Salam,

ini pendapat pribadi, saya ndak nonton filmnya, tapi mbaca novelnya,
dan menurut saya, bau dari novel AAC, disamping bagusnya, juga ada
gelombang narcisme yang menyelimuti isi cerita.,

fahri digambarkan serba oke, aisha sampai tunduk patuh dan mau
melamar fahri, sementara maryam jatuh cinta dengan segenap jiwanya,
nurul dibela-belain menulis surat cinta dan ditolak fahri, sementara
noura dibelenggu noda dosa dan tetap berharap cinta fahri..


adakah figur seperti itu di realita?

kok kayaknya fiktif banget, alias ada unsur dustanya.., jadi ada dosa
juga di novel itu...

meski demikian, saya suka membacanya..., jadi ironis mungkin, saya
tidak suka tapi suka, ada dakwah berselimut dusta..., benarkah?

dalam bahasa ayu utami, itu adalah cengeng, meski pun ayu utami
hanyalah novelis yang kurang santun di mata pembacanya, mengingat
novel saman masih menebar misteri, benarkah ia penulis aslinya?

memang sulit menjadi orang baik, fahri digambarkan orang baik,
sayangnya ada syahwat di jiwa nya..., sehingga mengesankan super hero
bagi dia...

benar tidaknya pendapat saya, saya juga ndak tahu, tapoi begitulah
isi hati yang tertumpah di email ini...,

di luar itu, saya menyukai track record penulisnya, Habiburahman
Elshirazy...,

kalau di mata komunitas Salafi, segala yang berbau fiksi adalah
dusta, karena dusta maka dosa.., sayang memang kita semua menyukai
kedustaan, karena kebaikan hampir sulit ditemukan, sambil
membayangkan bahwa kalau anda laki-laki, wauaduh... betapa
beruntungnya anda kalau anda menjadi fahri...., ada dinamika duka di
penjara, tetapi anda tteap dipuja karena anda lah sang hero..


wallahu 'alam..


salam duka bagi pemuja cinta..


Reply via email to