On 5/30/06, Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> --- In mayapadaprana@yahoogroups.com, Taman Bintang1
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Sewaktu coffee break "Pelatihan Motivasi", kami pernah mendapat
> sebuah pertanyaan menggelitik dari seorang peserta, :"Pak... kenapa
> pelatihannya ngga' diadakan di Puncak, kan bisa sekalian refreshing ?
> >
> >   Setelah melakukan evaluasi pelatihan serta mencoba memahami jalan
> berfikir ybs. hikmah yang dapat kami ambil al,
> >
> >   1.Output pelatihan sangat dipengaruhi oleh "alasan" peserta
> mengikuti pelatihan.
>
>
>
>
>
> Waaah, benar sekali pernyataan anda.  "Motivasi" yang dihasilkan itu
> juga tergantung motivasi apa yang banyak digandrungi mayoritas
> masyarakatnya.  Karena kalo motivasinya tidak bisa memajukan terutama
> individunya tentu motivasi itu padam.  Contohlah, motivasi apa yang
> bisa kita ajarkan kalo suasana ekonomi terpuruk, lapangan kerja sangat
> langka, dan masyarakat harus setiap hari diberi makan.  Bukanlah
> meng-ada2 kalo saya katakan motivasi yang paling kuat itu adalah
> membakar dan menjarah.  Namun pelatihan "motivasi" ini harus diberi
> modal atau disediakan sarananya, antara lain, sejeriken bensin, dan
> korek api.  Masalah objek yang akan dibakar, bisa saja mesjid atau
> gereja, dalam hal inilah seorang trainer harus memahami kitab2 suci
> dan ayat2nya sehingga motivasi itu bisa membakar semangat misalnya
> semangat merebut pahala dan sorga.  Outputnya bisa kita sama2
> saksikan, Mesjid Ahmadiah dibakar karena membela akidah, atau gereja
> yang terbakar karena menyelamatkan orang2 murtad !!!
>
> Kalo menurut aku, latihan motivasi begini tak perlu trainer yang harus
> digaji, cukup sediakan AlQuran gratis saja sehingga setiap umat bisa
> membacanya baik yang tulisan Arab atau terjemahannya dalam bahasa
> Indonesianya.  Hasil bakar membakar dan penjarahan bisa juga di-bagi2
> seperti dizaman Muhammad yang secara adil mem-bagi2kan rampasan orang2
> Yahudi yang kesasar melewati wilayah Arab,  atau karena orang2 Yahudi
> itu terperangkap dikepung perampok2 Arab yang ditugaskan Allah.  Namun
> hal2 seperti itu bukan hal yang penting dalam latihan motivasi, yang
> terpenting dalam latihan motivasi itu sendiri tetap saja hasil
> rampokan atau hasil jarahan karena semua yang bermotivasi pasti
> mendambakannya siang malam hingga kedalam mimpinya.
>
>
>
>
>
>
> >   2. Pencapaian sasaran pelatihan sangat ditentukan oleh seberapa
> jauh pelatihan tersebut "dibutuhkan" peserta pelatihan.
>
>
>
>
>
>
> Ini juga bisa dibenarkan, kalo kebutuhan ekonomi yang jadi acuannya,
> memang benar, ajaran agama dan AlQuran bisa memenuhi goal pelatihan
> itu sendiri.  Kalo kita kaitkan dengan investasi yang kabur dari
> Indonesia, maka cara mengembalikan mereka tidak ada cara lain daripada
> membohongi mereka, misalnya menyebarkan berita2 keluar negeri bahwa
> Indonesia sekarang sudah aman, menguntungkan investor, tenaga buruh
> murah, rakyatnya rajin bekerja, dan UU negara sudah melindungi
> investor.  Semua kebohongan ini tentu ada goalnya, yaitu biar mereka
> balik lagi berinvestasi kembali di Indonesia karena mengira benar
> bahwa Indonesia sudah jauh daripada dulu, semuanya bertambah baik.
> Demikianlah, setelah mereka balik, kita paksa saja untuk membangun
> mesjid, dan kalo melawan baru kita jarah dan bakar usaha mereka karena
> bukan kita yang mulai melainkan mereka itulah yang cari gara2 memusuhi
> Islam, wong shalat saja koq dilarang sih ???  Mereka harus belajar
> Islam dulu kalo mau berinvestasi di Indonesia, dan hal itu wajar2
> saja, dan kalo menolak artinya memusuhi Islam, menyerang Islam dan
> kita cuma bela diri dengan bensin sejeriken dan korek api..
>
>
>
>
>
>
>
> >   3. Sehingga ... idealnya... permintaan "jenis" pelatihan harus
> dimulai dari "kebutuhan" peserta pelatihan.
>
>
>
> Betul, betul sekali, idealnya adalah semua bisa menghasilkan makan 5
> sehat 7 sempurna, dan permintaan "jenis" pelatihan tentunya yang bisa
> digunakan memenuhi nafkah sekeluarga bahkan sekampung halaman semua.
> Untuk hal2 seperti itu kalo kita semua cuma pengangguran, maka
> kebutuhan yang bisa memenuhinya cuma sejeriken bensin, dan korek api
> dan latihannya langsung dimedan yang sebenarnya.  Karena cuma itu
> satu2nya yang masih memungkinkan sedangkan membohongi Investor juga
> perlu waktu, padahal kebutuhan perut tidak mungkin ditunda.  Apakah
> anda pikir ada jenis latihan yang lain?  Misalnya saja latihan membuat
> mesin mobil yang bisa dijual dengan mengekspornya !!!  Tentu bisa,
> tetapi darimana mesin bubutnya, dan darimana uang untuk beli mesin
> bubutnya, dan lagipula, mesin mobil apa yang bisa kita buat sehingga
> laku diekspor dibeli orang ????  Dulu juga ada pelatih2 hebat yang
> bisa bikin tempe, dan tempenya diekspor ke Jepang......  Eeeeh karena
> enggak dilindungi copyright, akhirnya tempe itu dijiplak orang jepang
> sehingga sekarang orang Jepang enggak ada yang beli tempe lagi dari
> Indonesia, dan amerika dan eropa juga import tempe dari jepang
> meskipun penciptannya orang Indonesia.  Yang merusak motivasi itu
> justru tempe jepang itu dibuat dari kedele yang kualitasnya lebih baik
> dari kedele dari tempe yang dibuat di Indonesia.  Sebenarnya, tempe
> itu diciptakan dizaman Belanda, orang2 cina bikin pabrik tahu sehingga
> orang2 pribumi menjual kedele yang baik untuk pabrik tahu itu, karena
> tahu itu enggak bisa diproduksi dari kedele yang tidak segar karena
> tempe itu memang berprotein tinggi namun tidak tahan lama, cepat
> sekali protein2 itu rusak sehingga berubah menjadi racun yang bisa
> menimbulkan berbagai penyakit kanker seperti kanker hati yang menjadi
> penyakit turun menurun di Indonesia.  Demikianlah, akibat adanya
> pabrik tahu ini, maka kedele2 yang kadaluwarsa cuma beberapa jam saja
> tidak laku dijual.  Akhirnya memang ada orang2 pribumi kita yang
> genius yang berhasil mengubah kedele2 rusak yang beracun ini menjadi
> tempe, dengan demikian. semua kedele yang rusak meskipun beracun
> dijual kepada pribumi denan harga murah, sedangkan kedele berkualitas
> yang baik itu dijual kepada orang cina pemilik pabrik tahu.  Akhirnya
> ada orang Jepang yang mempelajari bahwa tempe itu kalo dibuat dari
> kedele yang baik maka akan laku dipasaran, maka mulailah orang Jepang
> memproduksi tempe di Jepang dengan cara2 yang berbeda sehingga bisa
> menghasilkan banyak variasi tempe yang dijual ke Amerika dan eropah.
> Akibatnya, tempe Indonesia enggak laku, karena enggak lulus DepKes
> dimanapun diseluruh dunia karena berisi kadar racun tempe yang
> membahayakan kesehatan manusia.
>
> Namun sekarang dengan bantuan pemerintah, ada konglomerat yang
> bermotivasi, mungkin setelah mendapat latihan di tempat anda.
> Konglomerat ini menggunakan kedele2 yang bagus untuk memproduksi
> tempe2 ini, dan sukses berhasil di eksport ke Amerika.  Cuma saya
> sendiri heran, baru berjalan setahun tiba2 pabriknya tutup, cari2 tahu
> ternyata pabriknya dibakar umat Yang mendapatkan perintah Allah,
> ternyata konglomeratnya dituduh korupsi, pabriknya dibakar karena
> dituduh tidak halal.  Selanjutnya saya enggak tahu lagi, kegemaran
> saya makan tempe terpaksa balik ke produksi Jepang yang memang lebih
> enak meskipun lebih mahal.
>
>
>
>
>
>
>
>
> >   4. Dengan demikian, tugas seorang Manager HRD adalah memfasilitasi
> tersedianya "jenis" pelatihan yang diperlukan. Pastikan Anggaran,
> Daftar Pelatihan dan Spec yang sesuai dengan kebutuhan karyawan /
> persyaratan jabatan, sudah tersedia di awal tahun anggaran.
>
>
>
>
>
> Dalam hal ini, kalo dipandang dari aspek pelatihannya itu sendiri
> memang tidak bisa disalahkan, namun dari aspek pemilik perusahaan
