Dear all especially HD,

Jangan ditodong begitu dong pembesar Buddhistnya, mungkin mereka 
sedang sibuk hal-hal yang lain seperti:

Rebutan jabatan di organisasi, TERBANG MELAYANG DENGAN KONSEP-
KONSEP...
HE..He...hE...he setuju bro HD mereka emang lagi tapa plus terbang 
di awang-awang..


Vajradeva

--- In MABINDO@yahoogroups.com, "Huangdi_98" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> lho kok ngandelin TZU CHI melulu seh ?
> 
> AYO BIKIN TZU CHI2 nyang laennye
> 
> mana tuh PARA PEMBESAR BUDDHIST ????
> LAGI PADA TAPA BUDDHO YA DIGOA ?
> 
> --- In MABINDO@yahoogroups.com, Abin Nagasena <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > 
> > Kalau sudah seperti ini, saya bertanya-tanya, kemana perginya 
Tzu 
> Chi
> > yang selalu penuh dengan cerita dramatis seperti kisah kecelakaan
> > pesawat di taiwan dimana yang pertama sampai di lokasi adalah 
> relawan
> > tzu chi.
> > Sejak gempa di Nias, kian hari, kebanggaan saya akan Tzu Chi 
makin
> > terkikis, dan kini kebanggaan itu nyaris habis....
> > Tinggal satu dua hari lagi... mungkin kebanggaan itu harus saya 
> biarkan
> > pupus.
> > 
> > 
> > 
> > harpin70 wrote:
> > 
> > >
> > > Cerita dari Nias
> > >
> > > Mungkin nias adalah cermin daerah tertinggal di Indonesia. 
Rata-
> rata
> > > dari penduduk aslinya tak mengenal bangku sekolah, sehingga 
usia
> > > perkawinan dini menjadi hal biasa. Akibatnya tingkat 
pertumbuhan
> > > penduduk cukup tinggi.
> > >
> > > Saat kami membuka posko kesehatan di daerah pengungsi, seorang 
> ayah
> > > muda mondar-mandir selama empat kali, setiap kali muncul dia 
> membawa
> > > 2 anak. Saat kemunculannya yang keempat Dr. Mahendra penasaran
> > > bertanya, Bapak tadi sudah ke sini kan? Ini siapa? Dia
> > > berkata, `Anak saya'. Lalu yang tadi? `Anak saya juga', 
katanya.
> > > Selama 7 tahun berumahtangga, dia sudah punya 7 anak. Biasanya 
2
> > > bulan setelah melahirkan, istrinya  hamil lagi. Mengapa ini 
bisa
> > > terjadi?  Kemiskinan, keterbelakangan, tak berpendidikan, 
mungkin
> > > ini alasan yang paling tepat. Tapi ada juga yang berseloroh, 
> habis
> > > tak ada hiburan lain, selain membuat anak, hehe.
> > >
> > > Untuk mencari penghidupan yang baik, banyak diantara mereka 
> merantau
> > > ke kota besar di daerah sekitarnya, seperti Gunung Sitoli, 
> Sibolga,
> > > Padang Sidempuan, atau Medan. Karena tak memiliki pendidikan, 
> mereka
> > > hanya bisa memasuki sector PBB (Persatuan Babu Babu, istilah 
> keren
> > > dari pembantu rumah tangga untuk wanitanya, dan menjadi tukang 
> becak
> > > untuk lelakinya). Saat ini katanya 90% pembantu rumah tangga 
dan
> > > tukang becak yang ada di Sumatra Utara adalah orang Nias. 
Mereka
> > > berhasil mengantikan rekor pembantu rumah tangga yang dulu 
> disandang
> > > orang Jawa.
> > >
> > > Hasil bumi yang paling menonjol dari Pulau Nias adalah Nilam. 
> Saat
> > > masa panem tiba, banyak abang becak dan pembantu rumah tangga 
ini
> > > pulang kampung. Hasil panem dibelikan untuk hal-hal yang 
> konsumtif
> > > dan baru kembali ke kota saat persediaan uang mereka menipis.
> > >
> > > Ada 3 daerah yang rusak parah akibat gempa di Pulau Nias. Yakni
> > > Gunung Sitoli yang mana merupakan tempat perputaran uang paling
> > > kencang, tempat dimana masyarakat menjual hasil bumi dan di 
sini
> > > masyarakat Tionghoa adalah mayority. Di gunung Sitoli inilah 
> gempa
> > > paling parah terjadi. Di sini juga vihara Vimala Dharma berada,
> > > diperkirakan 50% umat Buddha di sini meninggal akibat gempa 
ini.
> > >
> > > Tempat ke dua adalah Lahewah, sekitar 3 jam perjalanan dari 
mobil
> > > dari Gunung Sitoli, dan Teluk Dalam (4 jam perjalanan dengan 
> mobil
> > > dari Gunung Sitoli. Tetapi sejak gempa, jalur penghubung darat
> > > tempat2 ini terputus.
> > >
> > > Saat ini pusat ekonomi di Gunung Sitoli lumpuh total. Semua 
> bangunan
> > > yang dulu berdiri kokoh kini tinggal onggokan batu. Di malam 
hari
> > > gelap gulita dan menjadi kota mati. Umumnya di malam hari 
inilah
> > > para penjarah berkeliaran menjarah barang apa saja yang bisa 
> mereka
> > > jarah. Satu dua pemilik rumah yang di siang hari sibuk 
membongkar
> > > reruntuhan rumahnya mencari surat dan barang berharga dengan 
was-
> was
> > > terjadi gempa lagi, saat malam memilih menginap di gunung 
> (dataran
> > > yang lebih tinggi).
> > >
> > > Jalan-jalan penghubung antara Gunung Sitoli ke daerah sekitar 
> juga
> > > rusak total dan hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor dengan
> > > resiko tak ada yang menjamin keselamatan Anda.
> > >
> > > Akibat lumpuhnya pusat ekonomi di gunung sitoli juga berakibat 
> fatah
> > > bagi daerah sekitarnya. Tidak ada lagi yang membeli hasil bumi 
> dari
> > > penduduk, akibatnya hasil alam seperti karet jatuh total.
> > > Transportasi yang terputus juga menyebabkan pasokan sembako
> > > terputus, kalau ada harganya pun selangit. Harga sembako yang
> > > selangit, penduduk yang tak memiliki uang lagi karena tak ada 
> yang
> > > membeli hasil bumi, menyebabkan banyak yang kelaparan. Hasilnya
> > > terjadi  eksodus menyeberang ke Sibolga.
> > >
> > > Bagaimana dengan bantuan pemerintah? Seorang tokoh masyarakat
> > > setempat dengan lantang berkata: Tidak ada pemerintah RI di 
sini!
> > > Yang ada semua adalah bantuan Asing. Untuk mendapatkan bantuan 
> dari
> > > pemerintah birokrasinya berbelat-belit. Kalaupun ada bantuan 
dari
> > > pemerintah itu hanya sampai di lingkungan keluarga pejabat-
> pejabat
> > > pemerintah. Dalam hal bantuan dari pemerintah ini banyak pihak
> > > sepakat, pemerintah RI sangat lamban dalam bertindak! Mungkin 
> karena
> > > di sini kami orang Kristen, katanya (maksudnya P. Nias adalah
> > > daerahnya orang Kristen, berbeda dengan Aceh).
> > >
> > > Secara fisik kadang agak sudah membedahkan orang Nias dan orang
> > > Tionghoa. Karena banyak juga diantara mereka bermata sipit dan
> > > berkulit putih. Ada yang mengatakan mereka satu ras dengan 
orang
> > > filiphina. Saat kami mendata pasien yang lewat posko kesehatan 
> untuk
> > > pengungsi di daerah Pandan, Sibolga kebanyakan bermarga Zeboa 
dan
> > > Harefa.
> > >
> > > Karena tak mengenyam bangku sekolah, banyak diantara penduduk 
> nias
> > > tidak bisa berbahasa Indonesia. Sehingga seperti di luar negeri
> > > saja, saat memberi pengobatan untuk mereka kita membutuhkan
> > > penerjemah.
> > >
> > > Satu hal negative yang sangat terkenal oleh masyarakat Sumatra 
> dari
> > > orang Nias adalah kekejaman mereka. Di Nias (Teluk Dalam) 
perang
> > > suku masih sering terjadi. Mereka tidak segan-segan untuk 
> menggorok
> > > dan menggantung leher musuhnya. Cerita penggunanan teluh/guna-
> guna
> > > untuk membunuh musuhnya juga masih sering terdengar. Ada yang
> > > mengatakan kejamnya lebih kejam dari orang Batak. Kesenggol 
mobil
> > > sedikit satu kampung muncul.
> > >
> > > Saat ini mungkin sembako yang paling dibutuhkan di Nias. Tetapi
> > > dalam hal pendistribusian sembako ini kacau berat. Seorang bule
> > > mengatakan orang barat umumnya tidak tahu Nias itu dimana, 
> dicari di
> > > peta tidak ada, tapi lambat laun mereka tahu juga katanya. 
> Artinya
> > > adalah, Nias merupakan daerah yang terisolasi. Satu-satunya 
jalan
> > > yang bisa ditempuh saat ini menuju Nias dengan biaya murah 
> adalah 
> > > melalui laut. Itupun hanya bisa sampai di Gunung Sitoli. Nah, 
> dari
> > > Gunung Sitoli menuju daerah sekitarnya inilah yang susah, 
padahal
> > > daerah sekitar ini yang paling membutuhkan bantuan. Umumnya tim
> > > medis asing dan sembako hanya bisa mencapai Gunung Sitoli. 
Tidak
> > > memahami lokasi mana yang memerlukan bantuan, jalan yang 
> terputus,
> > > resiko keamanan itu adalah sedikit dari alasan susahnya
> > > mendistribusikan sembako di P. Nias.
> > >
> > > Tentang masyarakat Tionghoa di Nias, sebagian besar telah 
> mengungsi,
> > > dan banyak diantaranya sudah mati. Gunung Sitoli dimana gempa 
> paling
> > > besar terjadi merupakan tempat kediaman orang-orang Tionghoa. 
> Korban
> > > paling banyak di sini adalah orang Tionghoa.
> > >
> > > Saat di Gunung Sitoli saya menemui seorang ibu yang sedang 
duduk
> > > menatap traktor yang sedang membongkar gundukan batu yang 
dulunya
> > > ruko. Saya bertanya pada ibu itu bagaimana keadaan keluarganya,
> > > tanpa basa-basi dia menjawab, `mati semua!', lalu dia 
memperlihat
> > > foto keluarga anaknya. Sebuah foto keluarga yang lengkap, 
terdiri
> > > ayah-ibu yang dikelilingi anak-anaknya yang ceriah. "Yang ada 
di
> > > foto ini mati semua," katanya dengan kering dan datar. Mungkin 
ia
> > > sudah terlalu capek untuk meratap.
> > >
> > > Ada juga dua kakak beradik yang saking stressnya mendapati 
kedua
> > > orang tuanya meninggal,menggunting2 rambutnya sendiri. Kalau 
> malam
> > > dia berkeliaran dan tidur seadanya di tempat-tempat terbuka.
> > >
> > > Saat ini posko dapur umum di Gunung Sitoli dikelola oleh Romo 
> Tapak
> > > Wong yang merupakan salah satu aktivis vihara. Kakak perempuan 
> dari
> > > Romo Tapak Wong dan keponakannya juga sudah meninggal akibat 
> gempa
> > > ini. Saat kami berada di sana jenasahnya baru ditemukan. Anak 
dan
> > > istri Romo Tapak Wong sendiri tidak ada yang menjadi korban. 
> Tetapi
> > > banyak juga pengurus vihara yang kini sudah tiada akibat gempa 
> yang
> > > terjadi. "Kalau mau sedih, terlalu banyak yang harus 
disedihkan,"
> > > kata Romo Tapak Wong. Istri dan anaknya sudah meminta dia
> > > meninggalkan Nias, tetapi ia masih tetap bertahan untuk 
mengurus
> > > dapur umum.
