FENOMENA ANAK INDIGO

Banyak anak-anak istimewa lahir di milenium baru ini dengan berbagai 
kelebihan supranatural. Mereka kebanyakan mempunyai kepekaan indera 
keenam, melebihi anak seusianya. Anak indigo, demikian mereka biasa 
disebut, ternyata mempunyai misi khusus di dunia ini. Apakah anak 
indigo itu dan misi yang mereka emban ?

Beberapa waktu yang lalu, beberapa media massa ibu kota mengulas 
habis seorang anak "sakti". Gadis cilik bernama Annisa itu sangat 
mengagumkan dalam menunjukkan kelebihan olah bathinnya. Bocah berusia 
5 tahun tersebut begitu luar biasa menguasai bahasa asing seperti 
Inggris, Arab, atau Belanda. Padahal secara informal orang tuanya 
tidak pernah mengajarkan bahasa-bahasa tersebut. Bahkan kecerdasan 
anak ini di atas rata-rata anak seusianya. Akibat kelebihan yang satu 
ini, membuat Annisa tidak bisa sekolah secara formal seperti 
kebanyakan anak. Kecerdasannya yang melebihi teman sekelasnya, 
membuat dia tidak betah belajar di kelas.

Secara spiritual, Annisa juga mempunyai kelebihan. Dia sanggup 
menyembuhkan berbagai penyakit. Setiap hari ada saja orang datang 
untuk minta pertolongan. Jangan heran jika kemudian dia menjadi 
instruktur sebuah klub meditasi. Malam-malam si kecil ini juga selalu 
dilewatkan dengan ritual meditasi. Rata-rata Annisa baru tidur pukul 
02.00 dini hari, setelah meditasi yang panjang. Dengan olah bathinnya 
tersebut, Annisa mampu mendeteksi hawa jahat di udara. Di mana ada 
hantu atau kekuatan jahat lainnya, Annisa sanggup melihatnya.

TAHAPAN ZAMAN

Annisa hanya satu contoh saja. Ada banyak anak-anak demikian yang 
saat ini telah terlahir. Anak-anak dengan kemampuan seperti Annisa 
bukan hal yang baru di dunia tetapi fenomenanya semakin jelas 20 
tahun terakhir ini. Beberapa film mengisahkan kemampuan anak dan 
manusia dewasa dengan kemampuan semacam itu, diantaranya "The Sixth 
Sense" dan film-film seri seperti "The X – Files". Bahkan menurut dr. 
Tubagus Erwin Kusuma Sp KJ dari klinik Prorevital, fenomena anak 
dengan kepekaan indera keenam sangat wajar saat ini. Ada satu istilah 
untuk menyebut anak-anak ini yaitu anak indigo (indigo children)

Mengawali penjelasannya, dr. Erwin menerangkan, nama indigo diambil 
dari bahasa Spanyol. Indigo adalah warna keenam dari warna pelangi, 
campuran biru dan merah tua. Lantas mengapa dinamakan anak 
indigo ? "Penamaan berdasarkan warna ini diurutkan sesuai dengan 
perkembangan manusia. Seperti spektrum warna pelangi, perkembangan 
manusia juga ditandai dengan satu oktaf warna. Dimulai dari masa 
merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu, indigo (nila) dan putih." 
Urai dr. Erwin.

Warna-warna tersebut mewakili cakra-cakra yang terdapat dalam  tubuh 
eterik manusia. Cakra ini semacam corong energi yang letaknya di 
seluruh bagian tubuh, dari tubuh bagian bawah sampai kepala. Cakra 
berwarna merah berada paling bawah dan cakra berwarna putih di bagian 
paling atas atau ubun ubun kepala. Cakra ini berfungsi untuk menyerap 
energi dari luar atau memancarkan energi dari dalam tubuh.

Pada awal perkembangan manusia, cakra yang paling aktif adalah cakra 
berwarna merah. Pada jaman cakra merah manusia sangat aktif, manusia 
masih hidup nomaden di gua-gua, makan dari daging binatang buruannya 
tanpa dimasak dan sebagainya. Kebutuhan dasar manusia pada jaman 
tersebut hanya seputar survival saja. Manusia masih hidup 
mengandalkan insting dasar mereka. Pada masa inilah awal 
diketemukannya api.

Perkembangan selanjutnya cakra tubuh manusia mulai aktif di sekitar 
cakra berwarna kuning. Cakra ini terletak di bagian perut. Manusia 
mulai menyadari arti penting dari movement. Kadang mereka harus 
bergerak dari kampung suku yang lama membuat kampung suku yang baru. 
Dalam kebutuhan bergerak ini kadang mereka harus membawa barang yang 
tidak sedikit. Jaman-jaman mereka melakukan eksodus disebut jaman 
kuning. Dalam jaman ini perkembangan teknologi sederhana  seperti 
roda mulai ditemukan, namun kecerdasan manusia belum mengalami 
kemajuan berarti.

Lepas dari jaman kuning, manusia mulai memasuki masa biru. Cakra 
berwarna biru yang terletak di tubuh bagian atas (antara leher dan 
dada) lebih dominan. Manusia yang lahir pada jaman biru mempunyai 
kelebihan pemikiran. Orang sudah mulai menggunakan nalarnya. Pada 
masa biru, ilmu dan teknologi berkembang luar biasa. Bahkan boleh 
dibilang jaman ini adalah jaman revolusi teknologi. Mesin-mesin mulai 
bermunculan. Bola lampu, listrik atau penemuan besar yang menjadi 
awal peradaban modern dunia dimulai pada masa biru. Masa ini juga 
ditandai dengan lahirnya para ilmuwan semacam Einstein, Thomas Alfa 
Edison, James Watt, dsbnya.

Lepas jaman teknologi atau masa biru, manusia mulai memasuki jaman 
spiritual. Jika sebelumnya manusia hanya berkutat seputar fisik dan 
otak, kini manusia mulai masuk jaman yang menuntut sesuatu yang 
abstrak. Spiritual manusia mulai diasah. Cakra manusia mulai bergeser 
ke atas, tepatnya di dahi. Di sinilah terletak cakra keenam manusia 
yaitu cakra yang berwarna indigo. Warna indigo ini adalah percampuran 
warna biru dengan merah. "Di atas satu oktaf cakra manusia masih ada 
satu oktaf lagi. Di atas warna ungu, orang sering sebut ultra ungu. 
Gabungan warna biru dengan merah dari oktaf warna atas inilah muncul 
warna nila atau indigo, " jelas dr. Erwin.

ANAK-ANAK ISTIMEWA

Sesuai dengan perkembangan manusia sejak awal penciptaan, kelahiran 
anak indigo memang sudah menjadi sebuah kepastian. Ketika memasuki 
tahun 2000 di kalender masehi, kita memasuki milenium baru. Namun 
dari sudut perkembangan manusia, tahun 2000 menjadi titik tolak 
memasuki new age, jaman baru. Jaman yang disebut jaman spiritual atau 
jaman indigo. Para psikolog yang mendalami fenomena anak-anak indigo 
seperti dr. erwin menyebut milenium ini sebagai milenium spiritual. 
Seperti halnya pada jaman biru yang ditandai dengan kelahiran anak-
anak berotak cemerlang, milenium spiritual juga ditandai dengan 
kelahiran anak-anak yang mempunyai kelebihan spiritual. Anak-anak 
yang baru lahir ini mempunyai cakra dominan warna indigo. Sebutan 
anak indigo diberikan oleh Nancy Ann Tappe, seorang psikolog yang 
mendalami anak-anak demikian ini.



Karena cakra yang dominan pada bagian dahi, jika cakra tersebut 
divisualkan, seolah anak indigo mempunyai mata ketiga. Namun pada 
realitas spiritual, anak indigo memang mempunyai mata ketiga. Dengan 
mata ketiga atau mata spiritual ini, anak indigo sering kali disebut 
orang awam sebagai anak sakti. Mereka sanggup melihat masa lalu 
bahkan masa depan. Dengan kemampuannya, mereka dapat melihat mahluk 
atau barang yang tak kasat mata seperti ruh misalnya. Dalam istilah 
ilmiah mereka mempunyai ESP (Extra Sensory Perception), yang dalam 
bahasa sehari-hari kita sebut indera ke-enam.

Meski secara fisik anak indigo tidak berbeda dengan bocah-bocah 
lainnya, namun secara spiritual ruh mereka telah mengalami 
kematangan. Tidak heran jika mereka ini kedapatan sangat bijak. 
Kadang berbicara seperti orang tua dengan hikmat luar biasa. 
Menasehati orang yang lebih  tua dengan kata-kata bijak yang tidak 
mungkin diucapkan oleh bocah seusianya. Bahkan orang tuanya sekalipun 
kalah bijak dengan anak indigo ini.  Lalu kenapa ada anak terlahir 
dengan kematangan spiritual melebihi orang awam ? Semua bertolak dari 
proses reinkarnasi. Para psikolog yang mendalami masalah indigo 
percaya, proses reinkarnasi benar-benar ada. Anak-anak indigo ini 
adalah adalah ruh yang telah berkali-kali mengalami inkarnasi. Lewat 
proses inkarnasi yang berulang inilah ruh-ruh mereka belajar dan 
mengalami penuaan jiwa (old soul). Tidak heran jika kemudian anak-
anak dengan old soul ini sanggup melihat masa lalunya sendiri atau 
kehidupan past life orang lain. Dr. Erwin mencontohkan, seorang anak 
indigo telah melihat masa lalunya sebagai orang Amerika yang dahulu 
meninggal karena pesawatnya jatuh.

EVOLUSI SPIRITUAL

Terlepas dari segala kelebihan anak – anak indigo, mereka diyakini 
datang ke planet ini dengan membawa misi. Seperti halnya para ilmuwan 
di jaman biru yang merobah dunia dengan teknologi, anak indigo akan 
merombak dunia dengan terlebih dahulu menata spiritual manusia. 
Seperti diketahui, dalam kehidupan beragama setiap umat mempunyai 
dimensi spiritual yang dirayakan dengan cara-cara yang disebut 
ritual. Ada kalanya ritual ini malah bertentangan dengan esensi / 
hakekat spiritual itu sendiri seperti cinta kasih, perdamaian, 
kejujuran, tolong menolong, dll. Kadang dalam ritual agama, ada 
pandangan yang menghalalkan darah dari kelompok lain, mengkafirkan 
orang lain, mengorbankan darah, berperang atas nama agama, dll. Di 
sinilah peran anak-anak indigo untuk membereskan semua ini. Tatanan 
yang tidak sesuai dengan esensi spiritual akan dirombak sampai 
akhirnya muncul masa kedamaian. 

Sebelum masa milenium spiritual dimulai, sebenarnya sudah lahir anak-
anak indigo. Namun jumlahnya tidak sebanyak sekarang. Mereka saat ini 
berumur 30-an tahun dan sering disebut "van guard" (pendahulu). 
Layaknya sebuah pasukan, van guard ini menjadi intel. Mereka membaca 
keadaan dunia sebelum akhirnya lahir anak-anak indigo dalam jumlah 
yang banyak di berbagai belahan bumi. Anak-anak indigo ini menjadi 
pasukan "penyerang". Dengan kematangan spiritual yang dimiliki, 
meerka merombak tatanan sosial yang rusak. Perilaku umat manusia yang 
mengabaikan sifat-sifat mulia Sang Pencipta perlahan-lahan akan 
dikikis habis. Pekerjaan anak indigo ini akan berakhir dengan 
munculnya kedamaian di seluruh bumi. Namun proses perkembangan jaman 
belum usai. Anak-anak indigo hanya mempersiapkan jalan bagi munculnya 
era berikutnya. Setelah keberhasilan "pasukan penyerang" ini, 
muncullah anak-anak kristal (Crystal Children).

Anak kristal menjadi semacam "pasukan pendudukan". Mereka mempunyai 
kelebihan layaknya indigo children namun tidak mempunyai daya untuk 
melawan. Tugas mereka adalah menjaga perdamaian dan membangun segala 
sesuatu yang rusak akibat pertempuran anak indigo dengan tatanan 
dunia lama. Dalam usianya yang masih sangat belia, anak kristal bijak 
laksana pandita. Tidak ada kata-kata kasar, makian, umpatan yang 
keluar dari mulut mereka. Mereka hanya mempunyai kemampuan membangun. 
Seperti van guard indigo, anak-anak kristal juga mempunyai van 
guardnya sendiri. Menurut dr. Erwin, seorang anak kristal telah 
terlahir di China dari seorang ibu yang terjangkit HIV/AIDS. Ajaibnya 
dalam usia 6 bulan, virus HIV yang menjangkiti anak kristal ini 
hilang dengan sendirinya.

