On Nov 26, 2011, at 3:59 PM, Yudhi Kusnanto wrote: > > space bukan cuma harddisk, tapi memory juga. kalo setiap applikasi > loading library masing-masing, nanti OS tidak bisa optimized > shared-space di memory. butuh memory banyak. > > jadi urusanya akan melebar mulai manajemen resource sampai performance. > coba bandingkan loading time shared-library apps dengan static-library > atau private-library apps. >
Iya betul.. saya yakin shared library pasti perlu, tapi mungkin perlu dipikirkan, bagian mana yang dikompilasi statik, mana yang berbagi. Kayaknya indah kalau hanya memanfaatkan glibc doang untuk shared library-nya, lainnya statik :-) Jadi mau dipasang di Linux apa aja jalan, asal versi glibc-nya sama. Point saya, pertama hardware semakin murah. Prosesor juga semakin kenceng, semakin murah. Memory juga sama. Bahkan konon katanya Java yang dikenal sangat haus (baca: boros *grin*) sumber daya itu, tetap dipelihara bahkan dikembangkan terus, agar perusahaan prosesor bisa tetap hidup. Artinya orang dipaksa untuk upgrade hardware terus.. Kedua, dependensi di Linux itu sedemikian hebatnya sehingga, kalau tidak ada koneksi ke repositori seperti lumpuh rasanya. Dapet kiriman satu file .deb atau .rpm, nggak akan yakin 100% kalau bisa langsung jalan :-) Mengganggu. Kesimpulannya, aplikasi2 user space perlu dikompilasi statik agar independen, multi distro. Memudahkan pengguna. Ahmad Sofyan -- Berhenti langganan: linux-aktivis-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info: http://linux.or.id/milis