Saudaraku Brianz ingin rasanya memberikan sedikit sumbangsih;

 

Janganlah kita menyamakan ajaran kebenaran dengan suatu tatanan politik,
organisasi atau sejenisnya, sehingga kalau saudaraku menganggap demikian
dunia akan perang karena agama.

 

Dhamma (hukum alam) bukan milik satu agama, seseorang yang telah mengklaim
Dhamma itu milik agama Buddha, orang itu sedang mengumandangkan
keegoismeannya.

Dhamma (hukum alam) adalah kesunyataan yang dijelaskan oleh guru Buddha
menggambarkan kebenaran akan kehidupan seperti segala sesuatu adalah
perubahan, tidak ada yang diam atau tetap, semua yang berubah mengandung
unsur ketidak-puasan (Dukkha), guru Buddha memberikan jalan bagaimana
mengakhiri Dukkha.

Ini bukan agama, tetapi suatu ajaran bagaimana kita bebas dari Dukkha.

Bila ada seseorang yang tidak percaya bahwa perubahan itu ada, bukankah
tetap saja perubahan itu selalu berproses?  Lantas dapatkah kita katakan
bahwa orang yang mengenal akan perubahan berarti memasuki politik beragama
Buddha?  Bila seseorang memancarkan cinta tulus (metta) dapatkah diberikan
gelar orang tersebut berlabel agama Buddha?  Bila orang tersebut mempunyai
tekad bahwa ingin menolong makhluk hidup dapatkah dicap sebagai beragama
Buddha?

Bahkan bagi orang yang tidak mengenal "agama" sekalipun tetapi orang
tersebut mengenal dengan baik bahwa bila cinta kasih diciptakan akan membawa
kebahagiaan dan dilakukannya secara nyata, dapatkah kita beri gelar beragama
Buddha?

 

Saudaraku Brianz, guru Buddha tidak membutuhkan penghormatan, guru Buddha
tidak menginginkan banyak pengikut, seperti yang tertulis dalam sutta:

Penghormatan tertinggi kepada guru Buddha adalah bila kita menjalankan Sila
(tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berasusila, tidak berkata yang tidak
benar, ,,,,,,,,,,)

Coba kita lihat apakah lantas orang yang tidak melakukan pembunuhan makhluk
hidup, tidak melakukan mencuri, tidak berasusila, tidak.....dikatakan dan
diberi label orang tersebut beragama Buddha???

 

Setiap orang yang mengajarkan kebaikan ditunjang oleh pelatihan diri yang
benar bagi dirinya, yang telah tercapai suatu kebijaksanaan dalam melangkah,
dapat kita sebut sebagai guru, seperti guru Buddha, guru Yesus, guru
Muhammad, guru Avalokitesvara, guru Konghucu, guru Lau Tze, dan sebagainya.
Mereka semua tidak mengajarkan agama, tetapi mengajarakan bagaimana manusia
dapat hidup bahagia, agar manusia tidak berbuat kejahatan yang dapat
merugikan banyak orang, lantas kenapa manusia memberikan label agama untuk
masing-masing guru ini???

 

Label Agama diberikan hanya kepada orang yang tidak mengenal ajaran dari
para guru dengan baik, sehingga orang tersebut merasa dirinya sebagai pemuja
sang guru, dan bila ada orang yang menjelekan guru tersebut dengan tidak
segan segan melakukan tindakan yang tidak lagi sesuai dengan ajaran dari
gurunya.

Agama timbul karena egoisme manusia, agama adalah politik, agama adalah
pembatas kehidupan.

 

Saudaraku Brianz, kita belajar Dhamma bukan untuk mencari cari hal seperti:

 Setelah menjadi umat Buddhist.. 

-         Ada yg Puas sampai disitu dan menjadi umat apatis.. 

-         Yang tidak puas.mengali lebih dalam lagi tetapi hanya batas
pengetahuan teori.. Menjadi intelektual yg mahir dalam hal debat berdebat.

-         Ada yang tidak menguasai pengetahuan namun prakteknya sangat luar
biasa

-         Ada yang menguasai pengetahuan dan praktek.menjalankan dan
memberikan pencerahan & kebahagiaan kepada semua makhluk.

