--- In mayapadaprana@yahoogroups.com, "btlegowo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> maaf, saya sama sekali gak percaya dengan "rekayasa" cerita jalan 
> sejarah rengasdengklok dan kemerdekaan RI ini. 
> 


Memang, kasus Rengasdengklok tak pernah di-besar2kan oleh Bung Karno
karena hal itu memalukan beliau.  Namun banyak orang2 yang tersisih
merasa perlu untuk mem-besar2kannya karena merupakan kebanggaan
tersendiri untuk memberi kesempatan namanya dicantumkan dalam sejarah
terbentuknya negara ini bersama nama Sukarno-Hatta.

Jadi masalahnya bukan masalah kepercayaan melainkan masalah vested
interest, adakah kepentingan anda disini???  mungkin ada dalam hal
kebanggaan yang tak bisa diterangkan, namun itu urusan anda saya tak
berhak ikut campur, namun rekayasa tetap rekayasa dimana Maeda sendiri
tak menuliskan masalah Rengasdengklok ini dalam catatan harian beliau.



> kalau kita menganalisa dari segi materi SDM yang terlibat dalam pra-
> kemerdekaan, detik-detik kemerdekaan dan pasca-kemerdekaan, woow 
> cerita anda itu sangat gamblang mengada-ada-nya. 
> 
> saya tidak ingin terjebak pada "fakta-fakta" sejarah yang konon 
> ditemukan oleh orang-orang (seperti anda itu). kalau mengacu pada 
> cerita anda, saya pikir begitu gobloknya mereka-mereka itu? kenyataan 
> di lapangan, perang dengan Jepang pada pra dan pasca kemerdekaan luar 
> biasa terjadi, bukan seperti dalam rekayasa. dan apabila rencana 
> Maeda (versi anda) itu dilakukan, saya yakin juga tidak akan begitu 
> mudah dilaksanakan. memangnya Indonesia itu seluas kampung anda? 
> sarana komunikasi tidak ada, bagaimana bisa dilakukan dengan lancar? 
> 



Memang anda benar, mereka itu goblok2 untuk pandangan para politikus
diluar negeri saat itu.  Yang tidak menganggap mereka goblok khan cuma
bangsanya sendiri melalui manipulasi penulisan sejarah !!!

Perang dengan Jepang tidak pernah ada, yang ada cuma rekayasa dimana
tentara jepang direbut senjatanya tanpa ada korban dikedua belah
pihak.  Kematian laksamana di Surabaya juga sama sekali tidak
mengagumkan siapapun juga didunia ini karena kejadian itu kesalahannya
ditimpakan kepada Laksamana Maeda yang mempersenjatai para terorist
pada waktu itu dalam rangka persaingan memperebutkan kedudukan.



> dan orang-orang yang terlibat dalam kemerdekaan pun kita tahu bersama 
> adalah orang-orang besar di jamannya. dan Indonesia menghargai itu. 
> peran mereka tidak sekecil peran bung Karno atau bung Hatta. mereka 
> berperan besar, itu pasti. ada tendensi apa anda ngungkit-ngungkit 
> rengasdengklok segala? 
> 




Orang2 yang dianggap bangsa Indonesia ini besar tidaklah sebesar
anggapan anda dalam pandangan orang diluar Indonesia.  Contohlah,
naman Winston Churchil tak bisa disejajarkan dengan nama2 seperti
Sukarno, Hatta, Diponegoro, ataupun Hamengkubuwono.

Saya tidak mengungkit masalah rengasdengklok, saya hanya mengomentari
tulisan2 beberapa pembaca yang menuliskan hal2 ini.

