Asal-Usul Dewa Thay Sui (太岁), Kenapa Berjumlah 60?

Posted by : Admin Manado – 15 January 2022

Sedikit sekali masyarakat Tionghoa yang mengetahui tentang Thay Shui (太岁; Tai 
Sui). Sudah begitu, sedikit sekali pula yang mengetahui kalau Dewa Thay Sui itu 
sebenarnya berjumlah 60.

Lalu apakah ada yang mengetahui tentang sejarah masing2 Dewa Thay Sui yang 
berjumlah 60 itu ? Siapa saja mereka ? Kenapa mereka terpilih menjadi Dewa-Dewa 
Thay Sui ?

Dari cerita2 legenda yang berkembang di masyarakat Tiongkok kuno, Thay Sui 
adalah sekelompok Dewa yang berjumlah 60, yang menguasai peredaran waktu. Oleh 
sebab itu, Dewa-Dewa Thay Sui ini sangat dihormati oleh masyarakat Tiongkok dan 
perantauannya di seluruh dunia!

Pemujaan terhadap Dewa Thay Sui tercatat dimulai sejak jaman Dinasti Yuan 
(1280-1368), yaitu pada waktu diadakannya sembahyang besar yang dilakukan oleh 
para Menteri dan Cendekiawan2, yang tergabung dalam akademi penelitian sejarah 
Kekaisaran.

Dalam upacara2 keagamaan pada jaman2 sebelumnya, yaitu pada jaman Tang 
(618-904) dan Song (960-1279), catatan persembahyangan terhadap Dewa Thay sui 
belum ditemukan.

Sembahyang terhadap Dewa Thay Sui dilakukan apabila ada sesuatu pekerjaan besar 
dan penting akan dilaksanakan. Oleh karena itu, altar untuk upacara sembahyang 
kepadanya didirikan di tempat terbuka.

Thay Sui sendiri termasuk “Dewa Bintang”, yang kira-kira disamakan dengan 
Jupiter (mitologi Yunani).

Pemujaan besar2an di altar seperti ini dimulai pada jaman Dinasti Ming 
(1368-1644), ketika Kaisar Ming pertama, Ming Taizu (a.k.a Zhu Yuanzhang) 
memerintahkan agar pemujaan Dewa ini dilakukan seluruh negeri.

Menurut legenda, Thay Sui Ye adalah putra Raja terakhir dari Dinasti Shang 
(juga dikenal dengan Dinasti Yin), Shang Zhou Wang (商紂王), seorang Raja yang 
lalim, Ibunya, permaisuri Jiang, dibunuh secara kejam oleh Kaisar atas hasutan 
selirnya, Daji (妲己).

Ketika dilahirkan, Ia berbentuk gumpalan daging yang aneh. Daji menghasut sang 
Raja, agar bayi aneh itu segera dibuang saja, sebab dianggap berasal dari 
penjelmaan siluman.

Tapi seorang pertapa kemudian menemukan sang bayi yang berbentuk gumpalan aneh 
itu, dan membelah selaput pembungkusnya dengan pisau, dan tiba2 seorang bayi 
muncul dari dalamnya.

Pertapa ini kemudian menyerahkan bayi itu kepada He Xian Gu (何仙姑), salah satu 
dari 8 Dewa Ba Xian, yang selanjutnya mengasuh dan membesarkannya. Oleh pertapa 
itu, bayi ini diberi nama Yin Qiao, alias Yin Ting Nu.

Setelah berusia cukup, He Xian Gu memberitahu bahwa ia bukan anaknya, melainkan 
Putra Kaisar Zhou yang dibuang atas hasutan selir Daji. Yin Qiao kemudian minta 
ijin pada penolongnya untuk membalas kematian Ibunya. Dewi Tian Shang Sheng Mu 
kemudian memberinya 2 macam senjata pusaka, berupa sebuah kapak perang dan 
sebatang toya emas.

Ketika pasukan Shang kalah perang, Yin Qiao menangkap Daji di menara tempat 
Daji tinggal, dan membawa ke hadapan kaisar Wu Wang, yang kemudian mengijinkan 
membunuh Daji untuk membalas sakit hatinya. Setelah peperangan selesai, Yu 
Huang Da Di kemudian menganugerahkan jabatan “Thay Sui” kepadanya.

Dalam Novel Feng Shen Bang (封神榜) atau Feng Shen Yanyi (封神 演義)¹, ada versi yang 
agak berbeda dengan yang dikatakan di atas.

