Bukan dibelokin tapi sesuai dgn fakta dan nyata, ada di Al-Quran (maka anda harus sering Ngaji, jangan Meoong melulu)

Dablex Scali <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Ha..ha..ha..
  Pertama-tama sih dimirip-miripin ajarannya....setelah itu dibelokin deh...wak..kak..kak...
 

Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Apa  yang Mas Bagus TL ungkapan itu sungguh berisi, bagus dan menarik, pada  umumnya saya setuju artinya 90 % saya setuju, dan soal Syekh Siti Jenar  itu juga saya ada baca, itu buku bagus dan bermutu tinggi (soal  spiritual), tapi sayang tidak dikembangkan (mungkin ada friksi dg Wali  Songo dulunya).  Beliaulah Pelopor Islam-Jawa (assimilasi) yang  sungguh Luar Biasa :))) Ajaran Syekh Siti Jenar ada kemiripan dengan  ajaran Yesus Kristus soal spiritual yakni Manunggaling Kawula Gusti,  beda mungkin di "Otoritas" yang diberikan oleh Allah, yang satu bakat  dan tekun belajar, yang lain memang langsung dari Kalimah Allah &  Roh Allah.
    
    Terima Kasih masukkannya, bagus, berisi dan menarik :)))
    
    Salam kembali,
    
    Rudy Prabowo.
 
  Bagus-Taruno Legowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
    Tidak ada masalah dengan ungkapan Yesus : "Aku ini satu
  dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa." Karena
  ini adalah sebuah ungkapan dari seseorang (yang kebetulan
  diucapkan oleh Nabi Isa As (Yesus)) yang telah mengalami
  transformasi diri ke suatu tingkatan (maqom) ruhaniah yang
  sangat tinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Dan siapapun
  bisa mencapainya. Sekali lagi siapapun bisa mencapainya!
  Persoalannya bagaimana mencapainya itu, ya nggak. Dan saya
  tidak akan membahas metodologi mencapainya itu.
 
  Apa yang telah diucapkan oleh Nabi Isa As itu, sebenarnya
  tidak ada bedanya dengan apa yang diucapkan oleh Syech
  Siti Jenar di Tanah Jawa yang menyatakan "Disini tidak
  Siti Jenar, yang ada Allah, " ketika ditanya oleh Sunan
  Kalijaga, "Saya mencari Siti Jenar". Lalu Sunan Kalijaga
  juga kembali bertanya, "Saya mencari Allah" yang dijawab
  oleh Syech Siti Jenar, "Disini tidak ada Allah, yang ada
  Siti Jenar". Babakan dalam sejarah Wali Songo ini, khan
  merupakan sebuah babakan yang sangat mengguncang ranah
  syiar Islam di tanah Jawa karena penyamaan diri dengan
  Tuhannya, di tengah-tengah umat Islam yang masih mualaf
  (baru mengalami proses Islamisasi -- masih lemah Iman),
  merupakan pengungkapan sesuatu yang sesungguhnya sangat
  rahasia, super-super rahasia malah. Tidak sembarangan
  orang boleh mengatakan secara terbuka rasa
  "kemenyatuannya" dengan Allah. Karena pengungkapan itu
  justru akan banyak menimbulkan fitnah dan
  perdebatan-perdebatan yang tidak bermanfaat.
 
  Atau dalam versi Arab, ada Al Hallaj di Tanah Baghdad,
  yang dalam suatu ketika dia berkata bahwa Ana Al Haq atau
  Aku adalah Kebenaran. Allah adalah kebenaran itu sendiri,
  sehingga Aku (Al Hallaj) adalah Allah.
 
  Dalam banyak literatur akademis hal penyatuan ini disebut
  dengan Manunggaling Kawula Gusti (Jawa), Wahdatul Wujud
  (Arab) atau Panteisme (Metafisika).
 
  Saya setuju dengan pendapat anda bahwa membaca Allahu
  Akbar sampai ribuan kali tanpa ada penghayatan tetapi
  justru diiringi dengan perilaku dan tindakan yang
  kontraprodukti (mencuri, merampok, membunuh,fitnah, dsb)
  tidak ada artinya. Karena mereka yang berdzikir dengan
  hatinyalah yang mampu merasakan kehadiran Allah di dalam
  hati dan dirinya.
 
  Jadi "merasakan" kehadiran Allah di dalam dirinya. Mengapa
  merasakan? Karena kita bisa merasakan atau tidak bisa
  merasakan kehadiran di dalam diri kita, sebenarnya "Allah"
  sudah ada di dalam diri kita, semuanya. Nah disinilah
  perbedaannya antara orang yang bisa merasakan dan tidak
  bisa merasakan.
 
  Orang yang bisa merasakan kehadiran Allah di dalam
  dirinya, mereka adalah orang yang beruntung karena mereka
  itu adalah pribadi-pribadi yang tidak pernah merasa
  resah-gelisah atau bersusah hati, berani, welas asih
  terhadap sesama, suka menolong, santun, dan sebagainya.
 
  Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang selalu iri
  dengki, hasut, berada dalam kebencian, dan sebagainya.
 
  Jadi, Bung Rudi, kehebatan Nabi Isa As (Yesus) siapapun
  juga tahu, dan tidak perlu digembar-gemborkan. Apakah Nabi
  Isa (Yesus) lebih tinggi kedudukannya di mata Allah
  dibanding Nabi-nabi yang lain, tidak ada yang tahu dan
  tidak tepat untuk diperdebatkan. Toh, bahan kita hanya
  dari teks-teks kitab yang memungkinkan untuk beda
  penafsiran. Kalau seandainya kita menyaksikan dengan mata
  kepala kita sendiri, nah itu baru jelas namanya.
 
  Kalau tatarannya menyangkut hal keyakinan, yah itu khan
  kembali berpulang pada masing-masing. Mau percaya Nabi Isa
  As (Yesus) identik dengan Tuhan, ya monggo. Yang
  menganggap Nabi Isa As (Yesus) manusia biasa (seperti
  kita-kita) tapi mendapatkan kemuliaan dari Allah, yah itu
  juga hal yang lumrah saja.
 
  Begitu saya rasa...............
 
  Salaam,
 
  Bagus TL
 
  On Mon, 22 May 2006 00:20:54 -0700 (PDT)
  Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Saya lengkapi saja pernyataan Bapak :
 
     Kalau tataran hanya agama, memang agama adalah sarana
  menuju ke Alloh /Tuhan.
 
     Tapi spiritual adalah tataran bersama dengan Alloh dan
  meyatu dgn Alloh.
 
     Kita adalah bagian dari Alloh, hanya karena banyak dosa
  dan kekejian serta kebiadaban saja yg memisahkan diri kita
  dari Alloh. Coba kalau suci seperti Yesus Kristus, ya satu
  dengan Alloh, Maka Yesus katakan : Aku ini satu dengan
  Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa. Di Ajaran Islam
  pun dikatakan hanya Isa Al Masih saja manusia yang tidak
  berdosa, berarti lainnya berdosa !!!!!
 
     Nah, kita mau bersatu dengan Alloh, tap kalau kerjanya
  kebencian, kekejian, kekejaman dan kebiadaban melulu, ya
  mana mungkin dan pasti tidak bisa !!!
 
     Walaupun kita sering mengucapkan Allohu Akbar (Allah
  Maha Besar), bahkan berzdikir menyebut 1000 kali Ashma
  Alloh, lalu tangan ini merusak dan membakar serta
  membunuh, dan kita pikir bisa bisa menyatu dengan Alloh
  atau masuk sorga, ya sampai kiamatpun tidak bisa menyatu,
  bahkan hukumannya bisa masuk Neraka Jahanam !!!
 
  Bagus-Taruno Legowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
     Di semua ciptaan, pasti dan mutlak ada unsur-unsur
  Tuhan
  didalamnya. Dan unsur-unsur Tuhan itu disebut Illahiah
  (hal tentang Ketuhanan). Jadi, menyebut "ada" (unsur)
  Tuhan di dalam sesuatu (orang, binatang, tumbuhan, atau
  bahkan malaikat dan setan) bukan sesuatu yang salah.
  Bagaimana tidak? Wong semuanya itu adalah ciptaan Allah
  belaka. Tul nggak?
 