-         Ada yang menguasai pengetahuan dan juga praktisi namun karena
beberapa faktor dia tidak puas. misalnya merasa lingkungan tempat dia
belajar dan praktek telah tercemar oleh doktrin / virus lain, yang 'menurut
pandangannya' sudah tidak murni dan tidak sesuai lagi dengan ajaran
Buddha.maka dalam kedudukannya yg cukup mantap dalam lembaga tersebut, dia
membelot, mengeluarkan statement dengan argument-argument sebagai penyangah,
mengajak, mempengaruhi orang lain supaya percaya dengannya. Jenis orang
inilah yang menyebarkan virus dan benih-benih kebencian dan pepecahan dalam
agama Buddha.

 

Jenis orang tersebut bukan saja ditemui dijaman sekarang namun telah ada
sejak jaman awal perkembangan lembaga Buddhist. dimana para bhikksu saling
mempengaruhi raja yang berkuasa untuk menjatuhkan dan menghancurkan sekte
lainnya.

 

Selain perselisihan antara sekte, terdapat jenis orang yang merasa ingin
memperbaiki sektenya dengan cara yang salah yaitu membuka segala aib dan
keburukan sekte tersebut dengan maksud agar lebih baik.. tetapi sebaliknya
justru menjerumuskan. Dengan berpikir menghancurkan doktrin salah supaya
dapat mengembalikan kemurnian ajaran Buddha.. Solusi tidak terselesaikan
justru membuat doktrin baru menurut versinya..

 

Tetapi sudahkah kita melihat ke dalam diri ini apa yang telah kita lakukan,
apa yang sedang kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan.

Belajar Dhamma adalah lihat kedalam, bukan lihat keluar.

Dengan tidak melihat apa yang telah dilakukan oleh orang lain, tetapi
lihatlah apa yang sedang dilakukan oleh diri ini.

 

Dari jaman ke jaman yang namanya kejahata selalu ada, yang namanya perbuatan
buruk selalu ada, bukan dengan Dhamma kita menghapus atau menghilangkan
kejahatan di muka bumi ini, itu adalah hal yang mustahil saudaraku Brianz,
tetapi bila setiap pelaksana Dhamma melihat kedalam diri masing-masing,
melakukan praktek penghancuran noda bathin, inilah jalan terbaik dan bumi
ini bisa terselamatkan.

"Bila dimana telapak kaki ini melangkah tidak ditemukan satu tempat untuk
memijakan kaki karena dipenuhi duri, orang bijaksana bertindak bukan dengan
mencabuti seluruh duri dimuka bumi ini, tetapi melihat sewajarnya dan apa
adanya dengan memakai pelindung kaki untuk melangkah"

 

Guru Buddha pernah ada di bumi kita ini, lantas apakah perbuatan (Selain
perselisihan antara sekte, terdapat jenis orang yang merasa ingin
memperbaiki sektenya dengan cara yang salah yaitu membuka segala aib dan
keburukan sekte tersebut dengan maksud agar lebih baik.. tetapi sebaliknya
justru menjerumuskan. Dengan berpikir menghancurkan doktrin salah supaya
dapat mengembalikan kemurnian ajaran Buddha.. Solusi tidak terselesaikan
justru membuat doktrin baru menurut versinya..)

Seperti diatas ini tidak pernah ada waktu jaman guru Buddha???, lihatlah
dewadata.

 

"Dimana ada kejahatan dimuka bumi ini berarti disitu akan terdapat kebaikan"

"Bila tidak ditemukannya kejahataan dimana istilah kebaikan berkumandang?"

Kita bisa menilai itu jahat karena adanya sisi baik dalam diri kita, itu
adalah hukum alam yang  dilihat oleh para Buddha secara wajar dan demikian
adanya.

 

Tetapi saudaraku Brianz, bila saja ada orang yang melatih diri dengan baik
dan benar, selama itu pula Dhamma tidak akan pernah punah.

Untuk itu bukankah lebih indah kalau kita semua melatih untuk melihat
kedalam, bukan lagi keluar, niscahya suatu kelak kita dapat melihat
kehidupan ini dengan bahagia dan demikian adanya.