Dikisahkan bahwa Yin Qiao dalam perjalanan turun gunung untuk bergabung dengan 
pasukan Jiang Zi Ya atas perintah Gurunya untuk menumbangkan Dinasti Shang, 
lantas bertemu dengan Shen Gong Bao, yang kemudian menghasutnya berbalik 
melawan Jiang Zi Ya.

Ketika dalam pertempuran, ia berhadapan dengan Ran Deng Dao Ren, pertapa sakti 
dari pihak Jiang Zi Ya, ia terbunuh. Setelah diadakan pelantikan para Dewa, Yin 
Qiao diangkat sebagai Tai Sui Xing Jun. Cerita ini bersumber dari buku 
Dewa-Dewi Kelenteng.

Setiap tahun, upacara kepada Thay Sui diadakan sesudah Tahun Baru Imlek oleh 
umat Taoisme, yaitu upacara Po Un. Begitulah sejarah ilmiahnya (secara 
astronomi, bintang Thay sui).

Sebenarnya, Thay Sui itu bukan wujud sesosok Dewa atau apa. Namun, cuma sebuah 
istilah dalam ilmu Astronomi Tiongkok kuno.

Ahli2 Astronomi Tiongkok kuno dulu telah menyadari, bahwa dari 5 bintang 
(planet) yang besar, terutama Mu Xing 木星 (bintang kayu, Jupiter), yang dalam 
peredarannya mengorbit selama 12 tahun, tepatnya 11,88 tahun (hitungan tahun 
bumi) dalam 1 lintasan lengkap.

Artinya kalau dihitung dari 1 titik di langit, Mu Xing ini akan beredar sesuai 
lintasan orbitnya, dan kembali ke titik tersebut dalam kurun waktu 12 tahun 
bumi. Ini berarti saat Mu Xing bergerak dengan jarak 1/12 lintasan orbitnya, 
maka waktu di bumi sudah berlalu selama 1 tahun.

Maka dari itu, orang2 jaman dulu menyebut Mu Xing sebagai Sue Xing (bintang 
umur, Sue = umur). Mu Xing beredar 1 putaran, yang berarti 12 tahun, dan 12 
tahun inilah yang dipakai untuk menentukan standar tahun dan umur, yang 
dijabarkan dalam 12 istilah tahun waktu, yang lebih mudahnya dilambangkan dalam 
nama2 binatang (Shio).

Para ahli Astronomi Tiongkok juga mengamati bahwa Mu Xing ini beredar dari arah 
barat ke timur, sedangkan bintang2 lainnya beredar dari arah timur ke barat. 
Hal ini akan menyulitkan mereka dalam menentukan tahun dengan khusus melihat Mu 
Xing saja.

Oleh karena itu, mereka lantas secara abstrak menentukan seolah2 diseberang 
posisi Mu Xing, diandaikan ada sebuah “bintang” yang tidak kelihatan. Yang 
bergerak berbalik/berlawanan arah dari gerakan Mu Xing.

Dengan demikian, maka akan sesuai dengan arah gerakan bintang2 lainnya, 
sehingga memudahkan dalam menentukan waktu dalam astronomi Tiongkok Kuno. Nah 
“bintang” yang tidak kelihatan/nampak itulah dinamakan Thay Sue (Sue Yin, 
bintang Sue yang abstrak). Kata “Thay Sui” berarti Sue” yang paling awal.

Karena itu, kita tahu kalau para Astronomi Tiongkok kuno itu menggunakan arah 
dan posisi “bintang maya” ini sebagai petunjuk untuk menentukan awal sebuah 
tahun baru.

Sedangkan bagi manusia, setiap penambahan 1 tahun berarti penambahan umur juga. 
Makanya “bintang maya” diberi nama Thay = yang awal, sedangkan Sue = Umur. 
Jadi, Thay Sue adalah bintang yang paling awal dalam menentukan hitungan umur 
seseorang.

Lantas kenapa dalam sistem peramalan tertentu menggunakan “sosok” tertentu”?

Itu tidak lain sama seperti pertanyaan kenapa Shio menggunakan nama2 binatang 
tertentu sebagai lambangnya. Itu tak lain cuma sebagai patokan semu saja, untuk 
sekedar mempermudah suatu perhitungan (dan dalam mengingat) dalam praktek suatu 
ritual keagamaan.

Lalu Kenapa Ada yang Dilambangkan Dengan Sosok Para Jenderal?