Ny. Muslim binti Muskitawati












> 
> --- In mayapadaprana@yahoogroups.com, "Hafsah Salim" 
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Seharusnya semua orang yang berpendidikan tak perlu diracuni oleh
> > Nasionalisme ataupun Chauvinisme yang sama sekali tidak ada dasarnya
> > dalam memandang kejadian Rengasdengklok.
> > 
> > Memang apa yang terjadi dengan Rengasdengklok adalah penculikan 
> namun
> > bentuk penculikan yang memang sengaja direkayasa.
> > 
> > Awalnya dimulai dengan Laksamana Maeda yang mendengar berita
> > menyerahnya Jepang kepada sekutu dan perintah kepadanya untuk
> > menyiapkan serah terima kepada tentara sekutu yang akan tiba di
> > Indonesia dalam beberapa waktu lagi.
> > 
> > Maeda tak bersedia untuk menyerahkan senjata2 milik Jepang kepada
> > tentara sekutu, Maeda awalnya mau menolak menyerah dan melanjutkan
> > perangnya, namun karena hal2 yang tidak diceritakan dia berubah
> > rencana, dia memanggil Sukarno, dan dalam pembicaraan rahasia yang
> > hanya mereka berdua yang tahu, maka Sukarno diminta oleh Maeda untuk
> > mengumpulkan pemuda2 Indonesia agar membongkar gudang senjata Jepang
> > untuk membuat se-olah2 terjadi perang kemerdekaan dimana para 
> pemuda2
> > melawan serdadu Jepang sehingga seluruh gudang senjata Jepang 
> direbut
> > para pemuda untuk jadi alasan kepada pihak sekutu bahwa Jepang kalah
> > dalam mempertahankan diri dari serangan2 gerilyawan lokal yang
> > menuntut kemerdekaan.  Maeda tak bersedia menyerahkan Indonesia 
> kepada
> > sekutu pemenang perang dunia ke II.
> > 
> > Demikianlah, Sukarno bukanlah gerilyawan, dia juga bukan tentara,
> > hingga usul Maeda itu sulit diterimanya karena menurut Bung Karno 
> kalo
> > dia sampai gagal, maka dialah yang jadi korban sedangkan Maeda 
> sebagai
> > Laksamana dengan mudah saja lepas tangan se-olah2 Sukarno itu sama
> > sekali tidak dikenalnya.
> > 
> > Demikianlah, Sukarno tak berani memberi keputusan kepada Maeda, dia
> > malah mengusulkan kepada Maeda untuk mengundang teman2nya agar bisa
> > ikut mendengarkan usul Maeda ini karena menurut Sukarno kalo semua
> > teman2nya juga mendengarkan usul Maeda, maka Sukarno punya saksi 
> untuk
> > membersihkan dirinya nanti kalo gagal bahwa dia bukanlah otaknya
> > melainkan hanya pelaku dimana otak dan perencananya adalah Maeda. 
> > Demikianlah, mendengar usul Bung Karno, Maeda bukan malah takut, dia
> > malah setuju, karena posisi Maeda ini memang seharusnya nekad tak
> > peduli resiko lagi, berbeda dengan posisi Sukarno yang terhormat dan
> > bersih dari perbuatan2 tercela.
> > 
> > Akhirnya setelah berunding dengan kawan2nya, Sukarno mendapatkan ide
> > baru dari Chaerul Saleh maupun Hatta.  Agar Sukarno jangan jadi
> > kambing Hitam, maka Hatta yang berpendidikan Belanda bersedia
> > melindunginya menjadi pendamping dan saksi kalo ada hal2 yang
> > menyebabkan Sukarno ditangkap dan diadili oleh Belanda yang kabarnya
> > akan kembali mengambil alih situasi.  Dirumah Laksamana Maeda inilah
> > yang di jalan Diponegoro yang kemudian menjadi rumah tinggal 
> Laksamana
> > Martadinata ini diadakan pertemuan para pemuda dengan Laksamana 
> Maeda,
> > dimana mereka merasa kewibawaan Maeda yang demikian hebat berhasil
> > mempengaruhi para pemuda untuk melaksanakan semua sandiwara ini. 
> > Singkatnya, gudang senjata Jepang dibongkar, pemuda2 bergerak se-
> olah2
> > merebut dari tentara Jepang, Sukarno direkayasa se-olah2 diculik 
> oleh
> > para pemuda ke Rengas dengklok untuk kemudian dipaksa membacakan
> > proklamasi kemerdekaan Indonesia dan menyatakan Hatta sebagai 
> wakilnya.
> > 
> > Demikianlah, setelah kemerdekaan dan Sukarno jadi presiden, Bung 
> Karno
> > berusaha menutupi rekayasa peristiwa penculikan itu karena perbuatan
> > penculikan itu adalah bukti kepengecutan jiwa Sukarno tak berani
> > resiko tapi ingin duduk paling atas.
> > 
> > Disatu pihak Sukarno bisa dianggap bahwa Sukarno tidak membacakan
> > proklamasi kemerdekaan itu atas kemauannya sendiri melainkan dipaksa
> > para penculiknya, anggapan ini tentunya tidak baik untuk reputasi 
> Bung
> > Karno, namun dilain pihak pada saat kejadian, memang Sukarno tidak
> > berani membacakan proklamasi itu karena takut resikonya meskipun dia
> > mengharap menjadi bagian dari sejarah kemerdekaan itu sendiri. 
> > Demikianlah ketakutan disatu pihak dengan keinginan dilain pihak
> > dipecahkan dengan sandiwara penculikan rengas dengklok.
> > 
> > Karena peristiwa ini kemudian terbukti tidak membawa resiko apapun
> > juga karena backing Laksamana Maeda memang bukan dukungan yang sia2,
> > akhirnya Sukarno sukses.  Sebenarnya Sukarno tak perlu melakukan
> > sandiwara penculikan ini, namun karena dia takut, maka Laksamana 
> Maeda
> > tak bisa memaksakannya.  Maeda cuma menginginkan gudang senjata 
> Jepang
> > dibongkar dan senjata diseluruh gudang dikosongkan, kemudian Sukarno
> > bertugas memproklamirkan kemerdekaan.....  cukup sederhana rencana
> > Laksamana Maeda.  Namun karena kuatir, maka Sukarno membuat masalah
> > sederhana menjadi komplex.
> > 
> > Demikianlah, peristiwa Rengas dengklok tak perlu membuat malu Bung
> > Karno dan juga tidak bisa dibanggakan Bung Karno karena hal itu
> > hanyalah proses menuju tujuan dengan memperhitungkan resiko2
> > kemungkinan yang tak perlu kita perdebatkan apalagi 
> membanggakannya. 
> > Namun berbeda dari sudut pandang para bekas penculiknya, berita ini
> > perlu di-besar2kan untuk memberi mereka sebagai juga pelaku2 sejarah
> > yang penting yang harus dihargai sebagai pahlawan2 yang tidak lebih
> > kecil dari peranan Sukarno sendiri maupun Hatta.
> > 
> > Ny. Muslim binti Muskitawati.
> >
>







Quotes : 
" Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no 
luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this 
Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though 
the practice of meditative way of life."
- Anand Krishna - 

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 


Reply via email to