Dan apabila hamba2-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka jawablah,
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu
memenuhi segala perintahku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,agar
mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS:2:186)


    Terentang jari jemari menghitung hari. Aku pun tersentak, betapa
jauhnya aku terlempar dari pijakan. Kakiku telah menginjak ribuan duri
dunia, tapi tak membuatku  merasa luka. Fatamorgana menjerembabku ke
dalam jurang tak bermakna, tapi tak membuatku terhempas. Angan-angan
telah menerbangkanku ke pucuk awan, tapi tak membuatku terjatuh.
Bayang-bayang telah menggelapkan pandanganku, tapi tak membuatku buta
. Telah hilang cahaya Ilahi dari hatiku, tapi tak membuatku merasa
gelap.  Aku telah hilang, melayang di kegelapan-kekeruhan- dan aku pun
tak tahu diriku lagi. Oh siapa yang mencuri diriku ini? Ah raga dan
jiwaku tak bersatu? Dimana jiwaku ini?

    Kucoba mencari di mas laluku. Kutarik mundur langkah hidupku.
Kudapatyi diriku telah terombang ambing gelombang badai dunia. Hingga
hilang arah....tak tahu akan kemana? Tapi siapa yang ada jauh di
belakang sana? Matanya memerah menebar benci, amarahnya memuncak
dibakar api dendam,mulutnya menyeringai namun berhias
tipuan.............Dia yang telah mengaburkan pandanganku dari tujuan
hidupku....dan aku telah sesat dari jalan hidupku. Menyimpang jauh
dari tujuan hidupku ini. Aku tertipu dengan kepiawaiannya menipu dan
menghimpitku dengan dunia. Nafasku terasa sesak....Tamparannya telah
memalingkan aku dari cahaya....hanya kegelapan. Pun rayuannya
melumpuri mataku dan seluruh panca indraku bergelimang dengan sampah!
Ternyata dia yang telah mencuri hatiku....dan dia pula yang merebutnya
dariku....memisahkan jiwaku dari ragaku.

