Zawawi Imron: Kita Ambil Api Sejarah, Bukan Abunya

Senin, 01/12/2014 11:07







[image: Zawawi Imron: Kita Ambil Api Sejarah, Bukan Abunya]






Jombang, *NU Online*
Budayawan asal Madura D. Zawawi Imron memberi semangat para santri agar
selalu belajar dari sejarah. Tapi, menurutnya, yang harus diambil adalah
api atau semangat meneruskan sejarah, bukan debunya sebagai cerita dan
kebanggaan saja.


"Kita ambil apinya sejarah, bukan abunya," kata penyair ini di depan ribuan
santri Pondok Pesantren Tebuireng pada acara Pengajian Resolusi Jihad,
Sabtu (29/11) malam, di Masjid Jami’ Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.


"Baik mana abu dengan apinya?" tanya Zawawi kepada para santri. Serentak
santri menjawab "Api!" Zawawi Sukses memantikkan semangat para santri malam
itu.


Penyair berjuluk “Celurit Emas” ini juga menceritakan betapa kejamnya para
penjajah menginjak-injak bangsa Indonesia. Belanda dengan rodi dan Jepang
dengan Romushanya. Para bangsawan, rakyat, petani, raja-raja, agamawan
turut serta dalam melawan penjajahan tersebut.


"Dalam perjuangan tersebut, selalu melibatkan kaum santri, misalkan saja
pangeran Diponegoro yang melibatkan Kiai Mojo sebagai penasihatnya dan
kiai-kiai dan santri-santri mulai di Jawa," ceritanya sembari menegaskan,
agama Islam  menolak penjajahan dan kesewenang-wenangan. Islam mencintai
keadilan yang menjadi substansi dari perjuangan pesantren.


Zawawi Imron lalu menerangkan kronologi resolusi Jihad dan pengaruh
Hadratussyaikh bersama kiai-kiai dan santri-santri Jawa-Madura dalam
mempertahankan kemerdekaan. D. Zawawi Imron juga menyinggung peran
Tebuireng dari masa ke masa yang menelurkan putra-putra terbaik bangsa
termasuk KH Abdul Wahid Hasyim.


"Datangnya tentara sekutu kembali ke Indonesia ditangkap cepat oleh seorang
Kiai Besar, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari dan langsung mengumpulkan para
kiai," terangnya.


Zawawi dalam kesempatan itu mendorong para santri untuk meneruskan
perjuangan para pendahulu Tebuireng. "Di Tebuireng ada tiga pahlawan
nasional mulai dari kakek, anak dan cucu ikut andil besar dalam perjuangan
bangsa. Ini harus diambil hikmahnya," tuturnya.


"Bayangkan kalau 2700 santri Tebuireng sekarang ini, kalau mendapatkan
apinya sejarah maka insya Allah Indonesia ke depan akan disinari semangat
resolusi jihadnya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari," tambahnya disambut
tepuk tangan riuh para santri.


Sebelum menutup ceramah, D. Zawawi Imron berpesan kepada santri untuk
berakhlak baik dan berkata-kata indah. Terakhir bersama dengan 2700 santri
Tebuireng ia membaca shalawat. *(Abror/Mahbib)*






Sumber:


http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,56070-lang,id-c,nasional-t,Zawawi+Imron++Kita+Ambil+Api+Sejarah++Bukan+Abunya-.phpx






--
http://harian-oftheday.blogspot.com/


"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke