AH  MASAAAAAAAAKKK IYA




On Tuesday, February 11, 2014 9:35 AM, Ananto <pratikno.ana...@gmail.com> wrote:
 
  
Sentuhan Gus Dur Jadi Kunci Kesuksesan
Sejumlah Tokoh
 
Siapa yang tak kenal Mahfud MD, mantan ketua
Mahkamah Konstitusi (MK) yang selama menjabat telah menunjukkan konsistensinya
dalam mengawal hukum di Indonesia. Publik juga mengenal KH Said Aqil Siroj,
ketua umum PBNU, yang dengan setia mengawal NKRI dan kemajemukan di Indonesia.

Itulah beberapa contoh tokoh nasional yang besar dengan sentuhan tangan Gus
Dur. Tanpa sentuhan Gus Dur, mereka-mereka itu belum tentu memperoleh
pencapaian seperti itu. Bagi Kiai Nuril Arifin, sahabat Gus Dur yang dikenal
dengan pasukan berani matinya ini, kemampuan Gus Dur dalam merawat dan mengawal
kader-kadernya sehingga menjadi tokoh, baik di nasional maupun daerah merupakan
salah satu bukti kewalian.

“Seorang wali tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi bagaimana memberdayakan
masyarakat,” katanya.

Tak terhitung para kader Gus Dur yang berkiprah dalam berbagai bidang, dari
kiai dan ulama, birokrat, politisi, ilmuwan, aktifis LSM dan lainnya. Tak harus
selalu dikenal oleh publik, peran-peran yang mereka jalankan di masyarakat
dengan sentuhan kemanusiaan merupakan kelanjutan dari cita-cita Gus Dur yang
terus dihidupkan.
 
Kezuhudan Gus Dur 
 
Soal kezuhudan Gus Dur, Gus Nuril, panggilan
akrabnya, mengatakan, jarang ada orang yang bisa seperti mantan ketua umum PBNU
ini. Ia menuturkan, suatu ketika, menjelang lebaran kurang dari satu hari, ia
disambati Gus Dur karena tidak punya uang, padahal Idul Fitri sudah menjelang.

“Sampean enak, tiap ceramah pasti dapat sangu. Sekarang ini, saya ngak punya
uang sama sekali,” kata Gus Dur.

Kebetulan, saat itu, ia sedang memegang uang tiga juta. Dua juta diberikan pada
Gus Dur, lalu yang sejuta buat dirinya sendiri. Belum sempat beranjak dari
tempat duduknya, tiba-tiba ada tamu yang datang, dan menyampaikan mau membuat
tempat wudhu di musholla, tetapi tidak punya uang. Tanpa pikir panjang, Gus Dur
memberikan uang 1.5 juta.

Gus Dur juga pejuang kemanusiaan sejati. Ia memberi bantuan kepada siapapun
tanpa melihat asal usul, agama atau golongan. Banyak orang ketika memberi
bantuan, masih melihat agamanya apa, lalu kemudian masih dilihat golongannya
atau partainya apa, Gus Dur menempatkan sisi kemanusiaan diatas segalanya.

“Sifat-sifat seperti ini merupakan sifat yang dimiliki oleh para wali, yang
menempatkan rahmat bagi semua orang diatas kepentingan sempit,” tandasnya.

Ia mengaku sudah akrab dengan Gus Dur sejak kecil. Karena keyakinannya akan
kewalian Gus Dur inilah yang membuat ia terus mendukung dalam masa-masa krisis
kepemimpinan, ketika banyak orang sudah mulai menyingkir dari sekitar untuk
menyelamatkan diri masing-masing.

“Dan apa yang saya lakukan ternyata benar, terbukti setelah Gus Dur meninggal,
semua mengakui peran dan jasanya,” tandasnya. []
 
Penulis: Mukafi Niam


-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke