Cak, mbok kalau ndak mudeng 'trias politica' itu jangan
kasih komentar yang membingungkan diri sendiri gitu
ah. Kayak aku gini ini lho. Kemarin libur ndak nge-mail,
karena materi terlalu berat. Lagian adaptor modem
eksternal juga lagi jebol. Lha tegangan 100V tak pa-
sang di 110V. Ternyata kelebihan tegangan yang
cumak 10V saja dah bikin jebol adaptor 2 biji selama 
6 bulan. 

Bayangkan, Cak. Seandainya kemarin aku ikut nim-
brung masalah presidensial dan parlemensial... atau
itu yang judulnya 'Trias Politica = berita bohong" itu,
apanya ndak jebol adaptor 'otak'-ku?. 

Yuk ah kita omongin diri sendiri saja. Diri sendiri yang
kebetulan antara aku dan Sampeyan sama-sama prin-
sip ketika pemilu 1999. Yaitu berharap segera ganti
parpol (ngakunya sih ormas-golkar, organisasi masa
golongan karawitan, untuk mengiringi lelakon wong
kemusu dadi rojo), dengan par-pol yang kental 
semangat nasionalismenya dan pengikutnya kalangan
bawah. [sayang di DPP banyak yang jadi 'pendherek'
alias 'wong ngenger' bahasa modernnya 'indekost'].

Dulu aku kuciwa berat, setelah nyoblos, baru bermun-
culan caleg-caleg yang bikin mbleneg. Yang kalau se-
cara jujur ditelusuri, serba punya hubungan erat atau
orang sering bilang 'benang-merah' dengan golongan
karawitan itu, yang dengan jitu nyebar ke mana-mana.
Termasuk yang jadi beberapa pimpinan partai politik
baru. Ada yang jadi penulis pidato Soeharto, ada yang
jadi guru besar di UGM, ada yang setia sebagai anggo-
ta DPR (bahkan wakil MPR?), dll dsb dlsb. Padahal
waktu kampanye 'aku dan keluarga' dibilang 'buta hati'
dan pendukung 'wong kafir' segala lho.... 

Dan kini semakin mumet dan buntu nalar ini ketika terja-
di penyimpulan (bukan menarik kesimpulan lho) wakil-
wakil yang diantaranya membawa 2 suara keluargaku
dan sekitar 30 suara keluarga besar 'Pagelaran' untuk
membikin 'opini' DPR bahwa GD sungguh-sungguh
melanggar GBHN dan UUD-45 (sumpah). Akhir-akhir
secara tidak dinyana (selain yang penuh perhatian)
'sungguh-sungguh' melanggar GBHN disamakan de-
ngan sumpah presiden.... hehehe padahal apa GBHN
itu memuat sumpah jabatan presiden? Kalau iya,
lha kalau sumpah jabatan wakil presiden dimana?
Eh, ndak berlaku ding, wong cuman wakil kok.

Lebih buntu lagi ketika setelah memo (memang morat-
marit) II, DPR mengundang MPR untuk menyelengga-
rakan SI. Hahaha, blangsak bener, ketika para utusan
di MPR sedang berkedudukan sebagai Fraksi Per-
siapan, dan mulai menyoal hak-hak mereka. Yang ini
aku rasa pas benar dengan bunyi atau substansi UUD
yang berlaku, bahwa anggota MPR itu adalah anggota
DPR ditambah dengan utusan-utusan dan golongan-
golongan. Yang salah satu anggota dari yang sekarang
masih berstatus 'Fraksi Persiapan' itu dengan sukses
dipilih menjadi PRESIDEN. Jadi waktu SU MPR itu
antara anggota MPR faksi DPR dan faksi Utusan/Go-
longan memiliki kesempatan dan hak yang sama. [dan
ketika golongan yang mengutusnya (NU) mulai menyoal
sumpah AR sewaktu pengusulan GD untuk mresiden, 
maka 'dielek-elek' sebagai ikut berpolitik praktis... yang 
ini mah kemungkinan saking 'licinnya' GD kali ya?]

Lha blangsaknya itu kan DPR yang 71.4% bagiannya
kok 'mengundang' MPR (100%) untuk 'arisan istimewa'.
Itu artinya yang sempel, goblok, munyeng, pandir, tak punya otak, itu anggota DPR, 
anggota DPR atau 
oknum?

Kalau yang goblog itu anggota DPR, lho kok ya dulu
diajukan oleh partai-partainya sebagai Caleg? Kalau
anggota MPR yang goblog... kok dirangkap oleh
anggota DPR? Atau, ketika jadi anggota DPR, pin-
ter-pinter dan galak-galak ya Cak? Terus ketika jadi
anggota MPR pada 'picek' semua, 'budeg' semua dan
'goblog' semua. Sehingga untuk arisan istimewa saja
perlu undangan DPR yang itu adalah mereka sendiri?

Pada kemana sih naruh otaknya?

    Ki Denggleng Pagelaran
--------------------------


----- Original Message ----- 
From: "GIGIH NUSANTARA" 
Jadi ? SI sah ? Karena sampai keluar Memo II, yang
artinya tidak ada ada alasan menolak permintaan DPR
agar GD di-SI-kan ajah ?

Lalu, mengapa sampai ada Memo II tersebut, yang
karenanya bisa menyebabkan SI ?

Lho, kan ada Memo I ?

Ampun, iya, ya. Jadi Memo II sah, dong ?

Lha ya mesti to, kan ada Memo I ?

Kenapa ada Memo I, yang membuat Memo II sah, yang
dengan begitu bisa menyebabkan SI ?

Lho, kan Pansus BB merekomendasikan begitu? Kan mereka
sudah bekerja keras-keras sehingga GD layak
di-memo-I-kan?

Jadi ? Memo I sah, dong ?

Iya lah, wong Pansus BB bikin rekomendasi begitu?
Bahkan Memo I pun sudah dikirim ke polisi dan JakGung,
lho?

Rekomendasi Pansus BB mestinya ya sah, ya, sampai
mampu mendorong Memo I, yang karena sah pula,
mendorong Memo II yang sah pula, dan karena itu bisa
terbit SI? 

Was, pasti itu benang merah, begitu panjang menelolor
mulai dari Pansus sampai ke SI, ya ?

Kenapa Pansus BB bisa mengeluarkan rekomendasi seperti
itu, ya ?

Kan 'Patut diduga' ?

Jadi, benang merahnya itu 'patut diduga' itu tadi ?

Tapi, bukankah ada kabar bahwa GD tak terlibat ?

Waktu Pansus bekerja dulu itu, belum ada kabar kayak
begitu. Sehingga itu yang jadi benang merahnya.

Kalau seandainya kabar itu ada, apa tidak membuat
benang merah menjadi benang warna lain?

Mestinya bisa. 

Tapi, kenapa masih ada SI yang bahkan akan dipercepat,
kalau tak ada benang yang menjelujurinya? Jahitan kan
bisa lepas-lepas semua ?

Ya enggak. Sebab soalnya sekarang bukan benang merah
BB yang 'patut diduga' tadi. Coba lihat, dolar
berantakan begini, apa itu bukan ketidakmampuan
pemerintah (GD, ding... kalau Mega sih enggak katut).

Lha dolar belangsak ini kan terjadi manakala ada
komentar GD yang disambut DPR lalu ditingkah para
pakar plus kemangkelan rakyat yang melihat begitu
gampang para elit menggampangkan penafsiran hukum? Apa
ya pantas kalau ini ditibankan ke GD seorang? Ngapain
dong kabinet, yang kadang dipimpin wapres itu? Dan
kenapa suka-suka ditinggalin segala itu?

(wis dik, diem saja. sekarang ini jamanya ya sudah
molak-malik begitu. GD harus tmbang, at any cause atau
cost, lah.....)


=====
+==========================================================+
| Sugih durung karuwan, sombong didisikno...               |
| Nek kate banyolan, http://matpithi.cjb.net ae, rek... |
+==========================================================+




...........Menuju Indonesia yang Demokratis dan Berkeadilan............
Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan anda lakukan sendiri
Bergabung: [EMAIL PROTECTED]
Keluar: [EMAIL PROTECTED]

->Cake, parcel lebaran & bunga2 natal? Di sini, http://www.indokado.com<--

Kirim email ke