Dirgahayu 65 Tahun RI!
Merdeka!

Islamis Itu Nasionalis 

Sudah menjadi fakta sejarah nasional bahwa kemerdekaan yang direbut dari tangan 
penjajah, 
mayoritas diperjuangkan oleh umat Islam yang dipimpin oleh para tokohnya dari 
berbagai kalangan; 
seperti para ulama, kiai, ustaz, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Mengusir 
penjajah, bagi kaum 
Muslimin, bukanlah semata-mata panggilan Ibu Pertiwi maupun Tanah Air, akan 
tetapi terlebih lagi 
merupakan panggilan suci yang bersumberkan dari ketauhidan dan keimanan.

Islam adalah ajaran yang menentang segala bentuk penjajahan dan perbudakan 
dalam seluruh 
tatanan kehidupan. Tidak boleh satu suku bangsa merasa lebih baik daripada 
bangsa lainnya.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah, Rasulullah SAW menegaskan, 
''Wahai sekalian 
manusia, sesungguhnya kalian semua berasal dari Adam dan Adam berasal dari 
tanah. Tidaklah 
orang Arab lebih baik dari orang-orang 'Ajam (non-Arab) dan tidak pula orang 
yang berkulit putih 
lebih baik daripada orang yang berkulit hitam, kecuali ketakwaannya kepada 
Allah SWT.''

Penegasan Rasulullah SAW itu merupakan salah satu implementasi firman Allah SWT 
yang terdapat 
dalam Alquran (QS Al Hujuraat;49:13), ''Hai manusia, sesungguhnya Kami 
menciptakan kamu dari 
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa 
dan bersuku-suku 
supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara 
kamu di sisi Allah ialah 
orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui 
lagi Maha Mengenal.''

Perlawanan terhadap PKI Muso 1948, Gestapu PKI, gerakan separatis menunjukkan 
bahwa umat Islam
adalah nasionalis tulen. Tidak ada dikotomi atau pemisahan antara Islam dan 
nasionalisme, karena pada
dasarnya nasionalisme itu adalah bagian dari ajaran Islam.

Sungguh amat naif, berpikiran sempit dan ahistoris; orang-orang apalagi para 
pemimpin yang membedakan 
atau bahkan mempertentangkan antara Islam dan nasionalisme dan Islamis dengan 
nasionalis.
Mudah-mudahan kita semua bisa berpikir lebih jernih dan prospektif untuk 
membangun masa depan Indonesia-
Wallahu a'lam bis-shawab. - [lm-10]
( Dikutip dari tulisan KH Didin Hafidhuddin) 
----------------------------------------------------------
l.meilany
170810/7ramadhan1431h

     
             
     



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke