1. Pada hari berbangkit jiwa dan ruh menempati jasad yang baru

Di alam syahadah (physical world) manusia terdiri atas tiga tataran: jasmani, 
nafsani (jiwa) dan ruhani. 
-- ALLH YTWFY ALANFS hYN MWTHA WALTY IM YMT FY MNAMHA FYMSK ALTY QDHY 'ALYHA 
ALMWT WYRSL ALAKHRY ALY AJL MSMY (S. ALZMR, 39:42), dibaca: 
-- Alla-hu yatawaffal anfusa hi-na mawtiha- wallati- lam yamut fi- mana-miha- 
fayumsikul lati- qadha- 'alayhal mawta wayursilul ukhra- ila- ajalin musamman 
(s. azzumar), artinya: 
-- Allah mewafatkan jiwa ketika matinya dan  yang belum mati di waktu tidurnya; 
maka Dia genggamlah jiwa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan 
jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.

-- ALYWM NKHTM 'ALY AFWAHHM WTKLMNA AYDYHM WTSYHD ARJLHM BMA KANWA YKSBWN (S. 
YS, 36:65), dibaca: 
-- alyawma nakhtimu 'ala- afwa-hihim watukallimuna- aydi-him watasyhadu 
arjuluhum bima-ka-nu- yaksibu-n, artinya: 
-- Pada hari (kiamat) Kami tutup mulut mereka dan berbicara dengan Kami kedua 
tangan mereka dan menjadi saksi kedua kaki mereka tentang apa-apa yang mereka 
kerjakan.
Kata-kata mulut, tangan dan kaki dalam ayat (36:65) menunjukkan bahwa pada hari 
berbangkit jiwa dan ruh menempati jasad (fisik) yang baru, karena jasadlah yang 
mempunyai mulut, kaki dan tangan.

-- YAYHA ALNFS ALMTHMaNt . ARJ'AY ALY RBK RADHYt MRDHYt . FADKHLY FY 'ABADY . 
WADKHLY JNTY (S. ALFJR, 89:27-30), dibaca:
-- ya-ayyuhan nafsul muthmainnah . irji'i- ila- rabbiki ra-dhiyatan mardhiyyah 
. fadkhuli- fi- 'iba-diy . wadkhuli- jannatiy, artinya: 
-- Hai jiwa yang tenang. Kembalilah engkau kepada Maha Pengaturmu dengan ridha 
dan diridhai. Maka masuklah engkau dalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah 
engkau ke dalam surgaku.
Ayat-ayat (89:27-30) tersebut menunjukkan bahwa jiwa juga bersama ruh menempati 
jasad baru yang permanen pada hari berbangkit (kiamat). 

2. Tidak ada paham reinkarnasi dalam Al-Quran

-- KYF TKFRWN BALLH WKNTM AMWATA FAhYAKM TSM YMYTKM TSM YAHAYYKM TSM ALYH 
TRJ'AWN (S. ALBQRt, 2:28), dibaca:  kayfa takfuru-na biLla-hi wa kuntum 
amwa-tan faahya-kum tsumma yumi-tukum tsumma yuhyi-kum tsumma ilayhi turja'u-n 
(tanda - memanjangkan). 
- Kayfa takfuru-na biLla-hi, bagaimana mungkin engkau kafir terhadap Allah;
- kuntum amwa-tan, kamu dalam keadaan mati, belum berjasad (alam arwah);
- faahya-kum, maka kamu dihidupkan, janin dihidupkan dengan ditiupkan ruh (alam 
rahim), lahir ke dunia (alam syahadah); 
- tsumma yumi-tukum, kemudian kamu dimatikan, jasad hancur menjadi tanah, jiwa 
digenggam Allah (lihat no.1 di atas), dan ruh pindah ke alam barzakh; 
- tsumma yuhyi-kum, kemudian kamu dihidupkan, jiwa dan ruh menempati jasad baru 
(lihat no.1 di atas) yang permanen (bukan dari tanah lagi) lalu bangkit (qa-ma, 
qiya-mun = berdiri, berbangkit). Inilah yang disebut yawmu lqiya-mah, hari 
berbangkit. Bila tibanya hari berbangkit, atau hari kiamat itu? Itu rahasia 
Allah SWT. Namun secara isyarat ialah apabila semua arwah di alam arwah sudah 
pindah ke alam syahadah menjadi manusia, dan semua manusia itu sudah menjalani 
kehidupan di alam syahadah, semua arwah sudah pindah ke alam barzakh, maka 
itulah saatnya yawmul qiya-mah, hari kiamat. Adapun prolog hari kiamat ialah 
gempa global, seperti dalam Surah al Zilzal (silakan baca surah tersebut);
-- tsumma ilayhi turja'u-n, kemudian kepadaNya kamu dikembalikan. Setelah hari 
kiamat, atau hari berbangkit, kemudian semuanya dikembalikan kepadaNya untuk 
mempertanggung-jawabkan segala amal baik dan buruk sewaktu masih hidup di 
dunia. Dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk diadili, inilah yang disebut dengan 
yawmud di-n, hari pengadilan, ini selalu kita baca pada waktu shalat: Ma(-)liki 
yawmid di-n, Allah adalah Raja atau Pemilik Hari Pengadilan. (Adapun tanda (-) 
maksudnya bunyi "ma" dapat dipanjangkan atau juga dapat dipendekkan). Sesudah 
diadili ruh dan jiwa yang menempati fisik yang baru yang permanen yang selamat 
masuk surga, yang tidak selamat masuk neraka, itulah Hari Akhirat yang kekal. 
 
Jadi, manusia diciptakan Allah SWT bermula sebagai ruh; inilah pengembaraan 
manusia menurut Al Quran: "dari alam arwah, ke alam rahim, ke alam syahadah, ke 
alam barzakh, berakhir di alam akhirat dengan kondisi ruh dan jiwa yang 
menempati fisik yang baru.

H.Muh.Nur Abdurrahman

##########################################################################################



  ----- Original Message ----- 
  From: kids 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Sunday, June 17, 2007 06:08
  Subject: [debat_ islam-kristen] 3/3



PERTANYAAN (18) ALAM BAKA                              (3/3)
 
WILSON:
 
Orang-orang yang menyetujui azab  Alam  Baka  berbeda  dalam
beberapa  hal  penting:  beberapa  di  antara mereka percaya
bahwa hidup di Alam Baka hanya spirituilnya  dan  yang  lain
percaya  bahwa  hidup  manusia  pada  Hari Pembangkitan akan
hidup baik fisiknya maupun ruhnya. Bagaimana pendapat  Islam
mengenai masalah ini?
 
CHIRRI:
 
Ajaran  Islam sangat jelas tentang masalah ini. Manusia akan
dibangkitkan  kembali  hidup  pada  Hari   Pengadilan   baik
fisiknya ataupun rohaninya. Manusia tidak hanya rohani.
 
Penciptaan   kembali   manusia  memerlukan  kedua-dua  badan
(fisik) dan jiwa (ruh); kalau tidak,  dia  namanya  malaikat
dan bukan manusia.
 
Ada   alasan-alasan   lain   untuk   berpendapat  tentang
pembangkitan kedua-dua fisik dan jiwanya:
 
Konsep pembangkitan tidak dapat dimengerti atau dilaksanakan
tanpa  membentuk  kembali  badan manusia itu. Karena manusia
akan   melanjutkan   hidup   ruhnya   setelah   kematiannya,
pembangkitannya  tidak  dapat  diartikan menciptakan kembali
ruhnya sebab ruhnya tidak  mati.  Jadi,  kehidupan  ruh  itu
sendiri   di   dalam   Alam   Baka   tidak  dapat  dikatakan
pembangkitan, sebab hal itu tidak menambah sesuatu  terhadap
hidup  dari  seseorang yang telah melanjutkan didalam bentuk
spiritual.
 
Pembangkitan hanya dapat dimengerti oleh  menciptakan  wujud
lagi.  Ini  maksudnya  pembangunan  kembali badan yang sudah
bercerai-berai dan menyatukan kembali dengan jiwa yang masih
ada.  Bahasa Qur'an sangat jelas dalam masalah ini dan tidak
menerima setiap perbedaan penafsiran:
 
"Dan sangkakala ditiup, ketika itu  lihatlah  mereka  bangun
dari kubur, dan segera datang, kepada Tuhannya.
 
Mereka   akan   berkata:   Ah,  nasib  kami!  Siapakah  yang
membangunkan kami dari tempat tidur kami?  (Ada  suara  yang
menyahut):  Inilah  dia  yang  dijanjikan  oleh  Tuhan  Yang
Pemurah, dan benarlah perkataan-perkataan Rasul-rasul!
 
(Yang terdengar) hanyalah satu suara keras, dan  ketika  itu
lihatlah,  mereka  semuanya  dibawa  ke  hadapan  kami." 36:
51-53.
 
"Sebab itu, berpalinglah engkau dari mereka!
 
Di hari orang yang menyeru memanggil (mereka) kepada sesuatu
yang tiada menyenangkan.
 
Pemandangan mereka menekur ke bawah, mereka dikeluarkan dari
kubur bagai belalang yang beterbangan. Dengan  cepat  mereka
datang  kepada  orang yang memanggil. Orang-orang yang tiada
beriman itu berkata: Inilah hari yang penuh kesulitan!"  54:
6-8.
 
WILSON:
 
Konsep  pembangkitan yang berhubungan dengan fisik mempunyai
kesulitan-kesulitan: Andaikata seorang kanibal  (orang  yang
makan orang) memakan badan seorang.
 
Badan  yang  dimakan  akan  dijadikan satu dengan badan yang
memakan. Bila badan  atau  jasmani  dibangkitkan  pada  hari
pengadilan,  hal  itu tidak akan mungkin untuk mengupas atau
memutuskan apakah badan  itu  milik  yang  makan  atau  yang
dimakan
 
Andaikata  badan  seorang  dimakan  oleh  seekor burung atau
binatang. Badan yang memakan akau menjadi satu dengan  badan
yang dimakan.
 
Apa yang akan dibangkitkan pada Hari Pengadilan?
 
Apakah burung dan binatang atau badan manusia?
 
CHIRRI:
 
Tidak  akan  ada makanan yang akan menjadi satu dengan badan
yang memakan,  dan  pembangkitan  tidak  membutuhkan  adanya
semua elemen-elemen (unsur-unsur) dari badan.
 
Selama  zat  atau  beberapa  zat  dari  badan  tinggal tidak
menjadi satu dengan badan yang memakan, pembentukan  kembali
dari masing-masing badan akan mungkin.
 
Selanjutnya,  Tuhan  mempunyai  kesanggupan  terhadap segala
sesuatunya dapat membedakan antara bagian-bagian  asli  dari
badan  pemakan  dan  apa yang dijadikan satu dengan itu dari
badan lain. Dia dapat memisahkan dan membentuk  kembali  dua
badan yang terpisah.
 
Andaikata   pemisahan  adalah  tidak  mungkin,  Tuhan  dapat
menciptakan suatu badan dari elemen-elemen yang berbeda lain
dari  pada  yang hilang dan menyatukan badan yang diciptakan
dengan jiwa manusia pada Hari Pengadilan.
 
WILSON:
 
Beberapa  Agama  mengajarkan  bahwa  nyawa  manusia   adalah
tunggal  dan  tidak  dapat  dibagi,  dan  beberapa ahli-ahli
filsafah  menyetujui  pendapat-pendapat  ini.  Apakah  Islam
mengajarkan  hal  yang sama atau Islam mempunyai ajaran yang
berbeda mengenai hal ini?
 
CHIRRI:
 
Qur'an diam dalam masalah ini.
 
Tidak membenarkan juga  tidak  menyangkal  ketunggalan  atau
ketidak-dapatan  dibagi-bagi lagi atau tidak dapat diubahnya
nyawa manusia.
 
Juga tidak menyatakan bahwa nyawa manusia adalah  suatu  zat
atau bahwa hal itu adalah jasmani atau bukan jasmani.
 
Qur'an  benar-benar  diam  dalam  semua  dari  segi ini, dan
Qur'an menghentikan semua pertanyaan-pertanyaan ini.
 
Hal itu di luar ilmu pengetahuan manusia  dan  jawaban  dari
setiap pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan memuaskan maksud
beragama.
 
Dari Kitab Suci Qur'an:
 
"Mereka bertanya kepada engkau tentang ruh.
 
Jawablah: Ruh itu termasuk urusan  Tuhan,  dan  kepada  kamu
hanyalah sedikit diberikan pengetahuan tentang ruh itu." 17:
85.
 
WILSON:
 
Beberapa Agama mengajarkan bahwa ruh  manusia  setelah  mati
akan  menempati  seorang anak yang haru dilahirkan atau akan
menempati badan dari beberapa binatang.
 
Apakah  Islam  menyetujui  setiap  konsep  dari   penjelmaan
kembali (reincarnation) atau perpindahan?
 
CHIRRI:
 
Kitab  Suci  Qur'an  dengan  jelas menolak konsep penjelmaan
lagi   (reinkarnasi)   dan   perpindahan.    Ruh    manusia,
meninggalkan  badan  pada saat mati dan tidak akan dibiarkan
hidup kembali ke dunia ini lewat bentuk lain.
 
Dari kitab suci Qur'an:
 
"Ketika kematian telah datang  kepada  seseorang  di  antara
mereka,   dia  berkata:  Wahai  Tuhanku!  Kembalikanlah  aku
(hidup)!
 
Supaya  aku  mengerjakan  perbuatan  baik  yang  telah   aku
tinggalkan  itu.  Jangan!  Sesungguhnya  perkataan itu hanya
sekedar dapat diucapkan
 
Di hadapan mereka ada barzach, dinding yang membatasi sampai
hari mereka dibangkitkan." 23: 99-100.
 
Jadi,  kitab  suci Qur'an menyatakan bahwa ruh manusia tidak
akan hidup dua kali di dunia ini, dengan  demikian  ruh  itu
tidak  akan  dibiarkan menempati badan hidup yang lain, baik
manusia  ataupun  bukan  manusia.  Kenyataan-kenyataan  yang
dapat  ditinjau  mendukung  ajaran  ini.  Bila  ruh  manusia
menempati badan-badan manusia yang  baru,  maka  tidak  akan
menambah  kepadatan  penduduk,  sebab  ruh  seseorang  dapat
menempati hanya satu badan.  Kepadatan  penduduk  pada  abad
yang  lalu  sekitar  satu  billiun.  Sekarang  sekitar  tiga
billiun.
 
Bagaimana kita dapat bertambah dua billiun  bila  tidak  ada
ruh-ruh    baru   diciptakan.   Sesungguhnya   bila   konsep
reinkarnasi adalah benar, jumlah penduduk tidak  akan  lebih
dari dua orang, sebab pada mulanya hanya ada dua ruh manusia
yaitu Adam dan Hawa.Recent Activity
    a..  5New Members
  Visit Your Group 
  Y! Messenger
  Instant hello

  Chat over IM with

  group members.

  Yahoo! 360°
  Start Sharing

  Your place online

  Blog & photos

  Y! GeoCities
  Free Blogging

  Share your views

  with the world.
  . 
   

Kirim email ke