Subject: Kisah Nyata Yang Nanti Jadi Film Tora Sudiro

Friends..Gw udah ketemu langsung sama Pa Dwi dan Ibu Bethania. Waktu  kebaktian di ktr Gw. Wajahnya masih kelihatan menyeramkan (maaf). Dia nggak punya cuping hidung dan ngga punya daun telinga. Waktu Gw shake hands sama beliau jari2nya masih ada yang nempel satu sama lain. 

Kalo ada yang punya kebaktian di ktr ingin dengar kesaksiannnya gw masih ada no telpnya.

Terharu banget...selain kita dengerin gimana kisah Cinta nya.. kita jg dikuatkan oleh kesaksian hidup mereka bahwa kalo kita berjalan bersama Tuhan ngga ada yang mustahil. Anything is possible......

 
Seorang pria bernama Dwi sedari kecil bercita cita menjadi pilot.  Ambisi yang besar serta keinginan membaja dengan tekad bulat,  berhasil mengantarkan dia masuk ke sekolah penerbangan di curug,  tangerang.
Dengan seragam sekolah penerbangan, dia sangat  bangga dengan seragamnya.
Hobi-nya setiap hari adalah mejeng  didepan kerumunan orang banyak, seolah olah mau mengatakan, lihatlah  seragam saya, saya calon pilot !
Aksinya makin membuat dia over  convident ketika bertemu dengan gadis gadis.
Saya calon pilot !  begitulah yang dia selalu ucapkan berkali kali.
Satu ketika dia  bertemu dengan seorang gadis mahasiswi di salah satu perguruan tinggi  teologia, dan berkenalan dengannya. Namanya Bethania Eden, orang ambon.  Perawakannya hitam manis, cara bicaranya sangat santun. Mereka saling  jatuh cinta.
 
Sampai akhirnya Bethania dibawa oleh Dwi untuk  dikenalkan dengan orang tuanya. Baru didepan rumah, Ibu da ri Dwi sudah  menunggu dan langsung melakukan interview live seperti acara breaking  news. Yang pertama ditanyakan sang ibu bukanlah nama, "melainkan berapa  tanggal lahir kamu ?" langsung dihitung oleh sang ibu. Ternyata,  menurut tanggalan jawa, mereka tidak cocok. Pertanyaan kedua adalah  kamu orang mana ? begitu tahu sang Ibu kalau si Bethania itu orang  ambon, matanya langsung melotot.
 
"hei .. orang ambon mesti cari  jodoh orang ambon juga ! tidak boleh cari jodoh dengan orang jawa,  apalagi dengan anak saya !" maklum, si Ibu tidak menyukai orang ambon.  Apalagi orang Batak dan Madura.
Mereka akhirnya pacaran diam  diam. Backstreet way.
 
Menjelang kelulusan Dwi dari sekolah  pilot, dia harus melewati satu ujian, yaitu terbang solo dengan  instrukturnya dengan menggunakan pesawat baru dari Jerman. Sebelum itu,  dia sudah mendapat tawaran pekerjaan dari Garuda Indonesia (karena dia  termasuk siswa cemerlang, bahkan tidak diperlukan test lagi untuk  masuk ke garuda) . Jadi, setelah lulus dia akan bekerja di Garuda. Pagi  hari sebelum ujian, dia sempat menelpon sang kekasih  untuk memberitahukan penerbangannya yang terakhir dalam  sekolah.
 
Dia terbang, didaerah jawa barat. Berjalan beriringan  dengan instrukturnya.
2 pesawat melayang terbang. Keduanya terlibat  percakapan yang asyik, sampai mereka melewati batas zona hijau (  kondisi yang tidak disarankan untuk penerbangan, karena akan melewati  awan putih yang hampa udara ) ketika masuk kedalam  awan, pesawatnya  langsung turun karena hampa udara dan jatuh ke tebing gunung  gede.

Pesawatnya terbakar kedua-nya. Sang instruktur bisa  melepaskan diri dari kebakaran, namun tidak bagi Dwi. Dia terbakar  hidup hidup selama 1 1/2 jam. Instrukturnya tidak bisa menolong karena  api yang terlalu besar. Tapi akhirnya dwi bisa ditolong  juga.
 
