FENOMENA DHAMMA
(UNTUK KALANGAN SENDIRI)

PENYEBAB BENCANA ALAM DAN MUSIBAH

Tidak di angkasa atau di dalam laut, juga tidak di
dalam gua atau di atas gunung, tidak ada tempat di
dunia ini yang dapat dipakai sebagai tempat
bersembunyi dimana seseorang dapat terbebas dari buah
perbuatan jahatnya (akibat hukum karma).  
Sabda Buddha: Dhammapada bab IX.127: Kejahatan.

Cermin Manusia di ERA GLOBALISASI
        Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita atau
melihat peristiwa langsung tentang bencana alam dan
musibah yang menimpa kehidupan manusia baik di
Indonesia maupun di seluruh dunia. Bencana alam dan
musibah itu adalah seperti gempa bumi, tsunami, badai
topan, kebakaran hutan, longsor, banjir, peperangan,
hancurnya gedung WTC dan Pentagon, termasuk juga
musibah keluarga misalnya perkosaan, pembunuhan,
perampokan, bunuh diri, dan seterusnya.
        Mendengar atau melihat langsung peristiwa tersebut,
kadang-kadang kita jadi terperangah sejenak karena
terkejut, apalagi kalau menyaksikan langsung kejadian
tersebut yang menimpa saudara kita. Coba bayangkan
dengan mengingat kembali kejadian gempa bumi di
Taiwan, Jepang, China, Turki, dan lainnya yang sangat
sering terjadi hingga menelan korban ribuan nyawa
hilang tidak diketemukan. Peristiwa 11 Septembar 2001
di Amerika lebih dari 3,000 korban terbakar sekaligus
bersamaan gedung pencakar langit tertinggi WTC dan
Pentagon, hancur ditabrak pesawat terbang milik
Amerika sendiri oleh kelompok teroris. 
Gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Nias 26 Desember
2004, lebih 300 ribu nyawa hilang, luka parah, cacat
seumur hidup, yatim-piatu, keluarga tercerai-berai,
terlantar dengan kerugian kira-kira 3 trilyun. Selang
setahun Desember 2005 busung lapar dan kurang gizi di
Yahukimo menelan korban nyawa 55 orang, sungguh sangat
ironi karena Yahukimo termasuk kabupaten Papua yang
memiliki kekayaan alam berlimpah dengan tambang emas
dan minyak bumi yang dikelola oleh perusahaan Freepot
Amerika. Kemudian 27 Mei 2006 terjadi gempa bumi lagi
di Yogya dan Jawa Tengah menelan korban nyawa lebih
dari 6000 orang yang hilang, luka parah, cacat seumur
hidup dengan kerugian diperkirakan 6 trilyun. Sungguh
tragis!
Belum lagi gunung Merapi di Jawa Tengah yang sedang
bergolak dan berontak mengeluarkan “Wedhus Gembel”
tinggal menunggu waktu. Kebakaran hutan di Sumatera
dan Kalimantan yang sering terjadi sampai menghabiskan
ribuan hektar tanah lahan hutan yang hijau, tiba-tiba
hangus dan hanya dalam waktu sekejap berubah menjadi
lapangan terbuka yang asapnya menyebar seiring arah
angin meniupnya sampai ke negara tetangga Singapura
dan Malaysia, yang pada akhirnya membuat berang dan
marah karena asap yang tidak diundang itu ternyata
mengganggu pernapasan dan bisa menimbulkan berbagai
macam penyakit.
        Peristiwa Mei 1998 yang kelabu sudah berlalu
bertahun-tahun lamanya, namun seakan masih jelas di
mata penglihatan dan kita rasanya sulit sekali
melupakannya. Musibah itu teramat biadab dimana dunia
iptek sudah canggih dan peradaban manusia sudah mapan,
tapi nyatanya kebiadaban dan kekejaman manusia masih
mirip sifat dasar binatang, dengan bersorak-sorai
bergembira memperkosa wanita keturunan Tionghoa dan
anak-anak yang tak bersalah, lalu dibunuh, dibakar,
dibuang seenaknya, barangnya dirampok habis, rumahnya
dibakar ludes tanpa sisa, kejahatan, kekejaman,
kebiadaban itu nyatanya masih terus berlanjut
sewaktu-waktu sampai detik ini, sungguh tak habis di
pikir! Meski ada laporan dari tim pencari fakta tapi
selalu dibantah, ditutupi bahkan dihapus seakan tidak
ada kejadian apa-apa. Manusia pandai berkelit hukum
yang dibuat oleh manusia juga, tapi ingat hukum kamma
pasti akan mengadilinya melalui bencana alam dan
musibah.
Sungguh heran tragedi Mei 1998 ini, sebab yang
melakukannya adalah orang-orang yang mengaku taat
beragama dan sesama bangsa Indonesia. Sadar atau
tidak, suka atau tak suka semua peristiwa itu sudah
berlalu, memang jika Anda yang bukan sebagai korban
pasti tidak merasakan bagaimana sakit, pedih, bingung,
trauma, shock, stress dan sebagainya merasuk hingga ke
dalam tulang susum, dan mencabik-cabik perasaan halus
para wanita dan anak-anak yang tak bersalah,
menghancurkan leburkan hati nurani sebagai manusia.
        Inilah pentingnya saya merasa ingin mengajak Anda
semua untuk merenungi hal ini secara mendalam dan
berdasarkan pengertian agama (Dhamma) yang kita
pelajari. Tujuannya tidak lain adalah untuk
mendapatkan jawaban yang benar secara agama (Dhamma),
yang pada akhirnya dapat menumbuhkan Kebijaksanaan
bagi kita semua dalam menghadapi keadaan apa pun yang
akan menimpa kita di masa mendatang. Artinya ialah
agar kita menjadi siswa yang benar-benar memiliki
batin yang seimbang dalam menghadapi bencana alam atau
musibah yang besar maupun  kecil yang menimpa sesama
kita.
        Karena pada dasarnya setiap orang pada saat menerima
untung, dipuji oleh orang lain, badannya sehat,
bahagia tentunya orang tersebut tidak pernah mengeluh,
sedih, takut, khawatir, menyesal, marah, dendam,
trauma dll. Namun pada saat  orang tersebut tertimpa
bencana alam atau musibah, barulah dia akan merasakan
terpukul hingga muncul pikiran dan perasaan yang
tergoncang bukan main hingga terombang-ambing menemui
jalan buntu. Lalu kemana dia harus mengadukan
nasibnya. Kalau tak ada seorang pun yang peduli akan
nasibnya maka kebanyakan atau kemungkinan besar orang
itu akan mencari jalan pintas yaitu bunuh diri, atau
pilihan lainnya ialah narkoba. Sungguh memprihatinkan
bukan! 
        Kadang orang yang tidak memiliki pengertian benar dan
keyakinan kepada agama yang benar (misalnya: Triratna,
Buddha, Dhamma dan Sanggha), hanya mendapatkan
kesulitan sedikit saja dalam keluarga atau di PHK
dalam pekerjaan,  orang tersebut bisa langsung gelap
mata, lupa akan jati dirinya sebagai manusia beragama,
bersusila, bermoral, dan beradab. Semua pelajaran
agama tentang kebaikan yang setiap hari dihayati,
rajin sembahyang, rajin mendengarkan kotbah bisa
langsung menguap seketika dan malangnya bisa berganti
dengan naluri binatang atau setan keparat yang kalap
tanpa mengenal budi lagi, tak bermoral dsb. Inilah
yang saya katakan Cermin Kehidupan manusia di Era
Globalisasi saat ini, berhati-hatilah dan selalu
waspada!

Bersambung.......

Oleh:
Bhikkhu Sudhammacaro
(Rohaniwan Buddha)  



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


** MABINDO - Forum Diskusi Masyarakat Buddhis Indonesia **

** Kunjungi juga website global Mabindo di http://www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to