Toosa wrote:

Seperti biasa ... 'inlander mentality' :(
Ini mungkin terkait dengan evolusi peradaban bangsa kita, atau memang 'nature' ? semoga bukan nature ...


Waaahh akhirnya Pak Toosa "Nongol" juga.. :-) Apa Kabar Pak???
Betul pak, semoga bukan Nature

Kita sebenarnya punya peran juga sepertinya dengan 'mental' pemerintah yang 'seperti itu', yaitu kita memang masih kurang terasa eksistensi nya di mata pemerintah maupun DPR, kalau pun ada ... masih kurang.
Tapi saya percaya pergerakan itu terus membesar, bukan antara linux dan microsoft saja, tetapi lebih kepada yang esensial, yaitu 'self confidence' terhadap produk negeri sendiri.


Kalo ditelaah lagi, bukan hanya self confidence yang kurang terhadap produk negeri sendiri. Bahkan yang lebih parah lagi, tidak sedikit dari kita yang tidak "bangga" menjadi bangsa Indonesia. Meski saya belum pernah keluar negeri, tetapi dari pembicaraan dengan peserta seminar kemarin cukup menyedihkan, banyak yang mengatakan bahwa tidak sedikit orang indonesia yang berada di luar negeri sana tidak berani mengakui bhw mereka adalah orang indonesia.. benar atau tidak sungguh menyedihkan :-( (jadi OOT nih)

--cut--

Kalau kita perhatikan itu semua, lumayan loh pergerakannya, tapi lagi-lagi belum cukup besar karena kita punya barier jumlah penduduk yang besar, geografis yang luas, infrastruktur internet yang masih belum cukup realistis, dan 'inlander mentality' :( ..dst. (but siapa takut he.he.he.)

So, tetap bergerak dengan semangat dan cerdik serta efisien. Pendekatan hati juga punya pengaruh cukup significant walaupun biasanya lambat secara quantity. Saling memberi respon positif lebih di perlukan dari pada debat kusir yang melelahkan.

Pergerakan memang harus terus berjalan karena Open Source termasuk Linux lahir dari sebuah komunitas CMIIW. Saya selalu berharap, kapan pemerintah kita bisa mengambil langkah tegas seperti negara-negara luar yang mengambil keputusan untuk menggunakan software negeri sendiri ketimbang menggunakan software negara lain. Semua pasti sudah tau lah banyak sikap yang diambil oleh negara Jerman untuk mendukung penggunakan Software Lokal jerman, lalu kolaborasi 3 negara Asia (Jepang, Cina, Korea) CMIIW untuk mengembangkan Sistem Operasi Sendiri, serta Prancis yang "Mengharamkan penggunaan istilah "email" CMIIW lagi krn mereka memiliki tekonologi yang dikembangkan sendiri dalam hal surat menyurat elektronik (saya lupa apa namanya)

Mungkin benar, yang harus kita lakukan adalah memberikan bukti nyata meski hal itu kecil, melakukan trobosan yang "wah" terhadap pemerintah (meski saya belum memiliki Ide, apa trobosan tsb?) agar negara kita ini bisa "melek" mata dan tidak terus menjadi bangsa "pembajak" bahkan yang lebih parah lagi negara "penghutang" mungkin? (sorry...)

Lalu bagaimana caranya kita bisa merangkul dan meyakinkan pemerintah, sperti yang dilakukan oleh vendor2 software proprierty??


Regards Irvan

--
Berhenti langganan: [EMAIL PROTECTED]
Arsip dan info: http://linux.or.id/milis.php



Kirim email ke