Kemarin ini saya kebetulan bertemu dengan kenalan di Depkominfo. Ngobrol2 akhirnya nyambung ke BSE. Ternyata ide BSE itu sebetulnya adalah :
1. Distribusi lebih difokuskan via Jardiknas - bukan Internet 2. Dengan adanya BSE, maka kartel penerbit bisa dihapuskan. Poin 2 itu yang paling penting saya kira. Biasanya buku pelajaran dikuasai oleh penerbit tertentu, yang kemudian bebas menentukan harga. Lalu buku tersebut musti didistribusikan lagi ke seluruh Indonesia, sehingga harganya bertambah mahal lagi karena ada ongkos kirimnya. BSE ini adalah usaha untuk memakmurkan penerbit lokal -- mereka bisa download BSE, dan lalu mencetak dan menjual buku-buku tersebut ke sekolah-sekolah di daerahnya. Malah bisa juga dibuat berbagai edisi - kalau di luar negeri ada istilah paperback, hard cover, dst; maka bisa saja content BSE ini dibuat menjadi buku pelajaran edisi ekonomis (murah, kertas koran) sampai ke edisi deluxe (kertas bagus, sampul tahan sobek & air, full colour, dst). Nah, tetap saja ini sih adalah peluang bisnis bagi yang bisa menjalankannya. Misal; warnet-warnet memasang papan pengumuman bahwa mereka menyediakan buku BSE. Modal printer laser (merk Samsung setahu saya lumayan murah dan kompatibel dengan Linux), maka ongkos cetak bisa ditekan. Atau ide-ide yang dipaparkan oleh mas Vavai di email sebelumnya. Mungkin itu sedikit informasi yang ada saya ketahui seputar BSE ini. Salam, Harry -- Berhenti langganan: [EMAIL PROTECTED] Arsip dan info: http://linux.or.id/milis