Masuk ke rumah sakit Siloam Glenagles, lippo karawaci  yang waktu itu baru berd iri ( tahun 1997 ), dokter sudah memvonis  bahwa hidup dwi paling lama hanya 3 hari, karena luka bakarnya yang  masuk grade 3 ( sangat parah ).
Kondisinya ? lubang hidung menjadi  lebih besar karena kulit sekitar hidung ciut akibat panas, daun telinga  juga demikian.
Belum lagi badannya yang gosong.

Dwi  dimasukan kedalam ruangan isolasi, tenggorokannya terpaksa  dilubangi untuk mengeluarkan asap dari paru parunya. Secara fisik,  tidak mungkin hidup lama.

Si Ambon, kekasihnya ketika datang  kerumah sakit, ditolak mentah mentah oleh ibu Dwi. Dia tidak  diperkenankan masuk keruangan isolasi. Akhirnya dengan sedih dia  menunggu di kapel (ruangan untuk berdoa didekat ruangan isolasi  ).
 
Benar juga, nafas dwi makin lama makin lemah, dan beberapa  saat kemudian, dwi meninggal. Didepan dokter, orang tua dan suster,  mayat dwi diratapi. Disaat yang sama, sang kekasih tidak mengetahui apa  yang terjadi, dia hanya berdoa, Tuhan, tolong dwi, saya mau menerima  dia apa adanya dengan kondisi apapun. Tuhan menjawab doa si  ambon.
 

Mayat dwi tiba tiba duduk tegak sambil berteriak  "Bethania". Kontan saja semua orang disana dibuatnya terkejut. Sang  dokter bertanya, "siapa bethania ?" lalu orang tuanya juga tidak tahu  (karena tidak pernah menanyakan nama si ambon). Akhirnya sahabat dwi  memberitahukan kalau itu nama pacarnya. Akhirnya, si ambon masuk juga,  tapi dia sama sekali tidak
percaya kalau dwi kondisinya sudah  hancur.
Kalau wajah dwi waktu dulu seperti Tom Ming Se,  sekarang berubah seperti Tom Yam.
 
Itulah Dwi, depresi mulai  menyerangnya. Dia tidak mau lagi bertemu dengan orang orang. Dia mulai  putus asa. Berteriak kepada Tuhan dari ruang isolasi, sambil memegang  suratdari Garuda. Disinilah dia "menghardik Tuhan", dan selalu  bertanya, kenapa ? "kenapa saya mesti seperti ini ?"
 
Sang  pacarpun tidak kalah depresinya. Setiap ke rumah sakit, se lalu  ditolak oleh Ibu Dwi, bahkan satu kali, wajah Bethania, diludahi oleh  ibu dwi. Tapi karena Bethania mengasihi dwi, air ludah itu, dia bawa  pulang dan dia doakan berkat bagi ibu dwi. Anda bisa seperti itu  ?

Kesengsaraan fisik dwi, membuat suster di rumah sakit tidak  sampai hati melihatnya. Mereka tidak tahan dengan penderitaan dwi. Tapi  bersyukurlah masih ada bethania, si ambon yang sangat mengasihi  dwi.
 

Satu satunya jalan untuk mendekati dwi, adalah menikah!  akhirnya dia membicarakan kepada orang tua nya, dan mereka tidak  setuju. Lalu dia pergi ke majelis gereja (karena dia masuk pelayanan  sebagai hamba Tuhan), mereka juga tidak setuju.
"Dari sekian  pemuda di gereja ini, masak tidak ada satupun wajah yang layak untuk  kamu?" begitulah ibu majelis bertanya kepadanya. Dan  kesempatan terakhir, adalah berbicara dengan orang tua dwi. Singkat  cerita mereka akhirnya menikah !

2 tahun dirumah sakit  dengan 25 kali operasi plastik, akhirnya dwi diperbolehkan pulang.  Bukan karena dwi sudah sembuh, melainkan dana dari departemen  perhubungan sudah habis untuk biaya berobat dwi di rumah  sakit.
Padahal, jari jari tangan dwi masih menempel karena panas. Jadi  sudah seperti burung pinguin tangannya.
 
