Film "Bernafas dalam lumpur" adalah film esek-esek tempo doeloe yang pernah
membuat heboh karena adanya adegan panas dimana Suzanna beperan sebagai
pelacur. Adegan seperti demikian sekarang ini tidak akan membuat orang jadi
panas lagi. Beda dengan lumpur panas yang menyembur di Sidoarjo dimana bukan
hanya lumpurnya saja yang panas, tetapi juga membuat panas hati para korban
yang hingga kini belum terselesaikan juga masalahnya. Belum lagi mereka
harus benar-benar bernafas udara gas bau yang menyengatkan hidung.

Wah ini sih udah berita basi Mang, kejadiannya saja sudah lebih dari enam
bulan. Benar, tetapi apakah anda tahu, berapa banyak lumpur yang disemburkan
dan bagaimana perkembangannya hingga saat ini? 

Pada bulan Juni yang lampau jumlah lumpur yang disemburkan sudah mencapai
5.000 m3 per "hari". Jumlah lumpur yang sekian banyak ini mampu mengisi 150
kontainer. Di bulan Juli meningkat menjadi 25.000 m3, di bulan Agustus
50.000 m3 dan dibulan September 125.000 m3 per hari. Jumlah lumpur yang
sekian banyaknya mampu mengisi ruangan seluas lapangan sepak bola dengan
ketinggian lumpur sampai 17 meter. Ini adalah jumlah lumpur yang disemburkan
per hari. Tren dijamin meningkat terus.

Kapan ini akan berakhir? Tidak ada seorangpun ahli yang bisa meramalkannya.
Bisa bertahun-tahun dan bisa juga berabad-abad lamanya. Kalau Ebiet G. Ade
bisa mengajukan pertanyaan kepada rumput yang bergoyang, maka seharusnya
kita juga dapat mengajukan pertanyaan kepada lumpur yang sedang mengalir.

Darimana asalnya semburan lumpur tersebut? Ada dua macem pendapat, tetapi
tidak ada satupun yang bisa terbuktikan. Menurut Prof. Dr. R. Koesoemadita,
mantan Guru Besar Geologi ITB:..boleh jadi semburan ini dipicu oleh
kegagalan pengeboran esplorasi sumur oleh PT Lapindo dalam ucaha pencarian
minyak dan gas di daerah". Sedangkan menurut Dr Edy Sunardi, Kepala Pusat
Riset Geologi FMIPA Universitas Padjadjaran: "Ada kemungkinan fenomena ini
akibat pengaruh dari gempa"

Pendapat dari Dr. R. Koesoemadita didukung oleh Prof. Geologi Achim Kopf
dari universitas Bremen. Bencana ini terjadi pada saat pengeboran karena
kecerobohan para teknisi dari PT Lapindo. (Sumber: Spiegel Edisi 41/2006).
PT Lapindo itu 50 persen dimiliki oleh keluarga Aburizal Bakrie, 32 persen
oleh Medco dan 18 persen oleh Santos - Australia. Jumlah total kerugian
diperkirakan sekitar 250 juta AS$.

Kejadian yang seperti ini bukan hanya terjadi di Sidoarjo saja, melainkan
diseluruh dunia. Lebih dari 1.100 hal yang serupa pernah terjadi di berbagai
pelosok dunia. Antara lain di pulau Trinidad. Bencana alam ini mereka alami
di tahun 1911, 1928, 1964 maupun di th 2001. Begitu juga di Azerbaijan,
walaupun semburan lumpur yang sedemikian banyaknya seperti yang terjadi
sekarang ini di Sidoarjo belum pernah terjadi dimanapun juga. Fenomena di
Sidoarjo ini telah mengundang banyak ahli dari manca negara untuk datang
meninjau dan meneliti secara langsung disana.

Pemerintah telah berusaha dengan berbagai macam cara dan usaha untuk
membendung semburan lumpur ini, tetapi hingga kini belum ada yang berhasil.
Bahkan menurut Mr Martin Hovland seorang ilmuwan dari Norwegia yang telah
datang khusus meneliti ke Sidoarjo:".. usaha membendung semburan lumpur
disana itu bisa disamakan seperti juga usaha untuk membendung arus sungai
Nil; agar jangan sampai mengalir ke laut. Jadi suatu hal yang tidak mungkin
atau suatu usaha yang sia-sia. Berapa besarnya sekalipun bendungan maupun
danau yang akan dibuat tidak mungkin akan bisa membendung semburan lumpur
tsb yang semakin hari menjadi semakin bertambah meluap semburannya."

Tetapi bukanlah orang Indonesia kalau kehabisan akal, yang tidak dapat
dilaksanakan secara ilmiah mungkin bisa dilawan secara nonteknis. Oleh sebab
itulah Haji Hasan telah membuka sayembara dengan hadiah satu unit rumah
senilai Rp 64 juta kepada siapa saja yang mampu melakukan penyumbatan lumpur
tersebut. Ia ingin memerangi semburan lumpur ini dengan cara nonteknis atau
dengan memanfaatkan kelebihian pada indra keenam (paranormal).

Hingga saat ini puluhan orang pinter telah mendaftarkan diri sebagai
peserta. Agar tidak terjadi benturan antara para peserta yang ingin
melakukan ritual, maka telah dibuatkan jadwal khusus bagi mereka.
Mudah-mudahan melalui usaha ini luapan lumpur bisa berkurang atau berhenti
dengan secepatnya. Apakah mungkin perlu diundang penyulap kondang David
Copperfield agar bisa menyulap hilang seluruh semburan lumpur tersebut?

Mang Ucup
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage : www.mangucup.net








Mayapada Prana Quotes: 
"Think Good, Feel Good, Do Good. This is the way to God"
- Sathya Sai Baba

Mayapada Prana Links:
<*> The Indonesian Reiki Practitioner:
http://health.groups.yahoo.com/group/Praktisi_Reiki/ 

<*> Yoga Leaf Bandung
http://www.yogaleaf.com/ 

<*> Spiritual Endeavor: Many Paths - One Destination
http://www.spiritual-endeavors.org/  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 

Kirim email ke