  Persoalannya menyamakan "sesuatu-sesuatu" itu dengan Tuhan
  (Allah), karena mereka memiliki satu dua kemampuan (Ilmu)
  yang "hanya" dimiliki oleh Tuhan, dan ini sangat mungkin
  dimiliki (atas Izin Allah) oleh sesuatu (manusia, red)
  ciptaan Tuhan tadi bukan berarti bahwa mereka itu adalah
  Tuhan itu sendiri, siapapun dia. Tuhan tidak bisa
  dipersamakan dengan mahkluk-Nya.
 
  Tuhan itu segala-galanya. Lha, manusia yang menjadi
  ciptaanNya karena dianugerahi satu dua "Kebisaan" Allah,
  lalu dianggap sebagai Tuhan, itu berarti sama saja dengan
  menyamakan ciptaan dengan penciptaNya. Sekalipun dalam hal
  kebisaan "menghidupkan orang mati", tidak bisa orang yang
  memiliki kebisaan tadi dipersamakan dengan Tuhan!
  Sekali-kali tidak bisa! Andai saja, kita sebagai pencipta
  "patung", mau ndak "patung" tadi disamakan dengan kita
  yang menciptakannya? Ya, jelas tidak mau to!
 
  Tapi untuk menghormati saudara-saudara kita dari umat
  kristiani, hal Nabi Isa As apakah beliau itu Tuhan atau
  sekedar manusia yang dimuliakan oleh Allah sebagai Nabi
  dan Rasul, tidak perlu diperdebatkan. Karena bagi kita
  umat Islam itu sudah jelas.
 
  Silahkan saja menganggap beliau sebagai Tuhan bagi yang
  mau mempercayainya. Dan bagi kita umat Islam tetap
  berkeyakinan bahwa Nabi Isa As adalah manusia yang
  dimuliakan Allah, tidak lebih. Dan kita pasti hormat
  kepada beliau dan mengambil pelajaran dari beliau dan
  Nabi-nabi yang lain untuk kehidupan kita.
 
  Saya tidak sependapat dengan Bung Rudi, yang menafsiri Al
  Fatihah, khususnya ayat Tunjukilah JALAN YANG LURUS,
  dengan Isa adalah Jalan Yang Lurus, yang kemudian
  disimpulkan sebagai Al Fatihah = Nabi Isa As. Dan Al
  Fatihah adalah Induk Al Qur'an, kemudian itu berarti Al
  Qur'an merupakan justifikasi kepada Nabi Isa As. Kalau
  sebagian memang iya, karena di dalam Al Qur'an memang
  diceritakan beberapa hal tentang Kenabian Isa AS itu. Tapi
  menyamakan jelas-jelas tidak.
 
  Ketidak-sependapatan saya ini bukan karena Jalan Yang
  Lurus itu bukan hanya monopoli Nabi Isa As saja. Jalan
  Yang Lurus itu adalah "message" dari semua Nabi dan Rasul
  yang pernah diciptakan oleh Tuhan disepanjang waktu
  manusia ada di bumi ini. Mana bisa kemudian disimpulkan
  hanya kepada Nabi Isa As? Nanti, umat "keturunan ajaran"
  Nabi Ibrahim akan protes. Umat "keturunan ajaran" Nabi
  Musa juga akan protes. Lha, terus mana nih yang benar.
 
  Perlu untuk direnungkan bahwa fase-fase turunnya "agama"
  sejak Nabi Adam sampai yang kemudian, selalu didalamnya
  ada cerita atau informasi tentang Nabi-nabi sebelumnya dan
  penegasan tentang kebenaran risalah yang dibawa oleh
  beliau, tetapi sekaligus koreksi tentang
  kesalahan-kesalahan dari umatnya sepeninggal beliau-beliau
  itu.
 
  Nah, kalau kita memahami dan mengerti hal itu, maka
  sebenarnya ada kesimpulan yang sangat logis sekali bahwa
  Islam sebagai agama terakhir adalah agama yang menegaskan
  tentang kebenaran risalah nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad
  SAW, (dan boleh pula dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW
  adalah penerus risalah-risalah Nabi-nabi sebelum beliau),
  sekaligus menunjukkan (koreksi) tentang adanya
  penyimpangan-penyimpangan dari umat-umat dari Nabi-nabi
  sebelum Nabi Muhammad SAW itu.
 
