Flu burung lagi.... Seorang sahbat menanyakan saya, apakah saya meragukan nasionalisme salah satu etnis yang ada di negara kita ini, dan jawaban saya ke sahabat itu adalah bahwa saya meragukan rasa dan praktek rasa nasionalisme semua etnis di negara kita ini, bukan hanya salah satu etnis. Kalau semua orang dan rakyat di Indonesia ini punya rasa nasionalisme yang baik dan benar, tidak perlu tinggi, begitu, cukup baik dan benar saja, tidak akan mungkin kita akan terpuruk sampai seperti sekarang ini dan tidak akan mungkin negara-negara lain akan memandang sinis dan rendah kepada bangsa kita. Sama halnya kalau anda tidak hormat dan sayang, tidak berbakti kepada orang tua anda, apakah anda akan bisa mengharapkan orang lain untuk menghargai mereka dan anda??? Orang akan mencibirkan bibirnya kepada anda dan menganggap anda anak tidak berbakti kalau anda sendiri tidak mau menghormati orang tua anda dan kalau anda sendiri tidak menghargai orang tua anda, tentu kemungkinan mereka itu tidak dihargai oleh orang lain akan sangat besar. Menerima pertanyaan semacam itu, apakah saya meragukan nasionalisme salah satu etnis di negara kita ini, saya justru jadi makin sedih dan bertanya, sampai kapan kita mau mencari kambing hitam dan melemparkan permasalahan yang kita hadapi dalam keseharian ini ke pundak orang lain? Kapan kita mau mengakui dengan jujur bahwa langsung atau tidak, jelas atau abu-abu, kita semua ikut terlibat dan telah mendegradasi rasa nasionalisme kita dalam keseharian kita dan pada akhirnya itu menyeret kita semua pada lingkaran kesulitan bersama dalam kehidupan berbangsa ini, entah kalau anda menganggap bangsa kita memang dalam keadaan sulit atau tidak? Dan pandangan yang mau mencari kambing hitam itu timbul entah karena tekanan hidup kita yang entah itu karena keputusan pemerintah (harga BBM naik, dan inflasi yang rendah lalu kenaikan gaji anda nggak nyambung dengan kenaikan real biaya hidup anda) atau juga karena kondisi perusahaan anda yang tidak baik dan banyak faktor eksternal lainnya.Dan anda lalu mau membebankan semua problem itu dengan menyalahkan sekelompok orang? Ya, lalu sampai kapan itu akan berakhir, dan toh dengan memelihara pola pikir semacam itu kita tidak juga hidup lebih baik? Dan toh yang mestinya memulai memperbaiki kondisi kehidupan ini belum tentu juga bisa mengambil keputusan yang bisa memperbaiki kondisi kita semua? Lalu, apakah anda masih melihat pentingnya untuk memihara pola pikir yang ingin mencari kambing hitam semacam itu? Dan bukan itu yang ingin saya sampaikan dari awal rentetan tulisan ini yang dimulai dari Tour Gitu Loh!!! Justru yang kembali mesti kita sama-sama lihat adalah bagaimana kita menyikapinya dan berusaha untuk berbuat lebih baik dan lebih benar dalam keseharian kita, agar kita sama-sama bisa membangunkan dan menumbuhkan Ratu Adil itu dalam diri kita masing-masing menghadirkannya SEKARANG bukan nanti, dengan harapan, makin banyak orang yang punya rasa keadilan akan makin banyak juga orang yang waras dan sehat pikirannya dan lalu kita bisa memulai untuk berpikir apa selanjutnya yang perlu dilakukan. Huat neks gitu loh!!! (baca What next, gitu loh!!! hehehehe). Kalau anda berharap dan membayangkan akan datang seorang yang maha sakti dan maha baik untuk menyelamatkan kita semua, mesias, indigo goblok, mungkin itu cuma ada di film doang, tipuan holiwud mah itu. Gombal kacang gompal, mah itu..... kata si Kabayan :) Anda musti melihat bahwa tidak akan ada satu orang,satu pribadi atau tidak akan ada seorang anak manusia sendirian yang akan mampu memperbaiki kondisi negara kita ini, bahkan untuk merdeka pun, kita semua mesti berjuang dan, anda dan sayalah, kita semualah yang mesti memperjuangkan perbaikan itu, memperjuangkan keadilan itu bagi kita semua, dan perbaikan itu memang itu butuh rasa keadilan, butuh pandangan yang bijak, yang baik dan benar agar lalu kita bisa melihat permasalahannya itu dengan lebih jernih dan menentukan solusi dengan jernih juga. Tapi, anda jangan mengartikan rasa keadilan yang saya maksud di sini adalah keadilan yang sama-rata sama rasa, TIDAK, itu namanya keadilan yang membodohi manusia, kalau istilah di Pendidikan Moral Pancasila di jaman saya sd-sma dan kuliah dulu itu keadilannya KOMUNIS dan saya tidak mendukung komunis, anti banget. Keadilan seperti apa yang mau diwujudkan, ya, lihatlah di tiga puluh enam butir Pancasila, dan kita bisa kembali ke lep top, ups sori, jadi niru si Arwana T. Sori, sori. Anda bisa memulai bisnis MLM dengan gigih dan menularkan semangat enterpreneur dengan begitu hebatnya sampai-sampai bagi banyak peserta MLM, tiada hari tanpa jualan. Kenapa kita tidak bisa membangun rasa keadilan ini dan berjualan rasa keadilan ups sori, maksud saya menularkannya ke semua orang yang kita kenal, dengan harapan, nantinya orang-orang yang memang memiliki wewenang untuk menentukan keadilan itu akan terketuk hatinya atau paling tidak jadi malu, karena semua rakyatnya telah adil, jujur, baik dan benar kok!!!! Dan ini memang hanya akan bisa kalau anda mau memulai perbaikan itu dari diri anda masing-masing, dari saya dan anda, dari kita, kalau anda masih menunggu orang lain dan berharap orang lain yang akan memulainya, tentu itu sama saja dengan mengatakan bahwa anda itu bersih dan orang lain lah yang kotor, anda sehat kok orang lain yang kena flu burungnya. Apa anda mesti menunggu sampai flu burung itu merenggut nyawa anda???? Memang, untuk memulainya sungguh tidak gampang, itu membutuhkan pengakuan. Pengakuan bahwa anda memang sakit flu pake burung pula, mengakui bahwa orang lain ternyata punya kebaikan juga kok, dan saya juga tidak baik-baik amat kok, saya itu kejam, culas, keji, penipu, maruk harta, maruk wanita, maruk-maruk-maruk.... Apakah anda bisa memulai untuk jujur pada diri anda sendiri, jujur melihat tingkah laku anda dan mengakui bahwa porsi terbesar dari nya adalah pemuasan nafsu dan ego anda sendiri, maaf, ego saya sendiri maksud saya. Anda kan suci, saya tidak, jadi mohon maaf..... :) Ya, mulai memperbaiki perilaku kita masing-masing untuk bisa berpikir positif dan memelihara rasa keadilan itu dengan baik, .. berproseslah. Ya, jadi semua itu terserah anda sendiri, mau berobatlah selagi masih bisa dan bertobat selagi masih mampu berobat. Loh kok!!!! Ya, saya bingung dong, masa saya yang mesti menjawab urusan bangsa yang sakit... flu burung lagi... hahahaha, .. atau anda masih mau membiarkan anak keturunan anda mewakili anda untuk berobat flu burung juga??? dan menerima beban berat kehidupan yang toh anda juga sedang menanggungnya, ya, silahkan saja dehhh... 220207 SJW
Diskusi dan pertanyaan mohon di kirim ke japri;[EMAIL PROTECTED] --------------------------------- 8:00? 8:25? 8:40? Find a flick in no time with theYahoo! Search movie showtime shortcut. [Non-text portions of this message have been removed]