terlalu memaksakan ide orang "keblinger" pikirannya ngawur
Pada tanggal 06/10/16, RW <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > > Muhammad menurut Pandangan Kitab Agama Lain. > Posted by: "tawangalun" [EMAIL PROTECTED] <tawangalun%40yahoo.com>tawangalun > Sat Oct 14, 2006 8:20 am (PST) > Muhammad Menurut Pandangan Kitab Agama Lain > Ada anggapan di sebagian non-Muslim bahwa Muhammad saw hanyalah > seorang nabi yang diutus untuk bangsa Arab saja. Sebagaimana Yesus > (Isa as) yang diutus untuk Bani Israil, maka demikian juga Nabi > Muhammad diutus hanya untuk bangsa Arab. Pendapat lainnya menilai > bahwa Muhammad bukanlah seorang nabi melainkan orang yang melangkah > di jalan kenabian. Pandangan ini diyakini oleh Timothy dari Gereja > Nestorian, seperti yang diungkapkan Alwi Shahab dalam pengantar buku > Muhammad & Isa (Mizan: 1999). Timothy menyebutnya sebagai seorang > yang berjalan di tapak para nabi-walau tidak secara khusus mengakui > Muhammad saw sebagai nabi. > > Dalam satu sisi anggapan ini tentu baik. Sebab, kita sadar bahwa > jika seorang pemeluk Kristen mengakui Muhammad sebagai nabi yang > diutus untuk segenap manusia, niscaya pengakuan semacam ini akan > merontokkan fondasi keyakinan Kristen yang dianutnya. Belakangan > muncul kajian-kajian atas tradisi agama lain seperti Kristen, Hindu > dan Budha yang banyak mengungkapkan nubuat-nubuat seputar kelahiran > dan kemunculan Nabi saw berikut karakter pribadinya. Umpamanya, > melalui telaah mendalam atas Yesaya 42 dari tradisi Kristen > didapatkan bahwa sosok yang diceritakan dalam pasal itu > mengisyaratkan kepada Nabi Muhammad saw. Demikian pula dalam tradisi > Hindu dan Budha. Dijumpai dalam kitab-kitab mereka akan adanya > utusan akhir zaman yang akan menyelamatkan manusia. Secara sepintas > di bawah ini akan disajikan-meski selintas-nubuat dari tiga tradisi > itu. > > Tradisi Kristen > > Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya > Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia > menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. (Yesaya 42: 1) Dalam ayat > ini, jika kita menganggap "orang pilihan-Ku" sebagai kata benda maka > pilihan-Ku = pilihan Tuhan = Mushthafa (dalam bahasa Arab), yakni > nama nabi kita Muhammad saw. Semua nabi setelah Ya'qub as yang > disebutkan dalam Injil diutus untuk bangsa Israel bukan semua > bangsa. Ini termasuk Yesus (Isa) (lihat Matius15: 21-26, Matius 10: > 5-6 dan banyak lagi). Adapun Isa as tidak cukup lama tinggal di bumi > untuk melakukan misinya. Namun Muhammad saw diutus untuk semua > bangsa dan membawa pesan dan keputusan kepada bangsa-bangsa. > Selanjutnya dalam Yesaya 42: 2 dikatakan: "Ia tidak akan berteriak > atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan." > Kata "tidak menangis" diartikan sebagai "tidak mengeluh terhadap > tugas yang Aku embankan kepadanya". Sekarang jika Anda membaca Injil > Matius 26: 39-42, kita tidak bisa mengatakan bahwa Isa as tidak > pernah mengeluh. Artinya, ayat ini tidak cocok diterapkan kepada Isa > as. Namun jika Anda membaca sejarah kehidupan Muhammad saw, kita > tidak bisa mendapatkan bahkan satu kalimat keluhan yang keluar dari > lisan suci Nabi Muhammad saw tentang misi yang dipikulkan oleh Allah > Yang Mahakuasa. "Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan > patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau > mengharapkan pengajarannya." (Yesaya 42: 4). Sejarah menceritakan > kepada kita bahwa Yesus (Isa as) tidak sampai merampungkan misinya > yang telah berlangsung selama tiga tahun. Pembaca bisa menemukan hal > ini di banyak tempat dalam Perjanjian Baru. Ia pun tidak bisa > menegakkan hukum di muka bumi, karena pengikutnya sedikit dan mereka > punya sedikit iman (ini pun bisa ditemukan di banyak tempat dalam > Perjanjian Baru). Dan mereka "meninggalkannya dan kabur" ketika > tentara Romawi menahan Yesus. Ia sendiri berkata, "Kerajaan-Ku bukan > dari dunia ini; jika kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba- > Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, > akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." (Yohanes 18: 36). > > Sebaliknya, misi Muham-mad saw berhasil dengan tegaknya sebuah > negara dan mengatur dengan hukum yang diberikan oleh Allah. Karena > itu, ia menegakkan hukum di muka bumi, di bumi Madinah al- > Munawarrah. Dalam frase tersebut disebutkan bahwa Tuhan > menyebutkan "hukum-nya" dan ayat 9 menyebutkan "Nubuat-nubuat yang > dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan". Ini artinya ia (nabi baru) > akan membawa hukum baru. Tapi jika kita baca Injil, kita lihat bahwa > Yesus berkata dalam Matius 5:17: "Janganlah kamu menyangka bahwa Aku > datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku > datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya." > Jika kita baca lebih jauh, kita paham bahwa Yesus tidak datang > dengan hukum baru. Sementara Muhammad saw datang dengan hukum baru. > > Kejelasan akan datangnya Muhammad saw lebih terbaca lagi dalam > Yesaya 42: 8 yang berbunyi: Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak > akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku > kepada patung. Melihat konteks sejarahnya, kita lihat bahwa > perkataan Tuhan ditujukan kepada Muhammad saw dan bukan Isa as. > > Alasannya, Isa as datang untuk bangsa Israel dan mereka tidak > menyembah berhala. Adapun Muhammad saw datang kepada kaum Arab yang > menyembah berhala pada masa Jahiliah. Seterusnya, Nabi Muhammad saw > menghancurkan berhala. Jika kita membaca Yesaya 42: 17, hal itu akan > dipahami lebih jelas. "Baiklah mereka memberi penghormatan kepada > TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau." > (Yesaya 42: 12). Ayat ini mengacu kepada lafaz azan sebagai > panggilan shalat. Makna azan mengandung puji-pujian kepada TUHAN. > Ayat ini secara implisit merujuk kepada kandungan azan Islam yang > memuat nama Allah dan Nabi Muhammad saw. Sebagaimana terlihat, azan > bergaung di mana-mana menyerukan nama Allah dan Rasul-Nya yang tiada > keturunan Ibrahim as dari jalur Ismail as. Nabi Isa as sendiri > keturunan Ishak (Rujuk Kejadian 25: 13-16) Jelaslah, ayat ini (ayat > 11) tidak sedang membincangkan Isa as melainkan Muhammad saw. > > Jika Anda melihat ritual Muslim (khususnya haji), Anda akan melihat > kota-kota tersebut (Makkah dan Madinah) menyaringkan suara mereka > (azan) dan orang-orang menyeru dan memuji Allah dari puncak gunung, > khususnya Bukit Arafah. Tentang azan sendiri, Anda bisa melihat > bahwa di setiap negeri Muslim, orang-orang diseru untuk shalat > melalui panggilan azan yang mirip nyanyian. Bahkan jauh dari kota, > Anda bisa mendengar azan ini. Makna azan itu sendiri adalah: Allah > Mahabesar, Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, Aku bersaksi > Muhammad adalah utusan Allah, Dan seterusnya. > > Tradisi Budha > > Dalam tradisi Budha, pemimpinnya sendiri Sidharta Gautama telah > meramalkan kedatangan seorang manusia yang diberi wahyu. Dalam > Doktrin Budha (The Gospel of Buddha) oleh Caras (hal.217-8) > tercantum bahwa Budha agung yang akan datang ke dunia ini dikenal > sebagai "Maitreya". Cakkavatti-Sihanada Suttana memberinya > nama "Meteyya". Kedua kata ini bermakna "pemberi rahmat". Dengan > merujuk kepada sejarah kehidupan Muhammad saw, kentara sekali beliau > adalah orang sangat penyayang dan al-Quran juga menyebut-nyebut > fakta ini. > > Ada sejumlah kesamaan lebih jauh, seperti yang terbaca dalam kitab > suci kaum Budha: "Para pengikutnya (Maitreya) berjumlah ribuan > orang, sementara jumlah pengikutku ratusan orang." Faktanya, > pengikut Nabi Muhammad saw berjumlah ribuan orang (sekarang tentunya > jutaan). Ada sejumlah kesamaan lain yang akan diuraikan di bawah. > > Dalam Doktrin Budha (oleh Caras, hal.214), seorang Budha yang > tercerahkan itu dilukiskan sebagai memiliki kulit yang amat terang > dan bahwa seorang Budha memperoleh "pandangan yang luhur di malam > hari". Dalam kenyataan sejarah, Nabi saw acap melakukan shalat malam > (tahajjud) sebagai pantulan cintanya yang mendalam kepada Sang > Pencipta. Selama hayatnya, Nabi saw tidak pernah meninggalkan shalat > malam. Buahnya, beliau mendapatkan pandangan yang tajam untuk > merekonstruksi peradaban baru manusia, peradaban Islam. > > Dalam Si-Yu-Ki, jilid 1, hal.229, tertulis bahwa ".tak satu kata pun > yang mampu menguraikan kemuliaan pribadi Maitreya." Pembaca bisa > merujuk sejarah Islam secara detail. Baik Muslim maupun non-Muslim > sepakat dalam menegaskan bahwa Muhammad saw sangatlah rupawan dan > menarik baik dari sisi lahiriah maupun batiniah. Ketegasan dan > kelembutan pribadi beliau memanifestasikan sifat-sifat Tuhannya. > Inilah yang menyulitkan pemaparan kemulian pribadi Nabi saw.. Dalam > kitab dan jilid yang sama, tercantum ".suara indah dari Bodhisatwa > (Maitreya) begitu lembut, merdu, sekaligus santun. Mereka yang > mendengar tidak pernah merasa bosan dan puas." Nabi saw yang lahir > dari kalangan Arab tentunya paham benar akan bahasa Arab. Dan, > bahasa Arab yang digunakan al-Quran luar biasa indahnya. Karena itu, > al-Quran Suci sendiri dinilai sebagai suatu karya kesusastraan > khusus dengan bobot tertinggi yang memberikan manfaat kepada kawan > dan lawan. Kelembutan Nabi saw dan keindahan bahasa al-Quran > menjadikan setiap perkataan Nabi saw tidak pernah dikenai rasa bosan > dan letih untuk disimak. > > Seorang Budha mestilah seorang manusia-bukan dewa. Sang Budha > tersebut mesti memiliki lima karunia khusus, yakni karunia harta > kekayaan, karunia anak, karunia istri, karunia kekuasaan (yakni > kepemimpinan), dan karunia kehidupan dan pengikut. Sebagai tambahan, > Budha tersebut tidak punya guru, yakni tanpa menempuh suatu jenjang > pendidikan formal. Gautama juga menekankan bahwa Budha itu seorang > yang bersahaja yang mengatakan keselamatan itu hanya tergantung pada > amal perbuatan individu. > > Ciri-ciri di atas jelas senapas dengan kehidupan Nabi Muhammad saw. > Kita saksikan bahwa Nabi saw seorang yang memiliki lima hal tadi. > Nabi saw memiliki keturunan yang banyak sampai sekarang. Di > antaranya ada yang menjadi para pemimpin (imam) bagi kaum Muslim. > (Tentang keturunan yang banyak ini, baca Kejadian 12: 2, 3, 7 dan > Kejadian 16: 9-11, sewaktu membahas perjanjian antara Nabi Ibrahim > (Kristiani; Abraham) dan Tuhan. Akhirnya, Nabi saw sendiri tidak > pernah belajar sama sekali dari seorang guru pun. Ilmu yang beliau > dapatkan murni dari Allah sebagai buah perenungannya akan kenya-taan > semesta ditambah kesucian jiwanya. > > Tradisi Hindu > > Sebagaimana dalam dua tradisi agama di atas, dalam kitab suci Hindu > pun ditemukan hal yang sama mengenai ciri-ciri yang mengarah kepada > Nabi saw. Seorang profesor Hindu terkenal, Vedaprakash Upadhyay, > dalam bukunya yang menarik mengklaim bahwa deskripsi "Avatar" yang > terdapat pada kitab suci agama Hindu sejalan dengan pribadi Nabi > Muhammad saw. > > Baru-baru ini sebuah buku yang menyingkap fakta tersebut telah > diterbitkan. Buku itu menjadi topik diskusi dan perbincangan di > seluruh negeri. Penulis buku itu seorang Muslim. Ia mungkin telah > ditahan atau dibunuh. Boleh jadi semua salinan buku itu telah > dihilangkan. Buku itu bertajuk "Kalki Avatar". Pundit Vedaprakash > Upadhyay adalah seorang Hindu Brahmana dari Bengali. Sarjana > peneliti di Universitas Allahabad-setelah bertahun-tahun melakukan > riset-akhirnya menerbitkan bukunya. > > Keterangan dari Pundit Vaid Parkash telah disiarkan di BICNews pada > 8 Desember 1997 yang diterjemahkan oleh Mir Abdul Majeed. > Sebelumnya, pernah dimuat di The Message, edisi Oktober 1997. Tidak > kurang 8 pundit besar mendukung dan merestui butir-butir argumennya > sebagai yang otentik. Menurut kepercayaan Hindu, dunia Hindu tengah > menunggu "Pemimpin dan Pembimbing", yang bernama "Kalki Avatar". > Akan tetapi deskripsi yang dicantumkan dalam kitab-kitab suci agama > Hindu merujuk kepada Nabi Muhammad saw dari Arab. Karena itu, umat > Hindu di seluruh dunia semestinya tidak menunggu lebih lama lagi > kedatangan `Kalki Avatar' dan harus menerima Nabi Muhammad saw > sebagai Kalki Avatar. Inilah fakta-fakta yang diuji dan didukung > oleh tidak kurang dari delapan pundit terkemuka. Apa yang dikatakan > penulis adalah bahwa umat Hindu-yang masih harap-harap cemas > menunggu kedatangan Kalki Avatar-agaknya menyerahkan diri mereka > sendiri kepada penderitaan yang tak kunjung usai. Padahal utusan > agung tersebut telah datang dan meninggalkan dunia ini 14 abad yang > silam. Pengarang tersebut telah mengajukan bukti-bukti kuat dari > kitab Veda dan kitab suci Hindu lain untuk mendukung klaimnya: Dalam > kitab Purana, misalnya, disebutkan bahwa Kalki Avatar merupakan > utusan terakhir di dunia ini. Ia memberi petunjuk seluruh manusia. > Nabi Islam saw diutus bagi segenap manusia. Bukan untuk salah satu > golongan. Menurut prediksi agama Hindu, kelahiran Kalki Avatar akan > terjadi di Semenanjung (yang menurut agama Hindu kawasan Arab). Ini > ramalan yang sesuai dengan faktanya di mana Islam lahir di kawasan > Arab. > > Masih dalam kitab-kitab Hindu juga, nama ayah dan ibu Kalki Avatar > masing-masing adalah Vishnubhagath dan Sumaani. Jika kita menilik > arti kedua nama tersebut, kita akan mendapatkan kesimpulan yang > menarik. Dalam kosakata Hindu, Vishnu artinya Allah dan Bhagath > artinya hamba. Kalau digabung berarti hamba Allah yang dalam bahasa > Arab berarti Abdullah. Ia adalah ayah Nabi saw. > > Sumaani artinya kedamaian atau ketenteraman. Dalam bahasa Arab > sepadan dengan kata Aminah (`kedamaian') yang tiada lain adalah nama > ibunda Nabi saw. Selanjutnya, dinyatakan dalam kitab Veda, kelahiran > Kalki Avatar akan terjadi di tengah klan keluarga bangsawan. Jelas > ini merujuk ke suku Quraisy di mana Nabi saw dilahirkan. Dalam kitab > yang sama, Tuhan akan mengajar Kalki Avatar melalui utusan > (malaikat)-Nya di dalam gua. Ini sesuai dengan riwayat kehidupan > Nabi saw. Allah mengajar Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril, > dalam suatu gua yang disebut Gua Hira. Tuhan pun menyiapkan Kalki > Avatar dengan bantuan-Nya. Ini secara jelas terbukti dalam Perang > Uhud. > > Semua hal itu menjadi segelintir bukti yang mengisyaratkan > universalitas pribadi Muhammad saw dan agamanya: Islam. > Tawangalun. > > > [Non-text portions of this message have been removed] ** MABINDO - Forum Diskusi Masyarakat Buddhis Indonesia ** ** Kunjungi juga website global Mabindo di http://www.mabindo.org ** Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/