 

Semoga bermanfaat,

 

Salam metta selalu saudaraku

Akwang

 

  _____  

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
Brianz_liu
Sent: Saturday, March 25, 2006 6:38 PM
To: Dharmajala@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [MUBI] Agama dan perpecahan

 

Mengapa saya beragama Buddha..

 

Ada orang berkata saya bukan beragama Buddha tetapi pengikut ajaran Buddha.

Hidup dalam tantanan social di planet bumi ini.yang namanya kumpulan
orang-orang yg dikepalai oleh seorang pemimpin disebut sebagai suatu lembaga
atau suatu organisasi. mau jadi pengikut ajaran Buddha atau apa saja
istilahnya - selama anda menganggap Buddha adalah guru dan mengikuti
ajaranNya...berarti anda BERAGAMA Buddha. Kecuali anda termasuk yang
munafik..

 

Begitu pula halnya dengan agama lainnya termasuk agama gado-gado / aliran
new age. 

 

Menjadi pengikut ajaran Buddha atau sebagai umat Buddha karena beberapa hal.

Ada yang mengikuti agama orang tua

Ada yang karena ikut kekasih, pasangan hidupnya

Ada yang karena Kharisma dan tauladan dari seseorang

Ada yang karena kritis dalam proses pencarian

Ada yang karena pencerahan dalam dirinya

Ada yang berpura-pura dan beritikad jahat 

Dan bla..bla..bla..lainnya.

 

Setelah menjadi umat Buddhist.. 

-         Ada yg Puas sampai disitu dan menjadi umat apatis.. 

-         Yang tidak puas.mengali lebih dalam lagi tetapi hanya batas
pengetahuan teori.. Menjadi intelektual yg mahir dalam hal debat berdebat.

-         Ada yang tidak menguasai pengetahuan namun prakteknya sangat luar
biasa

-         Ada yang menguasai pengetahuan dan praktek.menjalankan dan
memberikan pencerahan & kebahagiaan kepada semua makhluk.

-         Ada yang menguasai pengetahuan dan juga praktisi namun karena
beberapa faktor dia tidak puas. misalnya merasa lingkungan tempat dia
belajar dan praktek telah tercemar oleh doktrin / virus lain, yang 'menurut
pandangannya' sudah tidak murni dan tidak sesuai lagi dengan ajaran
Buddha.maka dalam kedudukannya yg cukup mantap dalam lembaga tersebut, dia
membelot, mengeluarkan statement dengan argument-argument sebagai penyangah,
mengajak, mempengaruhi orang lain supaya percaya dengannya. Jenis orang
inilah yang menyebarkan virus dan benih-benih kebencian dan pepecahan dalam
agama Buddha.

 

Jenis orang tersebut bukan saja ditemui dijaman sekarang namun telah ada
sejak jaman awal perkembangan lembaga Buddhist. dimana para bhikksu saling
mempengaruhi raja yang berkuasa untuk menjatuhkan dan menghancurkan sekte
lainnya.

 

Selain perselisihan antara sekte, terdapat jenis orang yang merasa ingin
memperbaiki sektenya dengan cara yang salah yaitu membuka segala aib dan
keburukan sekte tersebut dengan maksud agar lebih baik.. tetapi sebaliknya
justru menjerumuskan. Dengan berpikir menghancurkan doktrin salah supaya
dapat mengembalikan kemurnian ajaran Buddha.. Solusi tidak terselesaikan
justru membuat doktrin baru menurut versinya..

 

Mengapa para kumpulan umat Buddha begitu ngejelimet? Padahal inti pokok
ajaran Buddha disekte manapun sama? Apa menjadi tujuan utama dari saling
menjatuhkan bahkan menjegal diantara sesame sekte? Bagaimana dengan umat
Buddha awam dalam memandang hal tersebut? bagaimana seharusnya yang
dilakkukan oleh kita sebagai umat Buddha?

 

Mohon pencerahannya..

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]



** MABINDO - Forum Diskusi Masyarakat Buddhis Indonesia **

** Kunjungi juga website global Mabindo di http://www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke