Apa tanggapan netters terhadap skenario FKP di SU MPR mendatang seperti saya
terjemahkan di bawah ini dari Business Times Singapore? Apakah perkiraan
Marzuki itu masuk akal. Adakah konsekuensi politiknya krn seperti kita tahu
Marzuki bukanlah penyokong Habibie, mustahil ia mengajukan skenario seperti
tersebut di bawah ini tanpa memikirkan pilihannya sendiri, yakni Wiranto.
Salam, MGH
==============
Pemilu hanya akan perebutkan 462 dari 700 kursi MPR, yang setengahnya
mungkin dikuasai unsur Golkar
Laporan The Business Times
JAKARTA, Mandiri
Fraksi Karya Pembangunan MPR dalam upayanya menggolkan calon presiden mereka
pada Sidang Umum MPR mendatang akan menggandeng sejumlah fraksi, termasuk
F-PP, sehingga tercapai mayoritas sederhana setengah lebih satu. Skenario
F-KP itu disampaikan ketuanya Marzuki Darusman sebagaimana dirilis The
Business Times Singapura, Selasa.
Dari ketentuan 700 anggota MPR, setengah lebih satu berarti 351, kata
Marzuki. Namun dari 700 itu, 200 di antaranya dipilih dan diusulkan
DPRD-DPRD periode kini sebagai utusan daerah dan utusan golongan. Tersisa
500 kursi yang masih harus dikurangi 38 yang merupakan jatah Fraksi ABRI
MPR. Dengan begitu praktis hanya 462 kursi yang akan diperebutkan dalam
pemilu nanti.
Dalam laporan yang disusun Yang Razali Kassim itu disebutkan, Golkar
memprediksi perolehan suara pada pemilu mendatang sama seperti yang diklaim
parpol-parpol lainnya, sekitar 30% suara pemilih, yang berarti kurang lebih
sama dengan 150 kursi.
Guna mendekati jumlah mayoritas sederhana setengah lebih satu atau 351 kursi
sebagaimana diskenariokan Golkar maka F-KP merencanakan untuk memenangkan
suara-suara dari utusan daerah dan utusan golongan. Tetapi, kata Marzuki,
suara mereka ini akan lebih mudah digaet jika F-KP lebih dulu mampu
menciptakan koalisi dengan F-ABRI, yang juga berarti bahwa jumlah suara
total mereka kini 188.
Dari 200 kursi utusan daerah dan utusan golongan, yang masing-masing
berjumlah 135 (dari 27 propinsi dikali lima wakil masing-masing) dan 65 yang
merupakan utusan golongan, Golkar hanya menargetkan 100 kursi saja, suatu
jumlah yang menurut Marzuki sangat masuk akal untuk diraih Golkar karena
mereka secara tradisional merupakan pendukung beringin. Dengan demikian
jumlah kursi yang sudah diraih mencapai 288.
Dari mana lagi sisa 63 kursi untuk mencapai mayoritas sederhana?
Marzuki memasang ancang-ancang lebih tinggi lagi, yakni kira-kira 75 kursi
lagi untuk mengamankan posisi sebagai mayoritas sederhana, dan itu masih
bergantung pada hasil akhir pemilu nanti. Jadi bisa saja kebutuhan 75 kursi
terakhir itu akan bertambah dan berkurang, bergantung pada perolehan hasil
pemilu.
Tetapi kurang lebih skenario tahap akhir itu begini menurut Marzuki: F-KP
akan mencari koalisi dengan parpol yang memiliki ‘kesamaan historis’ dengan
Golkar. Secara mengejutkan Marzuki menyebut PPP sebagai partai yang
potensial bisa diajak berkoalisi atas dasar ‘historical affiliation’. Tanpa
mengelaborasi lebih jauh Marzuki yakin sekitar 50 kursi bisa didapatkannya
dari hasil koalisi dengan PPP, sehingga Golkar hanya tinggal memikirkan 25
kursi sisanya yang akan diharapkan dari ‘partai-partai kecil yang tercecer’.
"Dengan skenario ini kita berangkat dari pijakan yang agak lumayan. Sisanya
hanya soal bagaimana memperkuat dasar yang sudah ada," kata Marzuki dengan
penuh keyakinan.
Perhitungan itu bukannya tanpa dasar. Business Times juga mengutip pengamat
politik Umar Juoro bahwa sejumlah partai Islam sudah menyatakan akan
berkoalisi dengan PPP dan memiliki sinyal-sinyal akan mencalonkan Habibie
pula. Partai lain yang diperkirakan meraih massa cukup besar, Partai Daulat
Rakyat, sudah menyatakan mencalonkan Habibie (di samping Adi Sasono) sebagai
‘pemimpin masa depan’. [888]
****************
Take a look on my news website http://www.mandiri.com
compare it to our competitor http://www.detik.com
and send your comments to [EMAIL PROTECTED]
______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
______________________________________________________________________
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!