  Ini, sesungguhnya kesimpulan yang paling tepat. Namun,
  perlu diketahui bahwa Islam tidak identik dengan Arab. Dan
  Arab tidak sama dengan Islam (karena di Arab juga ada
  Yahudi dan Kristen), meskipun Islam turun di tanah Arab,
  dan Nabi Muhammad SAW adalah orang Arab.
 
  Karena itu, ingin belajar Islam atau belajar agama, jangan
  memulai dari peripheral (pinggiran) harus masuk
  ke-esensi-nya dulu, ini bagi orang-orang yang mau
  berpikir. Setelah itu baru masuk ke ajaran-ajaran yang
  dijalankan sehari-hari sedikit demi sedikit, kemudian
  menjadi kebiasaan, dan akhirnya akan menjadi karakter yang
  senantiasa melekat didalam pribadi seseorang. Itulah yang
  disebut dengan kaffah, masuk secara keseluruhan.
 
  Tentang referensi dari Ibnu Arabi, saya rasa Bung Rudi
  jangan mengambilnya sepotong-potong. Ibnu Arabi adalah
  seorang Sufi Islam yang sangat brilyan dan sangat
  dihormati di kalangan Islam, khususnya kaum Sufinya.
  Beliau memang sangat kagum dengan Nabi Isa As, dan ini
  tidak perlu menjadi sesuatu yang berlebihan. Saya pun
  sangat kagum kepada Nabi Isa As, tapi juga kepada
  Nabi-nabi yang lain. Karena kekaguman dan kepercayaan
  kepada Nabi-nabi itu diperintahkan oleh Allah dan Nabi SAW
  sendiri, yang merupakan bagian dari Iman kami.
 
  Dan kesimpulan akhir, Nabi Muhammad SAW adalah nabi
  terakhir yang membenarkan Nabi-nabi sebelumnya. Karena
  Nabi SAW-lah yang memerintahkan dan mengenalkan kita-kita
  yang hidup jauh setelah beliau kembali kepada-Nya, maka
  sudah tentu kekaguman kami, ketundukan kami, dan
  kepercayaan kami tetap kepada junjungan dan kemuliaan nabi
  kami, yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya. Semoga
  Allah senantiasa memuliakanNya.
 
  Dan ini perlu dipahami dan dihormati..................tq.
  Saya rasa itu, dari saya.
 
  Salaam,
 
  Bagus TL
  ========================================================================================
  Segera aktifkan FlexiTONE Anda. Ketik RING<spasi>ON<spasi>KODE LAGU,
  kirim SMS ke 1212. Tarif Rp. 8.000,-/bulan(+PPN)
  Informasi lebih lanjut, hubungi 147, klik www.telkomflexi.com
  ========================================================================================
 
 
  Quotes :
  " Spirituality is essentially a journey within. You need no  preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need  is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of  self-actualization, achieved though the practice of meditative way of  life."
  - Anand Krishna -
 
 
 
 
   
  ---------------------------------
    Yahoo! Groups Links
     
     To visit your group on the web, go to:
  http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/
     
     To unsubscribe from this group, send an email to:
  [EMAIL PROTECTED]
     
     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
 
 
 
             
  ---------------------------------
  Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates starting at 1&cent;/min.
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
         

    Quotes :
  " Spirituality is essentially a journey within. You need no  preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need  is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of  self-actualization, achieved though the practice of meditative way of  life."
  - Anand Krishna -
 
   

                   
   
---------------------------------
  Yahoo! Groups Links
   
   To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 
 
         

                 
---------------------------------
Sneak preview the  all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just radically better.

[Non-text portions of this message have been removed]



Quotes :
" Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though the practice of meditative way of life."
- Anand Krishna -




 
---------------------------------
  Yahoo! Groups Links
   
   To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/
   
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
   
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



           
---------------------------------
Be a chatter box. Enjoy free PC-to-PC calls  with Yahoo! Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]



Quotes :
" Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though the practice of meditative way of life."
- Anand Krishna -





Yahoo! Groups Links

Kirim email ke