ANGGOTA AHWA

Profil Ahwa: KH Makhtum Hannan, Cirebon


Rabu, 05/08/2015 18:07






[image: Profil Ahwa: KH Makhtum Hannan, Cirebon]






KH Makhtum Hannan dilahirkan di Cirebon, 13 Juni 1938 dari pasangan KH
Abdul Hannan dan Nyai Solihah. KH. Abdul Hannan adalah putra Kiai Toyyib
bin Kiai Masina bin Kiai Juman bin Kiai Mansur bin Kiai Abbas bin Kiai
Subki bin bin Kiai Kamali bin Kiai Abdurrahim bin Syeikh Abdul Latif bin
Mas Buyut bin Sunan Ratna Geulis/Kikis bin Sunan Raja Desa bin Sunan Bahuki
bin Khatib Arya Agung bin Dalem Suka Hurang bin Sayid Maulana Faqih Ibrahim
bin Syaikh Abdul Muhyi --- Sunan Giri bin Maulana Ishaq.


KH Makhtum belajar ilmu agama pada ayahnya, KH. Abdul Hannan, pamannya, KH.
Masduki Ali dan juga kakanya KH. Amrin Hannan. Selain itu, ia pernah
belajar di Pondok Pesantren Kaliwungu pada Kiai Abu Khaer Pasarean, Kiai
Subki, dan Ust. Fadhil. Juga mesantrrn di Pondok Pesantren Lasem di bawah
asuhan Syeikh Masduki dan Syeikh Mansur bin Khalil.


Sepulang mesantren KH. Makhtum Hannan meneruskan pondok pesantren ayahnya
di Babakan Ciwaringin – Cirebon. Tahun 1960 bersama kiai-kiai lain
mendirikan Madrasah al-Hikamus Salafiyyah (MHS) tingkat, Ibtidaiyyah,
Tsanawiyyah, Aliyyah, dan Ma'had Ali.


Tahun 1963 KH Makhtum Hannan bersama pengasuh Pesantren Babakan Ciwaringin
lainnya mendirikan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model. KH Makhtum
mendirikan Jamiyyah Hadiyu dan Istighatsah. Cabang-cabangnya tersebar di
seluruh wilayah tiga: Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu.  Bahkan
jaringannya sudah tersebar di Jawa maupun Luar Jawa.


Sejak tahun 1996 setiap malam Jum'at KH Makhtum Hannan memimpin istighatsah
bertempat di Maqbarah KH. Abdul Hannan. Setiap bulannya diadakan
Istighatsah Kubro yang diikuti ribuan orang dari pelosok-pelosok Desa dan
luar daerah.


Di samping mengajar santri putra-putri, setiap hari selama 12 jam KH

Makhtum Hannan sibuk melayani tamu dari semua lapisan masyarakat yang
datang dengan pelbagai macam keperluan dan kepentingan: pejabat, pengusaha,
pedagang, petani, pengurus organisasi, mahasiswa, bahkan tamu-tamu dari
luar negeri. Mereka umumnya meminta nasihat, masukan, dan doa agar segala
tujuan dan kepentingannya tercapai.


Melalui pendekatan hikmah, KH Makhtum banyak memberikan pendampingan kepada
pengusaha, pedagang, petani dan nelayan. Banyak dari mereka yang sukses dan
berhasil. *(Jamaluddin Mohammad)*






Sumber:


http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,61428-lang,id-c,nasional-t,Profil+Ahwa++KH+Makhtum+Hannan++Cirebon-.phpx






--
http://harian-oftheday.blogspot.com/


"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke