Setuju dan jelas, yg penting tidak ada pemaksaan dan bukan berorientasi uang.

Bila tidak suka Poligami dan lebih suka selingkuh ya silahkan.
Yang jelas dari segi hukum saja seharusnya poligami lebih kuat posisinya dan lebih menghargai wanita daripada selingkuh.



chandra tri putra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Kalo menurut saya, terlepas dari keberadaan informasi
mengenai poligami di berbagai kitab suci, dan
memandang poligami sebagai salah satu hubungan sosial.
Poligami sah-sah saja ketika kedua belah pihak merasa
sama-sama senang, maksudnya pihak laki2 ok, pihak
perempuan juga mau aja. Kecuali, ya, kalo ada yang
dipaksa sama pihak2 lain untuk melakukan poligami, wah
itu ndak bennerr...

Cuma saya juga mengerti kalo ada suatu negara yang
melarang terjadinya poligami di negara tersebut,
dengan alasan kemerataan hak asasi manusia untuk
perempuan dan laki2. Aturan kan berasal dari
kesepakatan, kesepakatan berasal dari kultur yang
diambil intisarinya. Nah, masyarakat di negara itu ga
biasa ama yang namanya poligami, otomatis warganya
juga (mayoritas) ga biasa ama yang namanya poligami.
Nah klo kebanyakan orang ga mau ada poligami ya
jadilah aturan menolak poligami.

Klo di Indonesia mungkin karena masih banyak orang
yang mau poligami dan berpandangan poligami itu tidak
merugikan, jadi aturan mengenai kebolehan ber-poligami
masih tetap ada:). Tapi inget... suka sama suka dan
adil...:)

Chandra

--- ikra dinnata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Poligami muncul ketika lelaki tak dapat menguasai
> nafsu syahwatnya, lalu mencari dalil pembenaran pada
> kitabsuci.
>   
>   
>   Ikradinnata
>   
>   
>   
>  
>
> Jack Fanotona <[EMAIL PROTECTED]> a écrit :
>   Boleh saya menanggapi pak ... !???
>
> Psikologi Poligami
>
> Poligami sesungguhnya merupakan fitrah hidup,
> artinya
> dibenci dan
> dimusuhi seperti apapun praktek poligami selalu ada.
> Pada
> masayarakat Barat yang melarang poligami secara
> hokum,
> maka
> prakteknya banyak suami punya wanita selingkuhan.
> Jika
> ada kelompok
> wanita yang memiliki seterotip kepada laki-laki
> dengan
> mengatakan
> dasar laki-laki nggak boleh lihat jidat licin, maka
> perlu diketahui
> bahwa semua isteri muda adalah perempuan juga.
> Artinya
> pada sebagian
> perempuan, poligami merupakan jalan keluar, apaboleh
> buat menjadi
> isteri kedua daripada tidak.Dalam hidup tidak semua
> yang kita terima
> itu yang kita inginkan. Inginnya menjadi isteri
> satu-satunya, eh
> malah jadi isteri ketiga.
>
> --> bila anda mengatakan poligami adalah fitrah
> hidup,
> maka anda harus
> mencari makna arti fitrah itu ... ! menurut anda
> apakah fitrah itu ?
> mungkin kalau saya menanggapi fitrah itu artinya
> kembali keasal yang
> artinya anda mengatakan pada dasarnya adalah manusia
> itu berpraktek
> poligami.
> disini dilihat bahwa anda tidak bijaksana dan tidak
> adil,
> disatu pihak boleh poligami dipihak lain tidak
> mengupas masalah poliandri ?
> jadi pertanyaan saya, bolehkah poliandri ? bila
> poliandri tidak boleh
> maka tidak boleh poligami. tentusaja bila kita
> melarang poligami maka
> saudara kita akan menuduh kita sesat karena Nabi
> MUHAMMAD SAW penganut
> poligami dan kita dianggap menghalangi niat orang
> itu
> untuk mengikuti
> jejak nabi.
>
>
>
> Agama Islam menempatkan poligami sebagai pintu
> darurat, bukan pintu
> yang selalu terbuka, maknanya ada memang lelaki
> tertentu yang
> memiliki potensi lebih, yang tidak cukup dengan satu
> isteri, atau
> ada kasus, yang mengantar poligami menjadi solusi,
> misalnya
> isterinya mandul. Islam menyalurkan fitrah manusia
> dengan aturan dan
> etika. Etika bagi laki-laki yang apa boleh buat
> menjalani poligami,
> ia harus berlaku adil terhadap isteri-isterinya
> meski
> adil itu
> sangat berat. Ada orang yang berpoligami secara
> jujur
> dan terbuka,
> ada yang sembunyi-sembunyi, ada yang berpoligami
> sekedar menuruti
> syahwat seksual tanpa tanggungjawab.
>
> -> kata-kata ini bermakna bahwa anda menyetujui
> poligami dengan
> pembenaran-pembenaran anda sendiri. menurut anda
> apakah pintu darurat
> itu ? yang saya tahu pintu darurat yang anda katakan
> menjadi
> pintu utama para pelaku untuk menjalani poligami.
> anda mengatakan bahwa hanya Allah saja yang adil ?
> namun tahukah bila
> manusia juga bisa bertindak adil. karena keadilan
> bersifat subjektif
> dan tidak objektif.
>
>
> Berikut ini kasus rumah tangga yang menjurus pada
> poligami, tetapi
> akhirnya si lekaki mengurungkan niatnya karena sadar
> akan
> tanggungjawab. Waktu itu saya sebagai konselor
> keluarga, dan dia
> datang kepada saya sebagai klient. Kasus ini saya
> rekam dan saya
> muat di buku saya Konseling Agama Teori dan Kasus.
> Silahkan dibaca:
> Seorang pegawai perusahaan swasta bermaksud
> poligami.
> Ia seorang
> sarjana ekonomi yang baru akrab dengan agama setelah
> bergaul dengan
> rekan sekerja yang kebanyakan taat beragama dan
> agak "fundamentalis". Lingkungan pergaulannya adalah
> masyarakat
> professional, tetapi mereka mempunyai corak
> keberagamaan yang cukup
> kental, dengan menonjolkan simbol-simbol tertentu,
> seperti salat
> awal waktu, memelihara jenggot dan juga poligami. Di
> lingkungan grup
> pengajiannya, poligami dipandang sebagai sunah Nabi
> yang dianjurkan,
> sehingga dia dengan semangat mengikuti sunnah Nabi
> juga bermaksud
> nikah lagi. Isterinya berasal dari lingkungan
> masyarakat pesantren,
> yang juga taat beragama, tetapi simbol-simbol
> keberagamaannya
> berbeda dengan lingkungan pengajian suaminya.
> Isterinya lebih respek
> kepada kyai di pesantrennya dibanding guru ngaji
> suaminya yang
> Insinyur.
>
> Dalam hal rencana nikah lagi, terjadi peselisihan
> hebat antara suami
> isteri itu, dan menariknya masing-masing berdalil
> dengan agama.
> Suami menganggap rencana nikah lagi itu sebagai
> perwujudan dari
> mengikuti sunnah Rasul, sementara isteri
> memandangnya
> sebagai akal
> bulus, yakni menjadikan agama sebagai kedok untuk
> mencari kepuasan
> syahwat. Karena keduanya memang orang yang patuh
> kepada agama, maka
> pertentangan pendapat suami isteri itu disepakati
> untuk mencari
> pembenarannya. Suami memanggil guru ngajinya untuk
> menasehati
> isterinya agar patuh kepada suami, sementara
> isterinya
> mengajak
> suaminya silaturrahmi kepada gurunya di pesantren,
> sekaligus untuk
> meminta nasehatnya tentang rencana nikah lagi itu.
> Sang isteri pergi
> dengan semangat karena yakin pasti pak kyai, gurunya
> di pesantren
> itu pasti ada di pihaknya, dan sang suami juga
> semangat, karena
> yakin bahwa pak kyai itu lebih mengerti tentang
> keharusan mengikuti
> sunnah Rasul, apa lagi pak kyai juga berpoligami.
>
>
> Anatomi masalah
> Sebenarnya, sang isteri tidak bersedia dimadu, lebih
> didorong oleh
> perasaanya sebagai wanita. Ia tidak begitu antipati
> terhadap
> poligami, karena ia sendiri adalah puteri dari
> isteri
> muda seorang
> kyai, dan ia merasa OK-OK saja berhubungan dengan
> saudara-saudara
> tiri dan bahkan ibu tirinya. Akan tetapi dalam hal
> rencana nikah
> lagi suaminya, disamping secara naluriah ia tidak
> bisa
> menerima, ia
> juga tidak percaya terhadap otoritas guru ngaji
> suaminya yang selalu
> menekankan kewajiban seorang isteri harus patuh
> kepada
> suami. Di
> mata sang isteri guru suaminya itu bukan orang
> 'alim,
> sebagaimana
> juga suaminya, meskipun mereka itu sarjana dan
>
=== message truncated ===

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com


Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1¢/min. __._,_.___

Quotes :
" Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved through the practice of meditative way of life."
- Anand Krishna -






Yahoo! Groups Links

__,_._,___

Kirim email ke