Salam,

Maaf mas itu hanya perumpamaan saja, saya juga menemukan kasus reinkarnasi
lain namun dalam keadaan sadar, bukan seperti kesurupan,kasus seperti itu
adalah pengecualian, ada kemungkinan memang ada orang jaman dahulu yang
memiliki pikiran yang kuat, memory orang tersebut menempel di alam dalam
bentuk energi dan masuk ke otak orang yang memiliki kimia tubuh yang sama.

Memang tubuh kita bisa dijadikan alat ukur, dan bisa kita buat kesurupan,
tapi saya tidak akan berbuat seperti itu, menurut saya, membuat diri
kesurupan (istilah sundanya Nyambat), diibaratkan menyerahkan tubuh ini
kepada mahkluk yang rendah derajatnya dari kita.

Tapi saya tetap percaya dengan menggunakan referensi pengetahuan dan diri
saya sebagai alat ukur, pengetahuan/memory yang dipindahkan ke tubuh orang
lain adalah gejala alam, tidak ada hubungannya dengan karma, dosa turunan
dan embel2 yang lain, mungkin suatu saat fenomona ini bisa digunakan untuk
melakuan transfer pengetahuan dengan menggunakan alat tertentu, jadi ndak
perlu Kuliah gitu loh :). Seperti yang saya bilang, otak adalah kode2 binari
separti komputer dan harddisk, bisa dipindahkan kapanpun kita inginkan, dan
secara teori bisa.

Menurut saya artikel tentang hukum karma tersebut, hanya mengambil banyak
referensi2 untuk mendukung tulisannya sendiri. Menakjubkan memang, hebat
memang.. tapi ga ada pelajarannya menurut saya.

Agama Islam tidak mengenal reinkarnasi. Dalam Islam, manusia hidup di dunia
satu kali, dan setelah itu dibangunkan lagi pada waktu hari kiamat datang
dengan mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya. Itu merupakan logika
yang lebih baik, menurut saya.

Jadi ada baiknya, jika dalam artikel, tidak membawa Nabi Muhammad dalam
teori Reinkarnasi, karena itu adalah kepercayaan bukan universal seperti
ilmu pengetahuan.

Rgrds,

Gani K


On 9/27/07, Sony <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>    Mas Gani,
>
>
>
> Maaf, anda minta bukti, tapi setelah ada bukti orang yg secara alamiah
> mengingat masa kehidupannya di masa lalu sebagai dan dalam raga orang lain
> seperti yg saya sampaikan di posting beberapa hari lai dianggap sebagai
> kerasukan atau dibisiki jin. Njur piye? Apa perlu bukti ngalami sendiri?
> Gampang kok, silahkan wiridan tiap malam di atas jam 12 malam terus-menerus.
> Mungkin dibutuhkan waktu agak lama, bisa sebulan atau setahun atau lebih.
> Tapi juga repot juga nek malah anda anggap sendiri telah kerasukan jin.
>
>
>
> Salam,
>
>
>
> *SONY H WALUYO*
>
> Translator
>
>
>
> * You are what you think about. Beware of your mind.
>
> -----Original Message-----
> *From:* mayapadaprana@yahoogroups.com [mailto:
> [EMAIL PROTECTED] *On Behalf Of *Gani Kurnia
> *Sent:* Thursday, September 27, 2007 9:26 AM
> *To:* mayapadaprana@yahoogroups.com
> *Subject:* Re: [Mayapada Prana] Karma Negara
>
>
>
> Salam,
>
> Menurut saya, yang dijelaskan dibawah bukan hukum karma, tapi hukum sebab
> akibat, tidak perlu ilmu khusus untuk mempelajarinya, yang susah adalah
> mengambil pelajaran dari perbuatan dan efeknya perbuatan tersebut. Ini
> berarti tidak hubungannya juga dengan reinkarnasi, karena yang namanya sebab
> akibat terjadi langsung dalam satu hidup seseorang tidak kebawa ke generasi
> selanjutnya.
>
> Tidak pernah ada orang yang kembali dari kematian, bagaimana kita yakin
> kemiripan seseorang, pengetahuan yang mirip dengan seseorang yang hidup di
> masa lalu, muncul pada diri seseorang. Sedang di Indonesia kita tahu bahwa
> orang2 seperti itu kita sebut kesurupan, masalahnya apakah bagaimana proses
> kesurupan itu apakah Roh, apakah Jin, apakah Malaikat atau yang lain.
> Bagaimana kita mengetahui hal itu jika tidak ada alat ukur untuk
> mengindentifikasi hal itu, bahkan kita sendiri tidak peka akan hal2 gaib
> itu.
>
> Jika pengetahuan seseorang bisa distransfer ke tubuh orang lain, maka hal
> itu tidak bisa dijadikan bukti reinkarnasi juga. Karena otak itu ternyata
> sama dengan Harddisk Komputer, menggunakan kode2 binary dan bahkan
> menggunakan listrik dari jutaan susunan saraf. Jadi "copy paste" data, itu
> termasuk perasaan, apakah roh termasuk, apakah roh terpisah dari jiwa...
> Apakah roh bisa berfikir, karena kita berfikir jika kita memiliki fasilitas
> pengolahan data, yaitu otak..
>
> Masih banyak pertanyaan2.. dan butuh banyak penelitian..
> Tapi banyak orang juga merasa paling mengerti dan paling tahu...
> Dan membicarakan sesuatu yang tidak diketahui..
>
> Bukti...
>
> Adalah tantangan terbesar, untuk para spiritualis, paranormal, ahli2
> meditasi, yoga, dukun dll...
>
> Rgrds,
>
>
> Gani K
>
>
>  On 9/26/07, *Eduard de Grave* <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> *KARMA NEGARA*
>
> *Anand Krishna**
> Radar Bali, Senin 24 September 2007
>
>
>
> Seorang pemikir kawakan, cendekiawan yang cukup terkenal, pernah menolak
> pandangan saya dalam sebuah seminar, hanya karena saya menggunakan "*Hukum
> Karma*" sebagai landasan untuk menjelaskan sesuatu.
>
>
>
> "Itu adalah Hukum menurut Teologi Hindu dan Buddhis, tidak bersifat
> universal. Janganlah dikaitkan dengan perkara non Hindu dan non Buddhis!"
> demikian pendapat dia.
>
>
>
> Para *supporter* bertepuk tangan.... Horre, hebat, luar biasa!
>
> Kemudian, penjelasan yang saya berikan tenggelam dalam suara tepukan itu.
> Hari itu, Hukum Karma dinyatakan Hindu, Buddhis.....
>
>
>
>
>
>  
>

Kirim email ke