Ada 4 tipe anak indigo dengan kelebihan masing-masing. Tipe pertama 
adalah tipe interdimensional yakni anak indigo yang memiliki 
ketajaman indera keenam. Ada pula tipe artis. Anak indigo dari tipe 
ini amat menonjol di bidang seni dan sastra. Lalu tipe humanis yang 
mempunyai kelebihan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Biasanya 
mereka menggunakan kemampuannya untuk menolong orang lain. Tipe 
terakhir adalah tipe konseptual. Mereka amat menonjol dalam merancang 
suatu program. Misalnya dalam rangka menyelamatkan perusahaan yang 
akan bangkrut atau membuat usaha baru yang booming dan mandatangkan 
keuntungan finansial bagi banyak orang.

BISA DILATIH

Tapi apakah kemampuan spiritual anak indigo bisa dipelajari ? Khusus 
untuk kemampuan indra keenam mereka, dr. Erwin memastikan bisa. 
Menurutnya manusia diciptakan dalam 3 bagian. Pertama diciptakan 
dalam bentuk ruh yang menjadi dasar kehidupan manusia. Lalu ruh ini 
dibuatkan solar body (tubuh matahari). Disebut tubuh matahari karena 
memang terbuat dari energi cahaya matahari. Tubuh matahari inilah 
yang sebut tubuh cahaya, tubuh eterik atau tubuh halus, karena tidak 
terlihat oleh mata biasa. Tubuh halus ini kemudian divisualkan dengan 
tubuh kasar manusia.

Dengan menggunakan kemampuan tubuh halus, manusia bisa memperoleh 
indera keenam. Dengan latihan khusus, anak biasa pun bisa memancarkan 
aura indigo. Disinilah kelebihan anak indigo. Mereka secara otomatis 
memancarkan aura indigo sejak lahir. Inti latihan kepekaan tubuh 
halus ini selalu bermuara pada relaksasi, mengistirahatkan tubuh 
kasar kita. Bisa dengan yoga, meditasi atau kegiatan sejenis. Dalam 
kegiatan ini sebenarnya kita berlatih untuk mengenal diri sendiri dan 
Sang Pencipta secara spiritual, tanpa terbelenggu oleh ritual 
tertentu. Namun anda jangan berharap kesaktian lebih dari latihan 
semacam ini karena kepekaan indera keenam seseorang tidak sama dengan 
orang lain. Ada yg peka sampai bisa melihat, mendengar, ada yg bisa 
meraba atau berkomunikasi melalui tulisan.

Pada anak kecil yang non indigo, sebenarnya mereka pun mempunyai 
kepekaan indera keenam. Namun kepekaan ini berkurang seiring dengan 
penggunaan otak kiri yang mulai intens, biasanya pada saat masuk 
sekolah. Sekolah-sekolah di Indonesia mengikuti pelajaran ala Barat. 
Dari awal masuk sekolah sudah diajari olahraga (otot) dan matematika 
(otak). Padahal sistem pendidikan kita dulu berbeda dengan mereka. 
Dahulu selain otot dan otak juga diajari kata-kata mutiara dan 
samadhi (relaksasi, mengistirahatkan otot dan otak). Tujuannya tetap 
menjaga kepekaan indera keenam. Itulah sebabnya kadang kala ada dukun 
yang memanfaatkan anak kecil untuk mendeteksi letak mahluk halus atau 
melihat perbuatan seseorang di masa lampau lewat ritual yang 
dilakukan si dukun.

