Hem,sorry aku man baca sebagian aja .... tp siapa yg tau dimana neraka n dimana surga .... trus kenapa tau klo di surga enak n dineraka ga enak .... apa HMNA dah pernah nyoba ... Btw ... aku juga bingung kok ...
--- "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mangucup: > solusi yang paling mudah dan paling tepat untuk > mencapai kebahagiaan adalah > "bunuh diri" > ====================== > HMNA: > Bunuh diri adalah puncak gunung berapi yang sedang > aktif ! Bukan kebahagiaan > yang dicapai, tetapi neraka jahannam, kerak neraka > yang paling bawah. Tidak > percaya ? Mangucup boleh coba deh ! Akh, no more > monkey business, zeg. > > ##################################################### > > ----- Original Message ----- > From: "mangucup88" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <mayapadaprana@yahoogroups.com> > Sent: Tuesday, October 16, 2007 12:28 > Subject: [Mayapada Prana] Resep Kebahagiaan Dijamin > Sukses ! > > > Apakah Anda ingin mendapatkan kebahagiaan yang > benar-benar ultimate? > Apakah Anda ingin mendapatkan kebahagiaan yang kekal > alias tidak > semu? Maka bacalah oret-oretannya mang Ucup yang > bisa dijadikan > resep dan buku panduan yang benar-benar tokcer, > bagaimana caranya > agar Anda bisa mendapatkan kebahagiaan tsb. Dijamin > sukses dengan > garansi! > > Pertama apa sih kebahagiaan itu? Bahagia bisa kita > definisikan > apabila kita sudah benar-benar merasa puas dengan > apa yang kita > miliki, atau dalam arti kata lain, kita tidak akan > membutuhkan > apapun juga. Hampir tiap orang di dunia ini mengejar > kebahagiaan > hidup, tetapi jarang ada yang bisa mencapainya, > karena kebahagiaan > hidup bukan hanya dari jumlah materi yang kita > miliki saja. > Melainkan tergantung oleh banyak faktor lainnya, > seperti kesehatan, > keharmonian dan sebagainya. > > Dari segi logika saya bisa menilai bahwa kematian > itu adalah > kebahagiaan! Kenapa sebab pada saat kita mati, kita > tidak akan > membutuhkan apapun juga atau dalam arti kata lain > kita akan mencapai > kebahagiaan yang kita cari selama hidup ini. > > Orang pergi bertapa untuk mencapai kesempurnaan di > dalam hidupnya, > tetapi puncaknya dari kesempurnaan hidup akan > tercapai apabila kita > sudah mati. Jadi orang yang mencapai kesempurnaan di > dalam hidupnya > tidak perlu susah-susah pergi bertapa segala macam, > dengan cara > bunuh diripun ini akan bisa tercapai. > > Jadi menurut mang Ucup solusi yang paling mudah dan > paling tepat > untuk mencapai kebahagiaan adalah "bunuh diri" > > Banyak ahli medis Dr maupun para pengacara di Eropa > yang pada saat > ini sedang memperjuangkan hak untuk bunuh diri, > mereka bergabung > dalam organisasi Euthanasie. Kalau kita menghalalkan > membunuh janin > bayi, kenapa bunuh diri tidak bisa dihalalkan. Apa > perbedaannya > antara abortus dan bunuh diri, dua-duanya melakukan > hal yang sama > ialah membunuh! > > Cobalah renungkan oleh Anda, apabila saya bunuh diri > berarti satu > lowongan tempat kerja kosong, rumah tempat saya > tinggal sekarang ini > langsung bisa ditempati oleh orang lain, disamping > itu kotoran- > kotoran yang di produksi oleh saya tiap hari akan > berkurang, berarti > secara tidak langung memperbaiki lingkungan hidup. > Harta dan > peninggalan sayapun langsung bisa dimanfaatkan oleh > orang lain. Jadi > banyak sekali segi positivnya. > > Sedangkan dipihak lainnya, manfaat apa yang bisa > didapatkan oleh > orang disekitar saya, kalau