    Samar ada yang terlintas jauh di sana. Kupaksa mata ini terbuka
meski terasa berat. Sedikit demi sedikit cahaya masuk ke ruang hatiku.
Mataku berkaca melihat keindahannya yang sejati. Begitu takjub
menelusuri setiap huruf demi huruf dan kalimat dari kalam Ilahi, yang
begitu lama kusimpan di sudut gelap ruang bawah sadarku. Oh mengapa
tak pernah kuperhatikan petunjuk yang begitu nyata: Iblis
menjawab:"Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, maka aku akan
benar-benar menghalangi mereka (manusia) dari jalan Lurus. Kemudian
aku mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan
dan kiri mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
kecuali yang bersyukur(taat)." (QS 7:16-17)
       Di sini kutemukan  pengalaman sejarah yang mencerahkan. Betapa
lemahnya aku, kala rasa kuat menyelimuti jiwaku yang membawaku berdiri
tegak berjalan gagah tak tentu arah. Begitu mudahnya aku disesatkan
jalanku oleh iblis. yang dikutuk dan dilaknat Allah. Jiwaku memang
rapuh dan begitu mudah dia menipu aku dan mengajakku ke jalan
sesatnya. Aku pun tersungkur dalam sujudku memohon perlindungan kepada
Pencipta dan Pemilik Alam Semesta dan isinya agar menjadi benteng
pertahananku dari bujuk rayu iblis yasng juga ciptaannya dari sebuah
api. Aku pun memohon ampun dan rasa syukur pada Dzat yang menguasai
setiap jiwa para mahluknya. Dalam sujudku kubulatkan tekad untuk
meraih kembali jiwaku dan diriku yang hilang ini, sejak di perhentian
akhir.  Kukembalikan diriku dan jiwaku pada Pemiliknya. Wahai Dzat
yang memiliki JIwa dan diriku ini ulurkan tangan-Mu agar aku bisa
meraih kembali diriku ini.
    Di pemberhentian terakhir ini, kuhitung seluruh ruas tulangku,
setiap helai rambut, dan seluruh pori-pori bahkan bintang-bintang di
malam hari, ternyata tak cukup memenuhi banyaknya celaku. Begitu pekat
dan kotor hatiku hingga cahaya matahari dan sinar bulan bintang tak
mampu menembus. Gelap gulita jalanku. Oh aku memohon dan menghiba
pada-Mu agar dengan kasih-Mu, mengampuni diriku dan memberi siraman
rahmat-Mu tuk membersihkan dan menyegarkan kembali hatiku untuk
menghadap-Mu, serta nur hidayah-Mu untuk menerangi jalanku menuju-Mu
yang gelap ini.
    Meski sejauh timur dan barat, sepanjang mata memandang, sedalam
relung samudera dan lautan, Namun tetes penyesalan atas segala dosa
dan salahku, setapak demi setapak langkah meniti ampunan-Mu, membangun
kembali harapan bertemu dengan -Mu, dan mencari jalan Pulang, Kembali
pada-Mu. Teringat aku pada sabda utusanMu: "Wahai anak Adam selagi
engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu
dan Aku tidak pedulikan Lagi. Wahai anak Adam walau dosamu sampai
setinggi langit, bila engkau mohon ampun pada-Ku, niscaya aku memberi
ampunan kepadamu. Wahai anak Adam jika engkau menemui Aku dengan
membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tidak menyekutukan Aku,
niscaya Aku datang kepadamu dengan memberimu ampunan sepenuh bumi
pula." (HR Tirmidzi)
    Apalagi yang lebih indah dari berseminya harapan kepada-Mu?
apalagi yang lebih bersih dari  hati yang suci karena Engkau ampuni?
Apalagi yang lebih damai daripada dekat kepada-Mu? Apalagi yang lebih
aman pada perlindungan-Mu yang kokoh? Maka mendekatlah kaki-kaki yang
kotor dan bau ini oleh lumpur dan debu dosa kepada-Nya agar tersiram
rahmat-Nya yang tak bertepi. Maka mendekatlah hati yang gelap, hitam
dan pekat ini kepada petunjuk-Nya. Maka mendekatlah jiwa yang telah
tertipu dan terlena oleh buaian dunia dan dan tipuan hawa nafsu kepada
Engkau agar memiliki kekokohan dan ketegaran Jiwa dalam menjalani
kehidupan. Hingga diriku pun takjub ketika Engkau hadir di depan mata
memberi ampunan ketika langkah kaki ini mendekat. Engkau tak pernah
lelah, lupa, dan tidur, untuk mendengarkan setiap permohonanku. Engkau
selalu memberi siraman kesejukan untuk diri yang lelah ini.
    Maka mendekatlah jiwa yang haus akan kesejukan. Datanglah Engkau
dari depan dengan membawa cerahnya pandangan masa depan. Tak usah
menoleh ke belakang agar terlepas dari ikatan fatamorgana dunia.
majukan kaki kanan untuk menjawab panggilan kebajikan dan majukan kaki
kiri untuk menghempas segala  panggilan  keburukan. Segala badai
rintangan, dan halangan terasa lewat begitu saj. semuanya hanya diam
dan menggoda saja lalu tertunduk lesu dan pergi menjauh.
    Kucari terminal akhir kutambatkan kendaraan iman dan tqwaku.
Memasuki terminal yang begitu hening dan sunyi. Melihat orang-orang
pilihan yang telah sampai berbekal pujian doa, dan amal kebajikan.
Kudengar lantunan lirih dan merdu dari mereka yang memuji Engkau,
membacar kalam-kalam-Mu hingga menderai air mata karena begitu
menggetarkan. Diriku pun terhanyut pada suasana itu dan kutemukan jiwa
yang hakiki pada pemberhentian akhir ini.
    Kutenggelamkan diriku pada suasana suci dan khusyu ini. Kecemasan
merambat akankah ini pemberhentian paling akhir? Kecemasanku mengiring
pada kesungguhan untuk selalu melantunkan pujian, doa, dan permohonan
ampunan. Berharap di akhir pemberhentian ini Engkau pun turun dan
memberiku kedamaian dan membawakan seribu bulan untukku. Diiringi para
malaikatmu yang menebarkan pahala ampunan, dan berita gembira dari
Engkau. Aku ingin sedekat-dekatnya denganMu, mendekapMu, MenciumMu
saat berjumpa dengan Engkau. Mendekat dan selalu mendekat padaMu meski
lelah diri ini karena menempuh perjalanan panjang.
    Diriku yang terbangun dari tidur panjang. Diri yang tersusun dari
jiwa yang selalu ingin mendekat dan bertemu dengan Engkau. Diri yang
selalu ingin mencapai terminal akhir tujuan hidup. Diri yang selalu
ingin mendekat lebih dekat, menemui Engkau dan mendekap eret-erat.
hingga meraih kesempurnaan."Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami
lebih dekat kepadanya daripada uratlehernya" (QS 50:16)
    Ya Allah Tuhanku.......teguhkanlah kaki ini agar tetap mendekat
padaMu. Karena hari demi hari semakin mendekatkanku pada ujung
penantian. Harapku adalah aku datang padaMu kala jiwaku begitu dekat
denganMu. Amin

Wallahu'alam




Reply via email to