Gus Dur Mengangkat Ekonomi Warga NU





Mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sangat berjasa mengangkat
ekonomi warga NU dengan gagasan-gagasan yang dirintisnya. Namun tidak
banyak pihak yang mengkaji peran pemberdayaan ekonomi yang dilakukan KH
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) selama menjabat tiga periode ketua umum PBNU.
Padahal,




Demikian diungkapkan Peneliti The Wahid Institue Nurun Nisa dalam diskusi
kelompok kajian “Epistemologi Gus Dur” di Kantor The Wahid Institute.
Menurut Nisa, Gus Dur selalu berupaya mengerem laju konglomerasi dan
kebijakan ekonomi Orde Baru yang sangat berorientasi pada kepentingan kelas
pemodal.






"Selama menakhodai NU, Gus Dur telah melakukan langkah-langkah gebrakan
dalam bidang ekonomi dengan mendirikan BPR (Bank Perkreditan Rakyat)
Nusumma, bekerja sama dengan Bank Summa milik pengusaha Edward
Soeryadjaya," tutur Nisa yang menjadi pemateri dalam diskusi bertema “Gus
Dur dan Perannya dalam Pemberdayaan Ekonomi Ke-NU-an” ini.




Visi di balik pemikiran Gus Dur, menurut Nisa’, adalah ekonomi kerakyatan,
yaitu orientasi ekonomi yang memihak pengusaha gurem dan rakyat lemah.
Namun cita-cita Gus Dur memang tidak seratus persen berhasil. Dari 2000 BPR
yang direncanakan, baru terealisir belasan saja.




"Jasa Gus Dur yang lain adalah membentuk Lakpesdam (Lembaga Kajian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia). Lembaga ini dirancang untuk merintis
berbagai percontohan pengembangan ekonomi dan merangsang iklim

kewirausahaan di kalangan warga NU," tandasnya.




Sementara itu, Saiful Arif, peneliti dari Pesantren Ciganjur menyatakan, di
bawah tekanan hegemonik Orde Baru, kerja-kerja pemberdayaan Gus Dur di NU
memang menemui kesulitan berarti.




"Pemikiran ekonomi Gus Dur tergolong visioner pada masanya. Pemikiran
ekonomi Gus Dur merupakan kritik terhadap ekonomi pembangunan yang terlalu
berkiblat pada pertumbuhan, dan bukan keadilan dan pemerataan," tutur Arif.
[]






(min)






--
http://harian-oftheday.blogspot.com/


"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Reply via email to