Dikutip dari majalah LIBERTY 11-20 April 2005



--- In mayapadaprana@yahoogroups.com, "r!d@" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Berbeda, tetapi Bukan Anak "Aneh"
> Jakarta, Kompas 
> 
> SEPANJANG perjalanan menuju rumah nenek, Ardi, sebut saja begitu, 
seperti tidak bergerak. Wajahnya pucat pasi. Ia terus menutupi 
telinganya. Sang ibu tak berani mengusik anak sulungnya. 
> 
> "Saya sebenarnya heran, kok Ardi nangisnya sampai begitu waktu 
mendengar kabar ibu saya meninggal. Enggak seperti anak kecil lain 
yang kehilangan neneknya. Sedih ya sedih, tapi enggak gitu-gitu 
amat," ujar Dewi.
> 
> BEGITU turun dari mobil, Ardi seperti terkesima melihat sesuatu di 
pintu masuk. Ketika mencium jenazah neneknya, tiba-tiba ia kembali 
menutupi telinganya dan tampak ketakutan. Pandangannya terus menuju 
ke luar pintu. Setelah itu Ardi mengatakan kepalanya sakit, dan tidak 
ikut ke makam.
> 
> Menjelang tengah malam, Ardi menanyakan apakah ibunya mendengar 
suara petir siang tadi. Sang ibu menjawab, "Tidak." "Masak Mama 
enggak dengar, kan keras sekali dan terus- terusan, Ma," kata Dewi 
menirukan ucapan Ardi saat itu. "Sehabis itu Ardi menceritakan 
semuanya," lanjut Dewi. Selain petir, Ardi melihat burung besar di 
pintu rumah sang nenek. "Burung itu enggak pergi-pergi," ujar Ardi 
seperti ditirukan Dewi.
> 
> Saat mencium neneknya, Ardi melihat sang nenek berjalan menuju 
sebuah gerbang. Saat itu Ardi mendengar suara petir lagi, yang lebih 
keras dari sebelumnya, dan ia menyaksikan neneknya melangkah melewati 
gerbang, terus berjalan menuju tempat yang ia katakan "indah sekali".
> 
> Peristiwa itu bukan yang pertama, sehingga Dewi dan suaminya tidak 
lagi terkejut mendengar penuturan anak mereka. "Dia sering melihat 
macam- macam, tetapi biasanya diam. Ia hanya mau berbicara 
sesudahnya, pelan-pelan dan hanya kepada orang tertentu," sambung 
Dewi.
> 
> Usia Ardi kini menjelang 10 tahun. Di sekolah ia termasuk cerdas. 
IQ-nya antara 125-130. "Tapi gurunya bilang ia suka bengong di 
kelas," sambung Dewi. Kepada ibunya, ia bercerita melihat macam-macam 
di sekolah, yang tidak bisa dilihat orang lain, di antaranya anak 
tanpa anggota badan, dan ia merasa sangat kasihan.
> 
> Suatu hari saat belajar di rumah ia tersenyum. Ketika ditanya oleh 
sang ibu, ia mengatakan ada anak persis sekali dengan dirinya. Hari 
berikutnya ia bercerita, anak itu datang di sekolahnya. Ketika 
ditanya di mana ia tinggal, anak itu menjawab, "Di sana," sambil 
telunjuknya menunjuk ke arah atas. "Ada apa di sana?" tanya Ardi. 
Anak itu menjawab, "Ada orang gede- gede buanget. Anak itu omongnya 
juga medhok lho Ma, kayak aku, persis," tutur Ardi seperti 
diceritakan kembali oleh Dewi. Tentu tak ada orang lain melihat "anak 
itu" kecuali Ardi.
> 
> Dewi dan suaminya memahami apa yang terjadi pada Ardi dan juga 
adiknya. Beberapa anggota keluarganya juga memiliki kepekaan lebih 
dibandingkan dengan orang kebanyakan. Pada Ardi hal itu sudah 
terdeteksi saat masih bayi. "Kalau dengar suara azan, Ardi tampak 
mendengarkan dengan penuh konsentrasi," kenang Dewi. Menjelang usia 
1,5 tahun, Ardi membaca kalimat syahadat secara sambung-menyambung 
seperti wirid. Sesudah bisa jalan, sebelum usia dua tahun, ia mulai 
mengambil sajadah sendiri, memakai sarung sendiri dan membuat gerakan 
seperti orang shalat, meskipun bukan waktu shalat.
> 
> Toh tingkah laku Ardi membuat Dewi merasa agak risau. "Ia melihat 
dan mendengar apa saja yang orang lain enggak bisa lihat dan enggak 
