Perjalanan MENANGKAP PIKIRAN-Awal di Panditarama Forest Monastry.

Kembali ke awal kedatangan saya di Panditarama Forest Monastry. 

Waktu itu, masih Samanera. Saya diantar ke forest oleh sopir Pak
Handaka, tiba di sana sekitar jam 10.30. Menjelang sore, saya ditabis
menjadi Biku oleh guruku terkasih, U Thamana Kyaw di Sima asri dan
sunyi Panditarama Forest Monastry.

Bagi penyuka eksotisme, mungkin senang berlama-lama di kuti ini. Untuk
mencapainya melalui jembatan di atas danau penghubung meditation hal
dan ruang makan. Nah, sima ini terletak ditengah perjalanan melalui
jembatan.

Selesai ditabis aku minta ijin ke front office menggunakan internet
mengabarkan Pak Handaka dan guruku terkasih di Indonesia, Bhante
Dharmavimala. 

Tentu tak boleh lama, di Myanmar yang dibentengi junta militer
internet termasuk barang luarbiasa mewah, selain itu, ibu di front
officer terkenal galak dan tak segan memarahi Biku! Weleh-weleh- weleh.

Awal masuk Panditarama Forest Monastry terusterang aku bego soal
vipassana, apalagi mengamati naek turun perut.. aduh makkk ampun
dah..gimana caranya? Aku sudah terbiasa dengan anapanasati, mengamati
keluar masuk nafas.

Jadi semangat awalnya juga asal bisa ke Myanmar dan juga asal bisa
belajar meditasi di Mahasi Center, kan terkenal tuh, Bhante Ashin
Jinarakkhita yang kesohor itu kan belajar di sini, di Mahasi Center.

Barulah sampai di Myanmar, pelupuk mata ini sedikit terangkat.
Ternyata Mahasi Tradition sudah beranak pinak, berkembang sangat pesat.

Dari Pak Handaka dan keluarganya yang helpful terhadap Sangha inilah
aku diantar melihat satu center ke center lain di Myanmar. Baik itu
`turunan' Mahasi atau bukan. 

Jadilah kita seperti Indiana Jones, dengan mobil (Jeep atau Kijang
ya?). Kita, saya dan keluarga Pak Handaka berpetualang melihat center
demi center.

Mahasi Center sendiri konon telah ditinggalkan murid-murid terbaiknya,
seperti Sayadaw U Pandita (Panditarama) dan Chammay Sayadaw yang
membuka center sendiri. 

Karena Mahasi Sayadaw sudah tutup usia, maka tak ada guru besar lagi
di Mahasi Center. Rekomendasi Pak Handaka, mau belajar metode Mahasi
ada dua pilihan, tempat Sayadaw U Panditarama atau Chammay Sayadaw.

Perlu juga diketahui, tak hanya di Indonesia terjadi blok antara biku,
di Myanmar juga begitu. Meski sama-sama menggunakan metode Mahasi,
hubungan U Panditarama dan Chammay Sayadaw konon tak mulus. 
Panditarama Sayadaw adalah guru meditasi Aung San Su Ki oposisi Junta
berkuasa, sedangkan Chammy Sayadaw rekanan junta. Jadi ceritanya
sedikit mirip kisah air dan minyak.

Selain kedua Master yang mengajarkan metode Mahasi, ada lagi satu
center yang didirikan Sayadaw yang dulu merupakan sayadaw di Mahasi
center, yakni Shwe Oo Min Center. 

Cuma sedikit aneh, Shwe Oo Min Center tak mengajarkan Metode Mahasi,
yang mengamati naik turunnya perut. Center ini bisa disebut center
`kebebasan' karena diijinkan menggunakan metode apa saja yang menurut
anda nyaman. Mau anapanasati boleh, naik turun perut jug oke, atur aja
bro.

 Sekilas center ini mirip center zen, dan merupakan pusat meditasi
pecinan di Myanmar.

Myanamar memang gudangnya master meditasi. Ada banyak center meditasi
di sini dengan metode berlainan. 

Ada Goenka Center, Pak Auk Sayadaw, Mingun Sayadaw, etc. Terlalu
banyak center di sini dengan metode beragam. Ada center yang ketika
anda masuk ke meditation hallnya seperti masuk ke rumah tukang kayu. 

Anda seperti mendengar orang menggergaji kayu, `ngik ngok,ngik ngok'
yang berasal dari suara nafas keluar masuk hidung yang dipush, ditarik
panjang hingga berdesis kayak ngorok. 

Konon masternya meditation ini, yang awalnya petani, mencapai arahat
saat mencangkul dengan nafas ngos-ngosan. Jadi   beliau mengajarkan
metode `ngos-ngosan' mengepush nafas.

Uniknya, meski metode berbeda, oleh masyarakat di sini, master-master
pendiri center ini dianggap telah mencapai arahat. Hal ini dibuktikan
dengan relik dan sebagainya.

Namun begitu, yang membangakan kita orang Indonesia, apabila membaca
biografi Mahasi Sayadaw, selalu terdapat paragraph menceritakan
muridnya  The Boan An atau Ashin Jinarakkhita. Cuma beliau
satu-satunya murid yang diberi paragraph di biografi Mahasi Sayadaw.

Singkat  cerita, mulailah aku melewati hari-hari `buta' dan menyiksa
di Panditarama Forest Monastry. Dikatakan buta karena memulai dari
nol, buta tentang Metode Mahasi. Dikatakan menyiksa karena datang saat
musim panas, summer di Myanmar. Saking panasnya  angin yang berhembus
pun  panas. 

Jadilah saya melewati hari gerah. Bukan hanya itu, Panditarama Center
juga terkenal keras dan ketat. Rasanya semua kegiatan diawasi dan
ditempel rapat dari bangun sampai tidur. Mencuri waktu menarik nafas
rasanya bisa ketahuan.

Hampir menginjak sebulan setelah itu, aku mengirim email ke Handaka
menceritakan `duka' yang aku alami. Panas dan tak betah. 

Oleh Pak Handaka disarankan kalau tak betah pindah center saja.
Setelah itu, aku mencari hari baik minta ijin meninggalkan center.

Di hari melaporkan hasil meditasi, aku melaporkan mengamati naik turun
perut, sampai akhirnya mendadak mengalami `plong' semua eksistensi
lenyap. Yang eksis hanya naik turun perut, tapi hanya sepersekian
detik, kemudian semua normal kembali.

Guruku terkasih, U Thamana Kyaw tampak puas atas perkembangan meditasiku. 

Aku tak melaporkan sebenarnya tak menggunakan metode vipassana dengan
objeb berubah-ubah, tapi aku menggunakan metode samatha. Perhatian
penuh pada perut dengan mengacuhkan hal di luar.

Tapi aku tak menyiakan kesempatan, segera mengungkapkan akan pamit
dari center.

"Alasannya?" Tanya beliau

"Panas, aku gak kuat," kataku, "aku ingin berziarah dulu ke India." 

Aku memang akan ziarah ke India, tapi sebelumnya akan ke center lain,
tentu aku tak bercerita mau ke center lain.

Dengan murah hati beliau mengijinkan, ini sangat mengembirakan. 

Sebelum pamit aku bertanya, boleh kembali ke center ini tidak? Yang
dijawab: "boleh."

Keesokan harinya, aku ikut mobil center di forest ke center yang ada
di kota, dari situ dijemput Pak Handaka melanjutkan perjalanan ke Shwe
Oo Min Center.


Batavia, 24 Januari 2009 (02:58 am)

Harpin

Sumber: http://harpin.wordpress.com


Kirim email ke