http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/07/23/73653/Arina.Tak.Tahu.Suaminya.Teroris

23 Juli 2009
Istri Noordin M Top Ditangkap
Arina Tak Tahu Suaminya Teroris

SM/dok KOLEKSI BUKU ISLAM : Sejumlah koleksi buku Islam dan buku anti-Amerika 
yang ada di rumah yang ditinggali sosok misterius, diduga Noordin M Top bersama 
keluarga Bahridin. (57)

Setelah bom meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, nama Noordin M Top, 
buron paling dicari jajaran kepolisian Indonesia terutama Densus 88, muncul 
lagi. Beragam spekulasi berkembang seputar keberadaan dia selama ini. Berikut 
laporannya.

SALAH satu wilayah yang saat ini paling santer disebut-sebut sebagai tempat 
persembunyian Noordin adalah sebuah dusun kecil di Kabupaten Cilacap, yaitu 
Dusun Mlela, Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap.

Dugaan bahwa Noordin berada di dusun tersebut karena belakangan muncul sosok 
mesterius yang lebih dari dua tahun tinggal di tempat tersebut. Pria itu 
menikahi salah satu warganya, Arina Rahmah (24). ''Benar tidaknya dia orangnya 
saya tidak tahu. Yang jelas orangnya sangat misterius,'' kata Watim Suseno, 
Kades Pasuruhan.

Ironisnya, di tempat tinggal pasangan tersebut, yang juga merupakan tempat 
tinggal ustad Bahridin (mertua si sosok mesterius), dua pekan lalu ditemukan 
rangkaian bom.

Bom yang dinyatakan polisi mirip dengan yang diledakan di Hotel JW Marriot dan 
Ritz Carlton itu sudah siap ledak. Tinggal ditambah misiu saja bom tersebut 
sudah bisa membunuh orang. ''Hubungan antara kemisteriusan sosok tersebut dan 
adanya rangkaian bom semakin menguatkan dugaan dia adalah Noordin M Top,'' kata 
sebuah sumber.

Dalam kesehariannya, sosok yang diduga Noordin itu sangat tertutup. Dia tidak 
pernah keluar rumah. Kalaupun pergi, biasanya dengan tujuan Yogyakarta, dia 
selalu berangkat malam hari. Dengan begitu tidak ada orang yang melihat 
bagaimana tampangnya. Bahkan kepada istrinya, Arina,  pria itu juga sangat 
tertutup. Dia mengaku bernama Ade Abdul Halim dari Makassar, Sulawesi.
''Si anak dan ibunya (istri Bahridin) tidak banyak tahu seputar pria itu. Kalau 
mereka tanya ini-itu tentang dia Bahridin selalu menjawab ini urusan pria. 
wanita tidak usah ikut-ikut,'' kata sumber tersebut.

Arina, menurut keterangan yang diperoleh, tak tahu bila suaminya adalah orang 
yang sedang dicari polisi. Keterangan itu diperkuat pernyataan anggota Tim 
Pengacara Muslim (TPM) Ahmad Kholiq. "Dia tahunya bukan Noordin M Top. Yang dia 
tahu suaminya itu bernama Abdul Halim," kata dia.

Saat menikah pun, pengantin pria tidak hadir. Arina hanya tahu dirinya 
dinikahkan dengan sosok tertentu oleh ayahnya. Dari pernikahan di tahun 2005 
silam itu lahirlah dua anak, yakni Kholwah (2) dan Daud (3).

Kini, polisi tengah memburu lelaki mesterius tersebut. Bersama ayah mertuanya, 
Bahridin (pengasuh ponpes Al Muaddib) dan rekannya Agus Mudjiono, sosok yang 
diduga Noordin itu melarikan diri sebelum Densus 88 mendatangi rumah mereka 
pada 23 Juni lalu.

Dan, sekitar tiga minggu kemudian hotel JW Marriot dan Ritz Carlton meledak 
oleh bom yang mirip dengan bom yang ditemukan di rumah Bahridin dan si sosok 
mesterius. Adakah hubungannya? Apakah memang dia adalah Noordin?
Tak Lelah

Satuan Khusus Antiteror Mabes Polri Detasemen Khusus 88 (Densus) tidak kenal 
lelah memburu semua tersangka teroris yang masuk dalam daftar pencarian orang 
(DPO), termasuk Noordin. Setelah gagal menangkap Bahridin Latif (60), pengasuh 
Ponpes Al Muaddib, Dusun Mlela, Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Rabu (22/7) 
sekitar pukul 10.00, Densus kembali mengerahkan pasukan ke desa tersebut.

Kedatangan Densus kali ini ditujukan untuk menjemput istri dan anak Bahridin. 
Begitu datang, sekitar 20 anggota densus yang berseragam hitam, memakai rompi 
dan senjata laras panjang langsung bergerak cepat. Dengan senjata terangkat, 
mereka melakukan penyisiran. Warga yang ditemukan di sekitar lokasi diminta 
menyingkir dengan cara ditodong senjata. Sontak ini membuat sejumlah warga 
takut dan menyingkir dari lokasi ponpes. Sejumlah siswa TK yang ada di dekat 
Ponpes menangis.

Saat menyisir tiap sudut ponpes untuk mencari keberadaan istri Bahridin (Ny 
Rahayu Anggraeni) dan anaknya (Arina Rahmah) mereka menemukan seorang pria yang 
tengah mengecat tembok depan masjid yang ada di kompleks ponpes. Pria tersebut, 
belakangan diketahui bernama Mahfudz, pengurus yayasan pendidikan di Ponpes 
tersebut. Dia pun langsung digiring.

