sodara hafsah salim alias ny. muslim binti
muskitawati,

sepertinya anda semakin 'terganggu' ya?
anda mulai lebih arogan.
:"Dan inilah sumbangan pemikiran saya sebagai seorang
yang sudah 20 tahun berpartisipasi sebagai pendidik di
Universitas pemerintah diAmerika."

apalagi itu dimulai dengan kesimpulan yang melenceng
dari 'premis-premis' yang anda paksakan sebelumnya.

sidang pembaca,
setelah membaca lima paragraf sebelumnya, apakah
sidang pembaca bisa menemukan keterkaitan secara
logika (apalagi kaidah bahasa) dengan munculnya
"itulah sebabnya" pada paragraf berikutnya?

sodara hafsah salim alias ny. muslim binti
muskitawati,
sepertinya, anda semaikin mengalami banyak
masalah yang mengganggu ketenangan hidup anda.
semoga anda dan sidang pembaca semua
segera mengalami dan merasakan kebahagiaan yang
hakiki.
amin.

PY



--- Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Ahli pendidikan di MPR tahun 1970-an pernah
> mengajukan usul melarang
> pelajaran agama disemua sekolah kecuali sekolah
> agama.  Masalahnya
> bisa dibuktikan bahwa pelajaran Agama merusak
> kemampuan berpikir logis
> dan rasional dari anak2 didik itu sendiri.
>
> Sang ahli mencontohkan bahwa dalam setiap pendidikan
> selalu ada
> GOAL-nya yang harus dievaluasi dan observasi
> hasilnya untuk
> mempertanggung jawabkan dana yang dikeluarkan
> pemerintah yang
> membiayai pendidikan itu dan juga orang tua murid
> yang ikut menanggung
> beban pendidikan ini.
>
> Goal dalam pendidikan bisa dievaluasi melalui test,
> ujian akhir, dlsb,
> dimana apabila seorang murid berhasil mendapatkan
> angka 100 boleh
> dikatakan sang murid berhasil mencapai target
> pendidikan yang
> direncanakan.  Angka 100 itu bisa merujuk kepada
> level kemampuan yang
> sebelumnya juga dibuat batasannya, misalnya angka
> 1-20, 21-30, 31-40,
> dsb hingga angka 100.
>
> Berbeda dengan pelajaran agama, dalam perdebatan di
> MPR, para ulama
> ngotot agar jam pelajaran agama dinaikkan, namun
> waktu ditanyakan apa
> Goalnya dalam pendidikan agama ini, mereka
> menyatakan goalnya itu
> adalah "ahlak yang baik".  Kemudian oleh sang ahli
> pendidikan
> ditanyakan apakah dengan ujian agama yang mencapai
> nilai 100 bisa
> diartikan sang murid "sempurna berahlak baik"  ???
> Jawabnya TIDAK !!!
>
> Lalu kalo sudah berhasil mendapat angka 100
> sekalipun tetap saja
> Goalnya tidak jelas, bagaimana cara anda untuk
> mempertanggung jawabkan
> dana pendidikan agama disekolah dengan goalnya yang
> anda katakan
> "perbaikan ahlak" itu ????
>
> Itulah sebabnya, dalam berbagai tulisan saya selalu
> menekankan bahwa
> Agama dan Pendidikan agama adalah sumber korupsi,
> sumber kebocoran
> dana yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.  Ajaran
> agama tidak
> melarang korupsi karena korupsi itu tidak sama
> dengan nyolong,
> mencuri, ataupun merampok.  Demikianlah semoga
> tulisan diatas bisa
> dijadikan renungan ahli2 pendidikan di Indonesia.
> Dan inilah
> sumbangan pemikiran saya sebagai seorang yang sudah
> 20 tahun
> berpartisipasi sebagai pendidik di Universitas
> pemerintah diAmerika.
>
> Ny. Muslim binti Muskitawati.


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


Quotes :
" Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though the practice of meditative way of life."
- Anand Krishna -





Yahoo! Groups Links

Kirim email ke