Adakejadian lucu  ketika masih di rumah sakit. Satu kali dwi merasa bosan dengan masakan  rumah sakit, dan hendak makan sate ayam. Satu satunya yang jual sate  ayam adalah abang sate yang selalu melintas dibelakang rumah sakit pada  waktu malam. Dwi serta pacarnya berdua menunggu dibelakang rumah sakit.  Dwi waktu itu masih diperban seluruh badannya. Menunggu sekian  lama, membuatnya capek dan hendak duduk di sebuah dahan pohon kamboja.  Dan ketika tukang sate lewat, dwi memanggil abang sate itu, he he yang  ada tukangnya lari tunggang langgang, sampe gerobaknya menabrak tiang  listrik. Besoknya tersebar rumor para pedagang, bahwa malam malam ada  setan di belak ang rumah sakit.
 
Pernah juga dwi tanpa  sengaja tangannya ditarik oleh seorang kru film yang sedang syuting di  rumah sakit. Mereka berpikir, dwi itu figuran mereka. Ternyata mereka  sadar, itu bukan figuran mereka.

Lepas dari rumah sakit, dwi  harus bekerja. Tapi bekerja dimana? kondisi badan seperti itu  (kepalanya botak abis, mukanya masih belang belang) apakah mudah  mendapatkan pekerjaan. Akhirnya ada tawaran sebagai agen asuransi.  Sewaktu di wawancara, dia dipandang sebelah mata oleh si pewawancara.  Target orang "normal" aja sebulan 1 klien. Tapi untuk dwi? 2
bulan 1  client. Tahu apa yang terjadi ? 43 client dia bisa dapatkan hanya dalam  tempo 1 bulan!
 
Bukan hanya dia bekerja, tapi juga dia mau  membagi kesaksian hidupnya kepada semua orang. semangat hidupnya mulai  bangkit. Ketika dia membagikan cerita hidup kepada tentara tentara yang  cacat ( akibat perang dengan GAM ), mereka akhirnya mau kembali lagi  kepada Y esus, dimana sebelumnya mereka menyalahkan Tuhan karena tidak  menyertai mereka berperang. Bahkan tak jarang, clientnya banyak yang  mengikuti Yesus. Tahun 2003 kemarin, dia mendapat predikat agen terbaik  dari tempat asuransi dia bekerja.

Beberapa waktu lalu, Bethania  mendapat pelayanan untuk melayani satu keluarga. Alangkah terkejutnya  keluarga itu melihat suami sang pendeta seperti itu. Namun setelah  diberitahu, mereka baru bisa tenang. Dan salah satu dari anggota  keluarga itu, sangat tertarik untuk membawa cerita dwi menjadi serial  sinetron sepanjang 25 episode. Namun akhirnya tidak jadi.
Orang itu  adalah direktur utama RCTI. Sekarang, Dwi diangkat  menjadi karyawan RCTI ( dengan jabatan khusus ).

Rencana  sinetron tidak jadi, malah diganti untuk diangkat ke layar  lebar. Dengan pemeran utama Tora Sudiro ( memerankan  Dwi sebelum kecelakaan ) dan Artika sari  Dewi ( memerankan Bethania ), sekarang masih  tahap syuting. Dan diperkirakan natal tahun ini sudah keluar  filmnya.
 
kemarin, saya melihat sendiri "korban" kecelakaan  pesawat itu, si Dwi. Dari jauh, saya kira si bos Medco Energi Aifin panigoro ) maklum, kepala dwi khan sekarang pelontos dengan kulit agak  gelap, jadi hampir agak agak mirip. Sedangkan Bethania, sang istri,  sangat cantik ! mereka sekarang dikaruniai seorang anak berusia sekitar  5-6 tahun.

Dwi memang tidak jadi pilot pesawat, tapi sekarang  sudah menjadi pilotnya Yesus. Membawa penumpang dari gelap menuju  terang !
 
 
 
 

Reply via email to