> > >
> > > Apabila Anda ada di sini saat ini, tertalu banyak cerita yang
> > > terdengar tentang keluarga si anu dan si anu yang meninggal, 
atau
> > > keluarga si anu yang harus kehilangan beberapa orang dalam 
waktu
> > > bersamaan. Juga tentang si anu lain yang harus terbaring luka 
> parah
> > > di rumah sakit. Selain tubuhnya yang sakit, sangat sulit
> > > membayangkan bagaimana dia harus menghadapi kenyataan 
kehilangan
> > > banyak anggota keluarga dan hartanya dalam sekejap.
> > >
> > > Maafkan saya, terlalu banyak cerita sedih dari sini yang harus
> > > diceritakan sehingga saya tak mampu bercerita lagi.
> > >
> > > Ini hanya sebuah mimpi atau hidup memang hanya sekedar mimpi? 
> Dalam
> > > kondisi seperti ini, tentu banyak yang berharap hidup hanyalah
> > > sebuah mimpi, dan semoga ini hanyalah sebuah mimpi sedih.
> > >
> > > Sibolga, 11 April 2005
> > >
> > > Harpin R
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > ** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org **
> > >
> > >
> > > *Yahoo! Groups Sponsor*
> > > ADVERTISEMENT
> > > *Children International*
> > >
> > > Would you give Hope to a Child in need?
> > >   
> > > 
> 
<http://us.ard.yahoo.com/SIG=129mrddgt/M=332618.5923858.6999527.21522
> 
11/D=groups/S=1705073947:HM/EXP=1113217309/A=2535374/R=0/SIG=142trf8s
> 4/*http://children.780net.com/qry/CICHildselect.taf?
> _function=childSearch&ETTFMRS_BHST_ID=872&s=f&hostName=Children%
> 20International> 
> > >   
> > >
> > > ·         Click Here to meet a Girl 
> > > 
> 
<http://us.ard.yahoo.com/SIG=129mrddgt/M=332618.5923858.6999527.21522
> 
11/D=groups/S=1705073947:HM/EXP=1113217309/A=2535374/R=1/SIG=142trf8s
> 4/*http://children.780net.com/qry/CICHildselect.taf?
> _function=childSearch&ETTFMRS_BHST_ID=872&s=f&hostName=Children%
> 20International>
> > > And Give Her Hope
> > >
> > >   
> > > ·         Click Here to meet a Boy 
> > > 
> 
<http://us.ard.yahoo.com/SIG=129mrddgt/M=332618.5923858.6999527.21522
> 
11/D=groups/S=1705073947:HM/EXP=1113217309/A=2535374/R=2/SIG=1424c63e
> m/*http://children.780net.com/qry/CICHildselect.taf?
> _function=childSearch&ETTFMRS_BHST_ID=871&s=m&hostName=Children%
> 20International>
> > > And Change His Life
> > >
> > > *Learn More* 
> > > 
> 
<http://us.ard.yahoo.com/SIG=129mrddgt/M=332618.5923858.6999527.21522
> 
11/D=groups/S=1705073947:HM/EXP=1113217309/A=2535374/R=3/SIG=1424c63e
> m/*http://children.780net.com/qry/CICHildselect.taf?
> _function=childSearch&ETTFMRS_BHST_ID=871&s=m&hostName=Children%
> 20International> 
> > >
> > >
> > >
> > > ---------------------------------------------------------------
--
> -------
> > > *Yahoo! Groups Links*
> > >
> > >     * To visit your group on the web, go to:
> > >       http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/
> > >        
> > >     * To unsubscribe from this group, send an email to:
> > >       [EMAIL PROTECTED]
> > >       <mailto:[EMAIL PROTECTED]
> subject=Unsubscribe>
> > >        
> > >     * Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms 
of
> > >       Service <http://docs.yahoo.com/info/terms/>.
> > >
> > >








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Would you Help a Child in need?
It is easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke