Warisan Ulama Nusantara, Santri Didorong Lestarikan Ngalogat

Sabtu, 04/07/2015 14:01






[image: Warisan Ulama Nusantara, Santri Didorong Lestarikan Ngalogat]






Tasikmalaya, *NU Online*
Pengajar di Pondok Pesantren Sukahideng Ali Abdul Kholiq yang juga senior
IPNU Tasikmalaya mengatakan, bahwa ngalogat atau ngabsahi adalah karya
hebat yang sangat luar biasa, karya ulama nusantara yang harus dilestarikan
para santri.


Hal itu ditegaskannya dalam Acara memperingati malam Nuzulul Qur’an di
Pondok Pesantren Sukahideng, Sukarame, Tasikmalaya, Jum’at (3/7) atau 17
Ramadlan 1436 H.


Ali menerangkan, Ngalogat adalah karya Sunan Ampel yang diteruskan oleh
sunan giri, dengan memakai kitab kuning. Kitab berwarna kuning itu dipilih
karena dahulu alat penerangnya adalah obor atau cempor.


“Jadi kalau putih kurang begitu terlihat, jadi diambilah kitab yang
berwarna kuning itu yang sampai sekarang populer dengan istilah kitab
kuning,” jelasnya.


Kemudian ke generasi berikutnya, lanjutnya, ada seorang Ulama hebat dari

Bangkalan Kiai Kholil yang meneruskan tradisi itu. Ngalogat adalah suatu
metode yang menggabungkan atau memadukan makna mufrodati dan makna qowaidi.


“Dengan tulisan arab pegon dan beliau merumuskan rumus rumus ngalogat
seperti utawi, iki, iku, eta, tetep kana, anu, tegesna, barina dan
sebagainya,” kata Ali.


Kemudian, imbuh Dosen asal Cipasung ini, KH Kholil punya Santri yaitu KH
Hasyim Asy’ari Pendiri Nahdlatul Ulama. Di tangan Mbah Hasyim akhirnya
menyebar tradisi ini ke pesantren-pesantren yang ada di Nusantara ini. *(Husni
Mubarok/Fathoni)*






Sumber:


http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,2-id,60622-lang,id-c,daerah-t,Warisan+Ulama+Nusantara++Santri+Didorong+Lestarikan+Ngalogat-.phpx






--
http://harian-oftheday.blogspot.com/


"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Reply via email to