Itulah sebabnya, kenapa kita selalu diwanti2 agar jangan sampai terjerumus ke 
dalam jurang ketahyulan, hanya karena tidak bisa membedakan mana yang nyata, 
dan mana yang abstrak. Tapi juga jangan sampai tidak bisa menangkap sebuah 
kesempatan spiritual, gara2 terlanjur menganggap sesuatu yang nyata sebagai 
ilusi belaka.

60 Dewa Thay Sui di Kelenteng Tek Hay Kiong, Tegal

Kalau Begitu, Istilah “Ciong Thay Sui” Itu Apa Benar?

Seperti halnya pengertian kata Thay Sui, maka Ciong Thay Sui adalah istilah 
dalam “Xiang Ming Xue”, yang dipakai untuk menunjukkan bahwa pada tahun itu 
merupakan tahun yang banyak halangan bagi orang2 yang mempunyai umur tertentu.

Sehingga oleh orang2 Taoisme, diusahakan untuk dicarikan suatu cara solusinya, 
maka ada ritual khusus yang dinamakan “Po Un”. Nah di dalam ritual2 inilah 
digunakan tanda/gambar khusus untuk memudahkan jalannya ritual supaya lebih 
sempurna.

Lantas, kalau dikatakan bahwa nama Dewa-Dewa Tay Sui yang berjumlah 60, beserta 
lukisan/rupang hanyalah suatu rekaan belaka, apakah ini tidak akan menimbulkan 
pertanyaan selanjutnya? Misalnya, berarti ini semua hanyalah hayalan belaka? 
Ini semua hanyalah suatu “kebohongan”?

Apa yang ditulis oleh para ahli Astronomi Tiongkok itu memang benar adanya. 
Namun apa yang dilakukan oleh para ahli spiritual Tao juga tidak salah. Hanya 
pemahaman kita saja yang sering kebablasan, sehingga malah menyesatkan orang 
lainnya. Pengertian bintang Thay Sui, memang seperti penjelasan diatas.

Namun dalam Taoisme, ada sistem perhitungan tahun dan peramalan, berdasarkan 
posisi beredarnya bintang Thay Sui itu tadi.

Oleh karenanya, setiap manusia yang lahir pada tahun kelahirannya, mewakili 
arti dan posisi waktunya tersendiri. Makanya setiap tahun pasti ada yang 
“Ciong” dengan tahun yang sedang berlaku. Itupun berdasarkan perhitungan 
ramalan khusus.

Nah, untuk menetralisir efek “Ciong” tersebut, ada semacam ritual yang biasa 
kita sebut “Po Un”. Disini, tentu ada Dewa tertentu yang akan bertugas khusus 
untuk itu. Jadi Dewanya ya tetap Dewa, dan bintang Thay Sui-nya ya tetap 
bintang biasa, jangan dicampur-adukkan.

Hanya saja untuk lebih memudahkan, biasanya oleh orang2 disingkat saja sebagai 
“Pai Thay Sui”, atau sembahyang Thay Sui. Ini sebetulnya sebuah kesalahan yang 
salah kaprah. Kalau Anda tahu asal riwayat adanya “Yu Huang Da Di”, maka Anda 
akan paham secara otomatis persoalan diatas.

Karena itu, orang2 Siutao harusnya bisa menelusuri mengapa sampai ada ritual 
ini. Jangan asal telan saja, akibatnya kita akan mudah terjerumus ke dalam 
jurang ketahyulan.

Oleh : Nie Tjing Wen (telah direvisi seperlunya oleh penulis)
Diambil dari : arsip diskusi forum siutao.com
Diskusi antara : DaoRen, R3Qul3M, ZOOM, SHAN MAO & Conan, pada Oktober 2006.

https://siutao.com/news/regional/asal-usul-dewa-thay-sui-%e5%a4%aa%e5%b2%81-kenapa-berjumlah-60/

January 15, 2022 at 02:39PM

Manage

Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email service.




IFTTT

        Manage on IFTTT:
        https://ifttt.com/myrecipes/personal/124850832

-- 
Milis Lampion Merah
Oleh Tionghoa.com : https://www.tionghoa.com
--- 
You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"Lampion Merah" group.
To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an email 
to lampionmerah+unsubscr...@googlegroups.com.
To view this discussion on the web visit 
https://groups.google.com/d/msgid/lampionmerah/61e279c894450_4e97a7d97449a0%40satellite-prod-worker-7fb859c766-xfkqp.mail.

Reply via email to