Kiai Sya'roni Terangkan Amalan Rabu Wekasan

Senin, 15/12/2014 11:01






[image: Kiai Sya'roni Terangkan Amalan Rabu Wekasan]






Kudus,* NU Online*
Tanggal 17 Desember nanti merupakan hari Rabu terakhir bulan Shafar 1436 H
atau lazim disebut "Rabu Wekasan”. Pada hari itu, umat Islam perlu
melaksanakan amalan-amalan kebaikan seperti berdoa, bersedekah, ataupun
shalat sunnah untuk meminta keselamatan kepada Allah SWT.


Demikian yang disampaikan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
KH.Sya'roni dalam acara pengajian rutin Tafsir Al-Qur'an di Masjid Al Aqsha
Menara Kudus, Jumat pagi  (5/12).


Kiai Sya'roni mengutip penjelasan dalam kitab *al-Jawahir al-Khams *bahwa
Allah akan menurunkan 320.000 musibah setiap tahun dalam hari Rabu wekasan.
Karenanya, para ulama selalu mendekatkan diri (*taqarrub*) kepada Allah
dengan meminta keselamatan kepada-Nya.


"Yang mendatangkan *balak* (musibah) itu yang mendatangkan Allah, maka kita
harus mendekat meminta *kawelasan* (kasih sayang) dari Allah," terangnya.


*Jangan Ngawur*


Dalam menjalankan amalan Rabu Wekasan, ulama kharismatik asal Kudus ini
mengingatkan supaya tidak melenceng jauh dari ajaran agama Islam. Di antara
yang lazim dilakukan, kata Kiai Sya'roni, adalah membaca doa Rabu Wekasan,
melaksanakan shalat sunnah dan banyak sedekah.


"Jangan sampai amalannya ngawur, harus berdasarkan tuntunan agama. Semua
amalan ini bertujuan untuk tolak balak," ujar Kiai Sya'roni.


Pada Rabu Wekasan, umat Islam disunnahkan mandi tolak balak dan shalat
empat rakaat dengan dua salam. Dalilnya shalat, terang Kiai Sya'roni, ayat
Al-Qur'an yang artinya wahai orang Islam minta pertolongan kepada Allah
dengan sabar dan shalat.


"Tetapi harus ingat, istilah shalat Rabu Wekasan itu tidak ada. Jadi kita
semua bisa shalat sunnah seperti shalat hajat, tahajud, maupun
lainnya,"tandas Kiai Sya'roni.


Dalam berdoa, jelas Kiai Sya'roni, terdapat etika atau cara lain yakni
menulis kalimat berbahasa Arab yang berisi beberapa ayat al-Qur'an
mengandung doa  dengan awalan kata "salamun". Seperti, ayat *salamun qoulan
min rabbir rahim, salamun ala nuuhin fil alamin, salamun ala ibrohim,
salaamun ala musa waharuun *dan seterusnya.


"Kalimat itu di tulis di atas kertas dengan niat berdoa meminta keselamatan
dan kawelasan Allah. Lalu dicampur air dan dibacakan doa Rabu Wekasan
sehingga airnya disebut ‘air salamun’. Amalan semacam ini diperbolehkan,"
imbuh Kiai Sya'roni di hadapan ribuan jamaah yang memenuhi Masjid al-Aqsha
Menara Kudus. *(Qomarul Adib/Mahbib)*






Sumber:



http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,56344-lang,id-c,nasional-t,Kiai+Sya+roni+Terangkan+Amalan+Rabu+Wekasan-.phpx




--
http://harian-oftheday.blogspot.com/


"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke