On Wednesday 14 November 2007, [EMAIL PROTECTED] wrote:

> Nah, jadinya laptop XXX (misal: acer, toshiba, dll) sudah bisa
> langsung menjalankan distro Linux XYZ tanpa masalah; bisa langsung
> action.

Kalau ini sih sudah banyak. Lenovo, Acer juga Dell dan produk lokalan cina 
seperti Axioo. Lebih tepatnya pada saat desain mereka memang sengaja memasang 
komponen yang sudah Linux Friendly, vendor hardwarenya sudah lama membuka 
source sehingga supporter pengembangnya juga sudah establish.

Beberapa komponen seperti ini misalnya Atheros Wireless atau VGA tertentu. 

Biasanya ini untuk produk kelas entry level, karena memang dengan menggunakan 
hardware yang 'sudah open' ongkos lisensinya lebih murah :)

Tetapi sebenarnya, kalau hardware yang terpasang di PC / Notebook, sudah sejak 
lama tidak menjadi isu di Linux. Karena nyaris hampir semuanya bisa jalan dan 
ini berlaku bukan hanya untuk produk lama tapi juga yang baru.

Masalah yang banyak dialami end user adalah terkait peripheral add on di luar 
PC (third party), seperti printer, scanner. Itu yang jadi isu. Atau satu dan 
lain hal kondisi dimana end user migrasi dari kondisi eksisting dan ternyata 
somehow peripheralnya tidak jalan di Linux dan tak ada support.

Ini yang sangat sering terjadi dan menjadi keluhan banyak new comer Linux.

Rasanya masih amat sangat jarang yang membundel (promo) PC + printer. Apalagi 
yang sudah dijamin Linux Friendly. Yang saya jumpai, beberapa penjual lokal 
membundel PC dan Webcam dengan OS Linux, untuk warnet. Itupun tidak populer.

Dan juga masih amat jarang penjual komputer yang bisa menjawab pertanyaan: 
printer ini bisa jalan di Linux gak? Sehingga, end user yang sudah biasa di 
platform Linux, pasti sudah ngerti untuk milih peripheral yang Linux Friendly 
akan tetapi bagaimana dengan kebanyakan end user yang awam?

Harus diakui, ini memang kelemahan. Ya pada platform Windows memang ada juga 
kendala kompatibilitas perangkat, tapi minor dan biasanya cepat ada solusinya 
lain halnya dengan Linux yang kendala utamanya adalah isu proteksi, lisensi, 
paten, NDA dlsb. yang memang pada dasarnya tidak comply dengan filosofi OSS.

Solusi yang paling sering saya berikan pada end user, terutama yang kelompok 
(corporate, instansi), terutama yang menghadapi kondisi semacam ini pada saat 
migrasi adalah: mempertahankan beberapa terminal Windows untuk menjalankan 
peripheral dan aplikasi tertentu yang memang belum disupport oleh Linux.

Sampai saat ini, belum ada solusi lain. Atau HS mungkin punya pengalaman?

-- 
Regards,

Pataka


-- 
Berhenti langganan: [EMAIL PROTECTED]
Arsip dan info: http://linux.or.id/milis

Kirim email ke