saya hidup terus TIDAK > ADA! Selainnya > sedikit rasa sentimental, karena takut kehilangan > suami, ayah > ataupun kakek, tetapi kalho kita jujur ini hanya > beberapa saat saja > alias sekedar basa-basi untuk menenangkan hati > nurani kita maupun > rasa kesepian kita. > > Mang Ucup menilai orang yang ingin mencapai usia > lanjut adalah orang > yang egoist berat! Karena tidak mau memberikan > kesempatan dan > mengosongkan tempat bagi pendatang baru! Saya hidup > di dunia ini > sudah lebih dari cukup, 65 tahun lamanya sudah. Maka > dari itu > wajarlah kalau sudah mulai timbul rasa jenuh dan > bosan. > > Mana lebih baik kita bunuh diri selama kita masih > sehat dan segar > sehingga tidak merepotkan orang lain ataukah > menunggu ajal tiba, > dimana kita akan merepotkan dan membebani > orang-orang disekitar kita > selama bertahun-tahun. Tidak percaya lihat saja > dirumah jompo maupun > dirumah sakit dimana banyak orang manula dirawat. > Bukan saja > merepotkan keluarganya, bahkan menghabiskan uang > mereka untuk biaya > pengobatan maupun rumah sakit. Untuk apa? > > Kenapa kita harus meninggalkan warisan hutang untuk > orang-orang yang > kita kasihi? Mana yang lebih dosa, yang bunuh diri > ataukah mereka > yang mempunyai sifat egoist ingin hidup lebih lama > tanpa > menghiraukan anak, cucu, mantu dan istri yang harus > pontang panting > pinjam uang kiri kanan hanya untuk memperpanjang > masa hidupnya? > > Menurut Romo Gani hidup itu adalah pinjaman dari > Tuhan, dan menilai > bunuh diri itu dosa, karena merusak milik-Nya, > tetapi apakah kita > sadar bahwa sebenarnya sekarangpun kita sudah > melakukan bunuh diri > secara bertahap. Tanyalah sama diri sendiri: "Apakah > Anda telah bisa > merawat dengan baik tubuh Anda yang notabene > pinjaman dari Tuhan?" > > Secara tidak langsung kita sudah merusak pinjaman > dari Sang > Pencipta. Apakah bukannya bunuh diri secara bertahap > kalau kita > tidak menjaga tubuh kita dengan baik umpamanya > dengan merokok 2 > sampai dengan 4 bungkus sehari, apakah bukannya > bunuh diri kalau > kita kecanduan narkoba, apakah bukannya bunuh diri > kalau kita makan > seenak udel-udel kita sehingga akhirnya kolestrol > maupun tekanan > darah kita melonjak naik. > > Kenapa ini tidak dianggap dosa, sedangkan bunuh diri > secara langsung > dianggap dosa? Dua-duanya mempunyai satu tujuan yang > sama ialah > memperpendek usia hidup kita! Maka dari itu saya > menilai cara hidup > yang Anda lakukan sekarang ini dengan bunuh diri; > podo wae mas, > alias sami mawon! > > Kalau kita pinjam buku dari taman bacaan tentu > adalah hak saya kapan > saya mau mengembalikannya, selama ini tidak melewati > batas waktu > pinjaman yang telah ditentukan. Begitu juga dengan > kehidupan kita, > apakah salah kalau saya mengucapkan kepada Sang > Pencipta: " Punten > dan maaf deh Tuhan, saya udah bosan hidup nih, maka > dari itu saya > ingin mengembalikan kehidupan ini kepada Tuhan!" > Apalagi saya yakin > hakul yakin bahwa arwah saya pasti akan kembali > kepada-Nya, jadi > tidak turut dibawa masuk keliang lahat, dengan mana > saya > mengembalikan secara utuh kepada Sang Pencipta. > Apakah ini salah, > karena saya ingin mengembalikan "barang" baca > "kehidupan" === message truncated === ____________________________________________________________________________________ Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and lay it on us. http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7