Sebagian bertanya, "Mengapa saya merasa perlu mengungkap Salafiyyah ?"

Selain keanehan mereka  ketika memasuki bulan Rabiul Awwal dengan penuh amarah 
dan berdasarkan buku-buku,  berita/tulisan situs-situs yang saya pelajari saya 
menemukan beberapa keanehan salah satunya,

Kaum salafiyyah / wahabi karena amarahnya melihat muslim bermaulid Nabi sering 
menyampaikan bahwa "Nabi Maupun Wali Adalah Manusia Biasa, Tidak Berhak 
Disembah! "
lihat contoh http://www.almanhaj.or.id/content/2709/slash/0

Padahal kalimat sebaiknya adalah "Nabi maupun Wali adalah manusia, tidak berhak 
disembah". Bukannya "Manusia Biasa" !.   Keterlaluan.

Juga kalimat tersebut bisa mempunyai arti  lain bahwa manusia luar biasa berhak 
disembah.  Ini mengingatkan saya kepada kepercayaan orang-orang Yahudi & 
Orang-Orang Musyrik bahwa "Manusia dalam perwujudan yang tinggi menyerupai 
Tuhan" lihat tulisan di  
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/03/31/2010/02/03/penghambaan-sesama-manusia/

Inilah keteledoran yang keluar secara natural.

Saudara-saudara ku  Wahabi / Salafi / Salafiyyah   (bukan yang dimaksud salaf) 
mengelompokkan saudara muslim lainnya Ahlu bid'ah namun mereka tidak paham 
dengan bid'ah. Apakah kita biarkan ?

Dikarenakan mereka menganggap saudara muslim lainnya sebagai ahlul bid'ah maka 
mereka memutus silaturahim, meng-hajr (boikot/isolir) atau tindakan-tindakan 
lainnya. Padahal semua itu karena mereka tidak paham tentang bid'ah.

Dan sesungguhnya pelabelan  "Ahlul bid'ah" adalah pelabelan secara halus yang 
sesungguhnya bisa diartikan  sebagai "kamu sesat",  karena mereka tahunya bahwa 
sekalian bid'ah adalah sesat.

Kaum salafiyyah diindoktrinasi oleh syaikh-syaikh mereka dengan pernyaatan sbb: 
 "Jangan mengambil ilmu agama dari ahli bid'ah, karena mereka akan menyesatkan, 
baik disadari atau tanpa disadari. Sehingga hal ini akan mengantarkannya kepada 
jurang kehancuran"  Lihat contoh : 
http://www.almanhaj.or.id/content/2602/slash/0

Dengan pengaruh ini maka pengikut salafiyyah akan "menutup diri" dengan 
pemahaman saudara-saudara muslim lainnya. Andaikata pemahaman mereka 
sesat/keliru maka sulit bagi saudara-saudara muslim diluar mereka memberikan 
nasehat.

Kalau jam'ah/majlis yang menutup diri seperti ini biasanya mengarah ada sesuatu 
yang disembunyikan.  Dari sejak dahulu seorang yang mempelajari agama bebas 
berganti guru/syaikh karena sesungguhnya dasar pegangan adalah sama yakni 
Al-Qur'an dan Hadits. Yang berbeda dari guru/syaikh adalah semata-mata besarnya 
karunia al hikmah yang telah dianugerahi Allah sesuai dengan firmanNya yang 
artinya,

"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As 
Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi 
hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya 
orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)" 
(Al-Baqarah - 269)

Apakah mereka menjamin bahwa Allah hanya menganugerahkan al-hikmah hanya 
dikalangan syaikh-syaikh mereka saja ?

Orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik sudah paham mereka tidak dapat 
"mengutak-utik" ayat-ayat Al-Qur'an karena terjaga sampai akhir zaman. Hal yang 
mungkin mempengaruhi bagi umat Islam adalah di tataran pemahaman/pemikiran  
(ghazwul fikri).

Mengingat firman Allah yang artinya, "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang 
paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang 
Yahudi dan orang-orang musyrik" (Al Maaidah: 82).

Saya menduga semua keanehan ini,  tanpa kita sadari,  bisa jadi ulah 
orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik.  Ketika mereka berupaya menjatuhkan 
khalifah Turki Ustmani, mereka sebenarnya yang turut mengangkat kembali 
pemahaman Syaikh Ibnu Taimiyah bersama Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang 
mempunyai kepentingan membantu kekuasaan cikal bakal keluarga saudi. Lihat 
tulisan di http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/03/31/2010/02/23/bahaya-laten/

Orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik tentu paham bahwa pemahaman Syaikh 
Ibnu Taimiyah ditolak banyak ulama pada zamannya, sehingga dengan mengangkat 
kembali pemahaman ini akan terjadi konflik diantara umat Islam di kemudian hari.

Bahkan menurut info mereka pun turut membantu mencetak kembali karya-karya Ibnu 
Taimiyah, sehingga umat Islam pun dengan mudah mendapatkannya.

Bahkan di Arab sendiri buku-buku untuk menyebarluaskan paham wahabi / salafi / 
salafiyyah dibagi-bagikan secara gratis.

Pertimbangan lain adalah sebuah  hadist tentang Imam Mahdi akan berperan 
sebagai panglima perang ummat Islam di akhir zaman. Beliau akan mengajak ummat 
Islam untuk memerangi para Mulkan Jabriyyan (Para Penguasa Diktator).

"Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia 
(Iran), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum, dan 
Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal,dan Allah beri 
kalian kemenangan." (HR Muslim 5161)

Wallahu a'lam.

Selanjutnya lihatlah tulisan untuk saudaraku salafiyyah di 
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/04/21/saudaraku-salafiyyah/

Wassalam

Zon di Jonggol
http://mutiarazuhud.wordpress.com

Kirim email ke