----- Forwarded Message ----
From: tjliauw <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, September 25, 2007 5:17:53 AM
Subject: [Dharmajala] Perkembangan bayi kembar Liauw Tung Jin

Sekuntum teratai untuk Anda, seorang calon Buddha

Hari sabtu tgl 22/09/2007 jam 4 sore kedua bayi saya bawa pulang, setelah 
mendapat 
persetujuan dari Dinas Kesehatan. Berat badan kedua bayi masing2 2,35kg & 
2,45kg. 
Total tagihan dari tgl 03/08/2007-22/ 09/2007 untuk kedua bayi Rp. 105juta. 
Rinciannya 
ada ditangan Dinas Kesehatan. Kontribusi saya Rp.1,5juta.

Mengenai masalah saya di DinKes, mohon Teman2 Dharmajala bisa mengerti kalau 
saya 
hanya takut jika masalah menyebar & bayinya tidak bisa dibawa pulang. Soalnya 
mereka 
mengingatkan saya untuk tidak menyebarluaskan tentang ini. Informasi tentang 
"orang 
dalam" juga saya dapat dari orang2 seperti saya yg mengurus SKTM. Mereka bilang 
jika 
ingin kontribusi kecil, harus melalui orang dalam, tidak bisa melalui loket 
apalagi tagihan 
sudah terlampau besar & status RS Pluit adalah rumah sakit swasta. Saya hanya 
berpikir 
bagaimana caranya agar bayinya bisa dibawa pulang, tidak ada maksud lain. Saya 
berusaha seirit mungkin menggunakan uang DKD. Dimana bisa didapat pengurangan 
biaya pasti saya lakukan.

Bayi kembar tersebut lahir di UGD Rumah Sakit Royal Taruma, grogol. Bukan di 
ruang 
bersalinnya. Pada saat itu istri saya tiba2 mules sangat kuat sewaktu main ke 
rumah 
mamanya di jelambar. Saya kemudian membawa istri ke RS Royal Taruma karena 
dokter 
mengatakan umur bayi 7 bulan kurang & berat kurang lebih 600g sehingga jika 
melahirkan harus di rumah sakit & RS Royal Taruma adalah yg terdekat. Begitu 
sampai 
dipintu UGD bayi langsung keluar. Jika saya waktu itu membawa istri ke RS 
Sumber Waras 
atau RSUD Tarakan, bayinya pasti keluar di bajaj yg saya tumpangi & kemungkinan 
besar 
mati, karena waktu itu jam 15.30 WIB & macet. Di RS Royal pun bayi lahir dalam 
keadaan 
diam, tanpa tangis/napas.

Setelah dokter berhasil mengembalikan napas kedua bayi, dokter mengatakan jika 
bayi2
ini harus segera dikirim ke rumah sakit yg ada mesin napas & fasilitas utk bayi 
kecil. 
Pilihannya RS Pluit atau RS Harapan Kita. Karena kedua rumah sakit tersebut 
relatif dekat 
dibanding RS Cipto yg dokter takut bayi bisa meninggal dijalan. RS Pluit mau 
menerima 
jika bersedia membayar uang muka Rp.20jt sedangkan RS Harapan Kita Rp.40jt. 
Saya tlp 
family terdekat untuk meminjam uang tersebut. Selama dirawat di RS Pluit, saya 
beberapa 
kali menanyakan kepada Dr. Eric Gultom, apakah bayi bisa dipindahkan ke RS lain 
yg lebih 
murah. Dr. Eric bilang, "Pak, jangan dipindahin dulu bayinya, kondisi belum 
stabil & 
lemah. Biar aja disini kita yg ngerawat, masalah uang jgn dipikirin dulu. Bisa 
selamat aja 
sudah baik. Yg 2kg aja banyak yg mati apalagi ini 1/2kg."

Sekarang saya mohon para donatur & Ibu Jenty berkenan memberikan sisa dana yg 
terkumpul dikotak dana Bayi Kembar Liauw Tung Jin untuk saya gunakan membeli 
susu 
bayi, kontrol mata bayi-2 di Klinik Mata Nusantara & melunasi hutang2 saya 
selama bayi 
dirawat di RS Pluit.

Semua dana DKD yg saya gunakan disertai tanda bukti (kwitansi).

Rincian penggunaan dana :

(tranfer DKD Rp.5juta+Rp. 2juta+8juta) - (Rp.1,1juta+ Rp.1,22juta+ 
Rp.520ribu+Rp.
520ribu+Rp.300, 000+Rp.7, 7juta+1,5juta) =Rp.2,140,000.

Dana DKD yg ada pada saya : Rp.2,140,000.

Terima Kasih, Buddha memberkati Anda & Keluarga

Wili&Lia





      
____________________________________________________________________________________
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mail&p=graduation+gifts&cs=bz

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke