantan Presiden BJ. .Habibie menilai Gus Dur adalah sosok terbuka dalam segala hal. Gur Dur adalah tokoh yang berani menyampaikan kebenaran sekalipun itu mengundang reaksi negatif atasnya. "Gus Dur itu blak-blakan dan jujur," kata Habibie. Pada pukul 22.55, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama rombongan tiba di rumah duka. Hanya beberapa saat setelah SBY tiba, Megawati bersama rombongan meninggalkan rumah duka. Pengawalan di rumah duka memang ekstraketat. Selain para Banser dan Garda Bangsa yang berbasis NU, satu satuan setingkat kompi dari Kodam Jaya dan dua peleton pasukan Marinir berada di lokasi. Pengamanan semakin diperketat saat Presiden SBY tiba. Para kesatuan TNI tersebut membentuk pagar hidup untuk memberikan jalan kepada SBY. Para wartawan tidak bisa memasuki kediaman karena penjagaan itu. Mereka berkumpul di samping Masjid Munawwaroh sambil menunggu tokoh-tokoh yang melayat. Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto tampak hadir sekitar pukul 23.00. Rombongan presiden hanya sekitar 15 menit di rumah duka. SBY saat itu didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Terdapat Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menko Kesra Agung Laksono. Kapolri Bambang Hendarso Danuri juga hadir. Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi juga hadir bersamaan dengan rombongan presiden. (git/bay/aga/ zul/iro) Sumber: http://www.jawapos. co.id/