bisa dengar," katanya. Ia tidak menceritakan situasi anaknya itu pada 
setiap orang di luar keluarga. "Kalau enggak percaya bisa-bisa anak 
itu dianggap berkhayal," lanjutnya.
> 
> Dewi tidak mengecap anaknya berkhayal, karena dalam beberapa hal ia 
juga memiliki kepekaan itu, meski hanya sampai tingkat 
tertentu. "Suatu sore, sehabis shalat, saya merasa ada bayangan 
putih. Ardi rupanya juga melihat karena ia tersenyum. Dia 
bilang, 'Ma, ada yang ngikutin, perempuan. Tapi orangnya baik 
sekali.' Ketika saya tanya siapa, Ardi tidak menjawab."
> 
> Suatu hari, Dewi membaca majalah yang menulis tentang tanda-tanda 
anak indigo. "Lha saya pikir kok persis sekali sama anak saya. Lalu 
saya berusaha menemui dr Erwin di Klinik Prorevital."
> 
> ANAK-ANAK dengan kemampuan seperti Ardi bukan hal yang baru di 
dunia, tetapi fenomenanya semakin jelas 20 tahun terakhir ini. 
Beberapa film mengisahkan kemampuan anak dan manusia dewasa dengan 
kemampuan semacam itu, di antaranya The Sixth Sense, dan film-film 
seri seperti The X Files.
> 
> Menurut dr Tubagus Erwin Kusuma SpKj, psikiater yang menaruh 
perhatian pada masalah spiritualitas, anak-anak seperti itu semakin 
muncul di mana-mana di dunia, melewati batas budaya, agama, suku, 
etnis, kelompok, dan batas apa pun yang dibuat manusia untuk alasan-
alasan tertentu.
> 
> Fenomena itu menarik perhatian banyak pihak, karena dalam paradigma 
psikologi manusia, anak-anak itu dianggap "aneh". Pandangan ini 
muncul karena selama ini kemanusiaan telanjur dianggap sebagai hal 
yang statis, tak pernah berubah. "Padahal, semua ciptaan Tuhan selalu 
berubah," ujar dr Erwin.
> 
> Sebagai hukum, masyarakat cenderung memahami evolusi tapi hanya 
untuk yang berkaitan dengan masa lalu. "Fenomena munculnya anak-anak 
dengan kemampuan seperti itu merupakan bagian dari evolusi kesadaran 
baru manusia, yang secara perlahan muncul di bumi, terutama sejak 
awal milenium spiritual sekitar tahun 2000 yang disebut Masa Baru, 
The New Age, atau The Aquarian Age. Semua ini merupakan wujud 
kebesaran Allah," tegas Erwin.
> 
> Fisik anak-anak indigo sama dengan anak-anak lainnya, tetapi 
batinnya tua (old soul) sehingga tak jarang memperlihatkan sifat 
orang yang sudah dewasa atau tua. Sering kali ia tak mau diperlakukan 
seperti anak kecil dan tak mau mengikuti tata cara maupun prosedur 
yang ada. Kebanyakan anak indigo juga memiliki indra keenam yang 
lebih kuat dibanding orang biasa. Kecerdasannya di atas rata-rata.
> 
> Istilah "indigo" berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. 
Warna ini merupakan kombinasi biru dan ungu, diidentifikasi melalui 
cakra tubuh yang memiliki spektrum warna pelangi, dari merah sampai 
ungu. Istilah "anak indigo" atau indigo children juga merupakan 
istilah baru yang ditemukan konselor terkemuka di AS, Nancy Ann Tappe.
> 
> Pada pertengahan tahun 1970-an Nancy meneliti warna aura manusia 
dan memetakan artinya untuk menandai kepribadiannya. Tahun 1982 ia 
menulis buku Understanding Your Life Through Color. Penelitian 
lanjutan untuk mengelompokkan pola dasar perangai manusia melalui 
warna aura mendapat dukungan psikiater Dr McGreggor di San Diego 
University.
> 
> Dalam klasifikasi yang baru itu Nancy membahas warna nila yang 
muncul kuat pada hampir 80 persen aura anak-anak yang lahir setelah 
tahun 1980. Warna itu menempati urutan keenam pada spektrum warna 
pelangi maupun pada deretan vertikal cakra, dalam bahasa Sansekerta 
disebut cakra ajna, yang terletak di dahi, di antara dua alis mata.
> 
> "Itulah mata ketiga," ujar dr Erwin. The third eye itu, menurut 
dia, berkaitan dengan hormon hipofisis (pituary body) dan hormon 
epificis (pineal body) di otak. Dalam peta klasifikasi yang dibuat 
Nancy, manusia dengan aura dominan nila dikategorikan sebagai manusia 
dengan intuisi dan imajinasi sangat kuat.
> 
> "Letak indigo ada di sini," jelas Tommy Suhalim sambil menjalankan 
perangkat teknologi pembaca aura, aura video station (AVS). Alat yang 
protipenya dibuat oleh Johannes R Fisslinger dari Jerman tahun 1997 
ini lebih canggih dibandingkan perangkat teknologi serupa yang 
ditemukan Seymon Kirlian tahun 1939, dan Aura Camera 6000 yang dibuat 
Guy Coggins tahun 1992 berdasarkan Kirlian Photography.
> 
> Tom menunjukkan titik berkedip berwarna nila tua, sangat jelas di 
antara kedua mata Vincent Liong (19). Murid kelas dua tingkat SLTA di 
Gandhi International School itu sudah menulis buku pada usia 14 tahun 
dan bukunya diterbitkan oleh penerbit terkemuka di Indonesia. Buku 
Berlindung di Bawah Payung itu merupakan refleksi, berdasarkan 
kejadian sehari- hari yang sangat sederhana.
> 
> Pergulatan pemikiran yang muncul dalam tulisan-tulisannya kemudian 
seperti datang dari pemikiran orang bijak, dan menjadi bahan 
pembicaraan. Pemilihan angle-nya tidak biasa, dan hampir tidak 
terpikir bahkan oleh orang dewasa yang menekuni bidang itu. 
Belakangan ia banyak menulis soal spiritual, namun tetap dilihat 
dalam konteks ilmiah dan rasional.
> 
> Mungkin karena minatnya yang sangat besar pada dunia tulis-menulis, 
Vincent tidak terlalu berminat dengan beberapa mata pelajaran di 
sekolahnya. Orangtuanya yang tergolong demokratis pun sering tidak 
mengerti apa yang diingini anaknya yang ber-IQ antara 125-130 
ini. "Dia keras kepala. Kemarin ia tidak mau ikut ujian matematika," 
sambung Liong, ayahnya.
> 
> Vincent mengaku "takut" pada matematika sejak kecil, tapi mengaku 
disiplin pada aturan mainnya sendiri. "Sejak kecil aku bingung pada 
dogma satu tambah satu sama dengan dua. Aku juga bingung dengan ilmu 
ekonomi karena dalam realitas sosial berbeda," tegas Vincent.
> 
> Toh sang ibu sudah menengarai keistimewaan anaknya sejak bayi. 
Waktu SD, Vincent biasa bergaul dengan gurunya, dan orang-orang setua 
gurunya. Pertanyaannya banyak dan sangat kritis. "Saya langganan 
dipanggil guru bukan hanya karena anak itu sulit. tetapi juga karena 
karangan-karangannya membuat guru-gurunya kagum," ujar Ny Ina.
> 
> Vincent sudah menulis tentang teleskop berdasarkan pengamatan dan 
referensi pada usia SD. "Di rumah ia membawa ensiklopedi yang besar- 
besar itu ke kamarnya," ujar Ny Ina. "Kamarnya kayak kapal pecah. 
Tidurnya dini hari karena menulis," sambung Liong. "Saya sering 
meminta agar ia menyelesaikan pendidikan formalnya dulu, karena 
bagaimanapun itu sangat penting," lanjut Liong.
> 
> "PENDIDIKAN formal sangat penting karena anak-anak indigo harus 
membumikan 'ilmu langitnya' untuk kebaikan manusia. Bukan 
sebaliknya," ujar Rosini (40). Ia menganjurkan, agar anak-anak yang 
memiliki kemampuan berbeda itu tidak dieksploitasi oleh orangtua dan 
lingkungannya untuk mencari nomor togel atau menjadi dukun atau 
klenik. "Bukan itu misi anak-anak indigo," tegas Rosi.
> 
> Anak-anak itu sebenarnya punya mekanisme pertahanannya sendiri. 
Annisa, misalnya. Gadis kecil berusia 4,5 tahun ini tiba-tiba 
berbicara dalam bahasa Inggris beraksen Amerika begitu ia bisa bicara 
pada usia 2,5 tahun. Padahal orangtuanya tidak berbahasa Inggris 
dengan baik. Meski tampak menggemaskan, dalam banyak hal ia berbicara 
dan bersikap seperti orang dewasa, bahkan menyebut dirinya "orang 
Amerika" karena "datang dari Amerika". Nisa menyebut ibunya, Yenny 
bukan dengan panggilan mama.
> 
> Kemampuan melihat dan mendengar Nisa sangat tajam pada pukul 23.00 
sampai dini hari. Tetapi kalau secara sengaja diminta memperlihatkan 
kemampuannya, ia akan menolak dengan tidak memperlihatkan kemampuan 
itu sehingga ia tampak seperti anak-anak lainnya," ujar Yenny. Kata 
sang ibu, Nisa tidak mudah bersalaman dengan orang. Ia seperti tahu 
orang yang suka pergi ke dukun atau memakai jimat. Namun sebagai anak-
anak Nisa juga suka menyanyi dan bermain.
> 
> Jenis dan kemampuan anak indigo bermacam-macam. Meski memiliki 
kepekaan yang kuat, kepekaan mendengar dan melihat sesuatu yang tidak 
didengar dan dilihat orang kebanyakan, berbeda-beda gradasinya.
> 
> Menurut Lanny Kuswandi, fasilitator program relaksasi di Klinik 
Prorevital, mengutip dr Erwin, "Ada tipe humanis, tipe konseptual, 
tipe artis, dan tipe interdimensional. Pendekatan terhadap mereka 
juga berbeda-beda," sambungnya.
> 
> Namun karena dianggap "aneh", tak jarang diagnosisnya keliru dan 
penanganannya lebih bersandar pada obat-obatan. "Ada anak indigo yang 
dianggap autis, ADHD (Attention-Deficit Hyperatictve Disorder) maupun 
ADD (Attention Deficit Disorder). Padahal tanda-tandanya berbeda," 
sambung Erwin. Kekeliruan semacam ini juga terjadi di AS, karena 
banyak ahli menganggap anak-anak itu menderita "gangguan" yang harus 
dihilangkan.
> 
> "Saya beberapa kali pergi ke psikolog dan psikiater," ujar Rosini. 
Profesional di suatu perusahaan swasta terkemuka itu suatu saat dalam 
hidupnya merasa sangat terganggu oleh suara-suara itu. Orangtuanya 
juga merasa anaknya "aneh" karena kerap memberi tahu peristiwa yang 
akan terjadi, tetapi menolak mengakui kemampuan anak itu.
> 
> "Dalam tes yang dibuat oleh mereka, saya dinyatakan sehat. Tidak 
ada gangguan apa pun," sambung Rosini. Sebaliknya, ia melihat 
psikolog dan psikiater yang melakukan tes terhadap dirinyalah yang 
bermasalah. Ia juga pernah mencoba mencari paranormal untuk membuang 
kemampuannya itu, meski suara-suara itu mengatakan "jangan".
> 
> Akhirnya Rosi berdamai dengan dirinya dan mengembalikan 
kemampuannya sebagai wujud kebesaran Allah SWT, dengan berusaha untuk 
terus mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Karena itu ia ingin 
membantu orangtua dengan anak-anak indigo agar anak- anak itu tidak 
melewati masa pencarian yang rumit seperti dirinya.
> 
> Indigo children, menurut Erwin, bukan fenomena terakhir, karena 
akan lahir anak-anak yang disebut sebagai crystal children. "Anak-
anak dengan warna dasar aura, bening dan lengkap. Mereka lahir dari 
orangtua yang spiritual."
> 
> Mungkin Cita (9) termasuk anak itu. Keluarganya, sampai nenek-
neneknya, spiritualis. Ia bisa melihat sinar dan malaikat di rumah 
ibadah, khususnya ketika orang-orang sedang berdoa. Ini hanya salah 
satu kemampuan "melihat" milik anak yang selalu mendapat rangking di 
sekolah itu. Cita tahu kapan hujan akan turun hari itu dan 
sebaliknya, meskipun mendung sudah menggantung.
> 
> "Ia menjadi teman dan penasihat kami, bapak-ibunya. Di sekolah, di 
keluarga besar kami, terasa ia menebarkan aura kedamaian dan 
kebahagiaan. Anak itu sangat tenang dan pemaaf," ujar ibunya, Ny 
Dita. (MH)
> 






Have constructive thoughts, consoling words, compassionate acts.
Peace & enlightenment be yours!

- from guys at Mayapada Prana 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 



Reply via email to