Saat sebagian menyisir kompleks ponpes, sebagian lainnya menyisir rumah Wasum 
(saudara ipar Bahrudin Latif) yang berada di sebelah timur ponpes. Di rumah 
tersebut, Densus 88 menemukan istri Bahridin dan anaknya. Mereka langsung 
membawa Rahayu Anggraeni (55), Arina (24), serta dua anak Arina masing-masing 
Kholah (2 tahun) dan Daud (3).

Mereka dibawa ke sebuah tempat yang sampai sekarang belum diketahui 
keberadaannya. Dalam penangkapan. Densus 88 sempat mendobrak salah satu pintu 
rumah Wasum. Operasi densus kali ini tidak berjalan lama, sekitar 30 menit. 
Pada pukul 10.30 WIB mereka pergi.

Penjemputan istri dan anak Bahridin ini dibenarkan oleh Kades Pasuruhan, Watim 
Suseno mengatakan, penjemputan diperkirakan dilakukan sebagai bagian 
pengumpulan informasi di mana Bahridin berada. ''Densus tadi memang datang ke 
sini, menjemput istri dan anak Bahridin,'' kata Watim.

Saat akan pergi membawa mereka yang dijemput, kades sempat protes karena 
Mahfudz awalnya juga akan ikut dibawa. Padahal berdasarkan surat perintah, yang 
diminta dijemput adalah istri dan anak Bahridin.

''Saya sempat protes karena perintahnya ambil dua kok yang dibawa tiga. 
Akhirnya saudara Mahfudz, yang sempat diborgol tangannya, dibebaskan dan tidak 
jadi dibawa,'' jelas Watim.

Bahridin sendiri saat ini memang tengah dicari. Selain dia, densus juga memburu 
menantunya (identitas misterius dan diduga Noordin M Top) serta salah satu 
santrinya Agus Mudjiono. Ketiganya berhasil kabur saat densus berusaha 
menangkap mereka pada 23 Juni lalu.
Teman Ditangkap

Sementara itu, Densus 88 kemarin juga menangkap Achmady, yang disebut-sebut 
sebagai teman dekat Bahrudin Latif, Rabu (22/7). Setelah ditangkap di suatu 
tempat, Achmady kemudian diperiksa di sebuah hotel di daerah Semarang pukul 
21.00. Tak lama kemudian dia langsung dibawa ke Mabes Polri.

Berdasarkan keterangan sejumlah sumber, Achmady kabarnya pernah lolos dalam 
penggerebekan persembunyian teroris di Dusun Binangun, Desa Wringinanom, 
Kecamatan Kertek, Wonosobo, akhir April 2006. Dalam penggrebekan tersebut dua 
anak buah Noordin M Top, yakni Abdul Hadi dan Jabir, tewas tertembak.

Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Alex Bambang Riatmodjo ketika dikonfirmasi 
perihal penangkapan Achmady mengatakan belum mengetahui secara pasti. Namun, 
dia telah memerintahkan jajarannya untuk terus melakukan pengejaran terhadap 
pelaku teroris.

"Saya telah memerintahkan semua jajaran yang berpakaian preman untuk menyebar, 
melakukan pengejaran dan penyelidikan intensif guna membantu pengungkapan 
pelaku teror bom di Jakarta," ujar Kapolda.

Dia menambahkan, pengamanan oleh polisi bukanlah segala-galanya. Sebaliknya, 
kunci utama justru di tangan masyarakat. Karena itu, dia menghimbau masyarakat 
luas agar jeli dan cermat dalam melakukan pengamanan di lingkungan sekitarnya. 
Jika menemukan orang atau gerakan yang mencurigakan, Kapolda meminta masyarakat 
untuk sesegera mungkin melaporkan ke aparat terdekat agar bisa cepat 
ditindaklanjuti.

"Kami sudah melakukan peningkatan pengamanan, antara lain melakukan patroli dan 
razia. Selain itu, meningkatkan penjagaan objek-objek vital maupun public area. 
Sekarang pun kondisinya masih siaga satu sejak pemilu legislatif kemarin,"tegas 
Kapolda.

Menurut catatan, sejumlah pelaku teroris yang telah ditangkap tim Densus 88 di 
wilayah Jateng sebelumnya, beberapa di antaranya memiliki keterkaitan. Mereka 
adalah anggota kelompok Subur Sugiarto alias Abu Mujahid yang dipercaya Noordin 
M Top sebagai koordinator jaringan teroris untuk wilayah Jateng.
Operasi Intelijen

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Haryadi Soetanto mengatakan, penumpasan 
teroris merupakan bagian dari empat belas tugas operasi militer selain perang. 
''Sebagai upaya pencegahan, saat ini kami meningkatkan operasi intelejen untuk 
penyelidikan kemungkinan ancaman teror di wilayah Kodam IV/Diponegoro.''

Upaya pencegahan, kata dia, tak bisa semata dilakukan oleh aparat keamanan. 
Namun juga stakeholder lain, misalnya dinas perdagangan. ''Bahan-bahan peledak 
harus diawasi sehingga tidak mudah untuk diperjualbelikan.''

Pangdam menambahkan, ada beberapa wilayah yang dilakukan pemantauan secara 
khusus seperti Wonosobo dan Cilacap yang merupakan daerah penyelaman dan 
persembunyian untuk mempersiapkan perencanaan teror. Wilayah lain adalah 
sekitar Sleman, Boyolali, dan Wonogiri yang merupakan tempat latihan kelompok 
JI (Jamaah Islamiah).

Haryadi juga mengungkapkan sinergi yang baik antara TNI dan Polri. Dikatakannya 
bahwa ia dan Kapolda akan berkunjung ke Solo untuk memberikan pengarahan pada 
para kepala desa. Sedianya mereka akan diberikan pengarahan tentang cinta Tanah 
Air dan bela negara.(H21,H40,H11,G21-46)


Kirim email ke