--- In MABINDO@yahoogroups.com, "Herman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Abin Nagasena 
> 
> 
>   Namo Buddhaya,
>   Terima kasih atas masukannya.
>   Tetapi yang menjadi point pertanyaan saya adalah bagaimana 
pandangan 
>   Buddhisme mengenai keberkahan yang bisa didapat (terutama dari 
segi 
>   keuntungan finansial) yang terkesan bisa didapatkan dengan hanya 
memuja 
>   relik Sivali (atau relik siapa saja).
>   Apakah hal ini tidak malah menjadi praktik pesugihan atau paling 
tidak 
>   menyesatkan umat Buddha yang mungkin masih minim pengetahuan dan 
>   pemahamannya tentang Dhamma.
>   Apakah bisa dengan alasan mempertahankan KUANTITAS umat Buddha, 
lalu 
>   kita menghalalkan suatu cara yang mungkin tidak saja 
mempertahankan 
>   jumlah umat Buddha, tetapi bahkan mampu memperbanyak umat Buddha 
tanpa 
>   peduli bahwa cara tersebut justru merupakan suatu praktik 
pembodohan dan 
>   terlebih lebih mengabaikan bagaimana meningkatkan KUALITAS dari 
umat 
>   Buddha itu sendiri.
> 
>   reply :
>   Inilah yang berharga dari Romo Abin,----------katakan benar 
adalah benar, katakan salah adalah salah......diachir zaman dharma 
dibutuhkan Romo Abin untuk menelanjangi praktek2 Vihara tidak ter-
puji dari oknum Sangha.....yang mungkin berasal dari anak cucu Raya 
Mara Posin, dalam menggenapi janji untuk menghancurkan Dharma 
melalui menyuruh anak cucu Raya Mara untuk memakai Jubah, memakai 
Dharma-semu untuk membodohi umat.
> 
>   Harus diakui untuk majoritas umat Buddha Indonesia atau 
barangkali juga di Tiongkok, Taiwan, Thailand, Tibet dst, bahwa 
motivasi pertama tertarik Buddhisme mungkin 'agak bengkok" 
atau "subsitusi" dari kepercayaan Dewa Dewi yang "bocun", mereka 
meninggalkan Dewa/agama yang dianggap tidak manjur, berganti 
dengan "pegangan" Dewa Dewi Buddhisme dalam mengarungi suka duka 
kehidupan didunia. Dalam suasana batin demikian, Sangha seharusnya 
memberikan penerangan batin yang selaras dengan dharma, kalau pada 
awalnya sulit untuk membuat mereka mengerti Prajna, 
bahwa "meninggalkan duka untuk mendapatkan kebahagian" itu maknanya 
dalam lokutara satya adalah "dengan mematahkan napsu keingian yang 
membelengu panca indra"----maka akan menemukan kebahagian 
abadi//////////umumnya bhante Theravada mudah menjelaskan dharma 
demikian kepada anak2 dan mahasiswa........tetapi saat bertemu 
dengan perumah tangga, dimana dukka bentuknya sudah beraneka ragam, 
baik maslah finansial, kesehatan, penyakit, anak yang bengal, 
kerusuhan, ancaman bencana alam dll, mereka tidak bisa cuama 
dicekoki ajaran Prajna Lokutara satya........maafkan, terlihat 
phenomena(belum ada statistik), bahwa umat2 Theravada yang berasal 
dari siswa atau mahasiswa....akan beralih kiblatnya ke Nasrani atau 
sebagian ke Mahayana/Vajrayana.====inilah jang patut diperhatikan 
oleh Sangha Theravada dalam mengkemas "paket dharma" untuk orang2 
yang sudah tidak mempan dengan Prajna..........karena tidak ada 
hubungan dengan kesulitan hidup mereka, padahal dharma lokiye yang 
mereka butuhkan bukan lokutara yang sering dikotbahkan.
> 
>   Dalam Pali Sutra juga Buddha menjelaskan bahwa : 
>   = Gemar berdana sebagai sebab, akan menuai kekayaan sebagai buah
>   -- Gemar berdana Dharma sebagai sebab, akan menuai 
kecerdasan/kebijaksanaan sebagai buah
>   ==Gemar memberikan perlindungan sebab sebab, akan menuai panjang 
umur dan kesehatan
> 
>   Sesungguhnya, Romo Abin tidak perlu berpaling kepada 
Avalokitesvara Master Chen Yen, kalau di Theravad sudah berkembang 
kultur untuk charity secara ter-organisir dan praktek dharma 
bagaimana  supaya makmur duniawi, sehat dan selamat.
> 
>   Kalau para Bhante sudah mampu menterjemahkan dharma dan membawa 
umat untuk mempraktekan Dharma kemakmuran Buddha, maka praktek2 
menyembah dewa atau sesaji untuk mensogok image Buddha/bodhisattva 
akan berkurang........karena kita sendiri yang menjadi pelaku nasib 
kita sendiri, mau kaya gemar berdana....that;s all. jangan hujat 
mereka yang masih senang kenikmatan panca indra,,,,,biarkan mereka 
sementara begitu dulu.....kalau waktunya tiba mereka juga akan sadar 
dengan sendirinya, tetapi jangan pepet mereka untuk meninggalkan 
Dharma dan mencari Roh Kudus yang menjanjikan harta, kesembuhan dll..
> 
>   Abin :
>   Lalu bukankah hal tersebut tidak bertentangan dengan ajaran 
bahwa kita 
>   adalah pewaris dari karma kita sendiri?
> 
>   reply :
>   Senang kekayaan tidaklah dosa, asal tahu dharma untuk mencapai 
kekayaan, asal tahu setelah kaya jangan menikmati hasil kekayaan 
tetapi sumbangkan kepada orang2 miskin, sangha yang benar2 Pertapa---
-----hasilnya juga Anuttara Samyak Sambodhi.(lihat diamond Sutra).
> 
>   Di mahayana/vajaryana masalahnya lebih gawat lagi....biarkan 
dulau...pelan2 juga harus direformasi.
> 
>   Terus bercoletek, Romo Abin.....katakan yang benar adlah benar, 
katakan yang salah adalah salah.
> 
>   Karena dalam kehidupan masa lalu....Romo pernah menjadi 
Mahathera.....go...go...ahead
> 
> 
>   Apresiasi dengan metta
> 
> 
>  Karena terlalu sibuk mengurusi rumah tangga orang lain, rumah 
tangga kita sendiri menjadi berantakan.Begitu juga karena terlalu 
sering mengurusi perbuatan orang lain perbuatan kita sendiri menjadi 
tidak terkendali.
> 
> 
>   , send an email to:
>   [EMAIL PROTECTED]
>     
>     a.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms 
of Service. 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Would you Help a Child in need?
It is easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to