> ternyata jaminan sukses itu bukan demikian adanya.  Biarpun dana
> tersedia, kalo motivasi karyawan diracuni kepercayaannya akhirnya
> dibakar kayak kasus yang saya ceritakan diatas, maka berapapun dana
> yang tersedia, tetap saja gagal akhirnya meskipun bisa diekspor secara
> menguntungkan.
>
>
>
>
>
>
> >   5. Sebelum pengiriman peserta, pastikan topik pelatihan memang
> diinginkan / sesuai kebutuhan peserta.
>
>
>
>
> Benar, tapi topiknya sedarhana saja, yaitu cari nafkah yang halal yang
> dalam hal ini bisa juga diartikan membakar pabrik yang dianggap haram
> pun bisa dihalalkan sehingga menurut saya bukan topiknya dulu,
> melainkan definisi2nya dulu ditegakkan.  Juga definisi "kebutuhan" itu
> sendiri, apakah kebutuhan nafkah didunia atau kebutuhan nafkah batin
> nantinya di-akhirat, karena kedua masalah ini selalu menjadi kendala
> kehancuran semua produksi dan tidak pernah ada yang berhasil sehingga
> hutang perusahaanpun tidak mampu dibayar pengusahanya sehingga hutang
> itu harus diambil negara dan menjadi tanggung jawab negara dalam
> pelunasannya.
>
>
>
>
>
> >   6. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan seleksi
> Lembaga Pelatihan yang profesional.
>
>
>
>
> Saya kira pesantren2 di Indonesia juga sudah bertaraf Internasional,
> terbukti laku diekspor ke Malaysia, Thailand, dan Phillipina.  Bahkan
> kalo dilihat hasil Amrozy yang begitu kuat motivasinya, tak bisa
> siapapun menyanggahnya.  Taraf Internasionalnya sudah diakui dunia.
> Seleksinya juga betul2 professional yaitu Abu Bakar Basyir yang
> di-akui diseluruh dunia sebagai pelatih, dan pembangkit motivasi yang
> tidak terbantahkan siapapun juga.
>
>
>
>
>
>
> >   7. Lembaga pelatihan tsb. harus memiliki instruktur yang dapat
> menangkap ataupun dapat membangkitkan "kebutuhan" peserta pelatihan.
>
>
>
>
> Benar, instructur itu harus punya pola yang sama dengan Abu Bakar
> Basyir.  Sehingga kebutuhan itu bisa dipenuhi menurut standard yang
> ada dibuku suci.
>
>
>
>
>
> >   8. Terakhir, lakukan evaluasi hasil pelatihan, bandingkan dengan
> target pencapaian yang diinginkan.
> >
>
>
>
> Masalah evaluasi tentu berkaitan dengan hasil kerja itu sendiri, makin
> banyak korban tentu makin sukses.  Juga masalah target pancapaian yang
> diinginkan cukup jelas, yaitu pahala dan sorga, cuma itu yang bisa
> jadi motivasi, apalagi yang bisa dijadikan motivasi kalo jadi
> pengangguran.  Punya ijazah palsu juga tidak laku kalau tak ada
> perusahaan yang bisa dibohongi.
>
>
>
>
>
> >   Permintaan pemrograman, inhouse training, nara-sumber / pembicara
> seminar, personal coach, pelatihan motivasi dan terapi, dsb. dapat
> menghubungi :
> >
> >   Sdr. Iwan S. (HP : 08129 044 088)
> >   Telpon : (021) 5574 5555, 554 6009, 554 5257
> >   Fax : (021) 554 5257
> >   Servo Center - Visi Global Indonesia
> >   Komplek Cipondoh Makmur
> >   Jl. Bahagia Raya Blok B5b No. 2
> >   Cipondoh - Tangerang 15148
> >   PO BOX 150 Tangerang 15000
> >   http://groups.yahoo.com/group/TamanBintang/
> >
> >
> >
> > ---------------------------------
> > Apakah Anda Yahoo!?
> > Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
>
>
>
>
>
> Quotes :
> " Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations,
> no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And
> this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved
> though the practice of meditative way of life."
> - Anand Krishna -
>
>
>
>
>
Membaca tulisan ini membuat hati tidak sejuk. Gak ada kedamaian yang
terpancar dari tulisan ini. Poor you.


--
Wassalam,
Awaludin Zakaria
PT. Gamatechno Indonesia


[Non-text portions of this message have been removed]



Quotes :
" Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though the practice of meditative way of life."
- Anand Krishna -





Yahoo! Groups Links

Kirim email ke