"Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan."
(Rm 4:13.16-18; Luk 12:8-12)

"Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan 
manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-
malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, 
ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. Setiap orang 
yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; 
tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. 
Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada 
pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir 
bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. 
Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus 
kamu katakan."(Luk 12:8-12), demikian kutipan Warta Gembira hari 
ini. 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-
catatan sederhana sebagai berikut:
•       Cukup banyak rekan-rekan kaum awam yang berkarya di 
perusahaan atau kantor-kantor pemerintahan, ketika diri mereka 
dikenal sebagai orang katolik maka memperoleh intimidasi, tekanan 
atau sorotan tajam dan yang besangkutan sering merasa berada `di 
ujung tanduk'. Kepada rekan-rekan yang mengalami atau menghadapi 
yang demikian itu kami harapkan untuk tetap setia pada imannya serta 
bekerja sebaik mungkin sesuai dengan aturan dan tuntutan yang ada. 
Kami percaya dengan adanya tantangan dan kesulitan macam itu, jika 
anda tetap setia pada iman serta bekerja sebaik mungkin, maka "Roh 
kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan dan lakukan". 
Mereka yang berusaha untuk menjegal anda adalah orang-orang yang 
dijiwai oleh roh jahat alias setan, sementara itu jika kita setia 
pada iman dan bekerja dengan baik berarti dijiwai oleh roh baik atau 
Roh Kudus dan Roh Kudus senantiasa mengalahkan atau mengatasi roh 
jahat atau setan; kebaikan pasti akan mengalahkan kejahatan, 
kerendahan hati pasti akan mengalahkan kesombongan. Marilah aneka 
macam intimidasi, tekanan, ejekan atau sorotan tajam dari orang lain 
kita jadikan `kesempatan emas' untuk semakin beriman dan rendah 
hati. Dalam iman dan kerendahan hati kita akan menemukan cara-cara 
yang baik dan menyelamatkan untuk menghadapi intimidasi, tekanan, 
ejekan atau sorotan tajam tersebut. Kesaksian iman dalam hidup 
sehari-hari, dalam pekerjaan maupun pergaulan merupakan cara merasul 
yang utama dan pertama serta tak dapat digantikan oleh cara lain 
apapun. Kami berterima  kasih dan bersyukur atas kesaksian iman 
rekan-rekan awam di dalam keluarga, tempat kerja maupun masyarakat 
dalam kesibukan atau kegiatan mengurus dan terlibat dalam hal-hal 
duniawi sehari-hari. Anda adalah pioner-pioner, pejuang di garis 
depan dalam rangka berpartisipasi dalam karya penyelamatan Yesus 
Kristus. 
•       "Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham 
berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, 
menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti 
keturunanmu." (Rm 4:18), demikian kata Paulus kepada umat di Roma, 
kepada kita semua. Bapa Abraham adalah bapa umat beriman. Hidup 
beriman memang juga menjadi nyata dalam hidup berpengharapan; 
beriman antara berarti  menyerahkan diri pada `yang tak kelihatan' 
dan tetap bergairah serta bergembira. Maka ketika kita harus 
menghadapi tantangan, kesulitan atau hambatan karena kesetiaan iman 
kita, marilah kita tetap bergairah dan bergembira. Kegairahan dan 
kegembiraan yang demikian itu memang merupakan karya Roh Kudus, 
anugerah Allah, bukan hasil usaha atau jerih payah kita, manusia 
yang lemah dan rapuh ini. Dalam karya-karya kerasulan Gereja seperti 
kesehatan/rumah sakit atau pendidikan/sekolah saat ini sarat dengan 
tantangan, hambatan dan kesulitan, dan sering  tantangan, hambatan 
atau kesulitan tersebut berasal dari dalam atau dari diri kita 
sendiri, bahkan dari pengurus yayasan, staf direksi dst.., yang 
kurang beriman. Di dalam rumah sakit mereka yang harus mengurus dan 
merawat pasien ternyata juga masih menjadi `pasien', di 
sekolah/perguruan tinggi mereka yang harus mendidik ternyata juga 
masih menjadi `yang terdidik'. Sekiranya di tempat kerja kita masih 
ada `pasien' atau `yang terdidik' macam itu, marilah kita hadapi 
dengan iman dan gembira; dengan rendah hati kita tolong rekan-rekan 
kerja kita untuk berani memperbaiki diri dan bertobat. Hendaknya 
juga disadari dan dihayati bahwa penyembuhan atau penyehatan yang 
sedang sakit hati atau sakit jiwa tersebut tidak begitu cepat 
berhasil, kecuali ada mujijat, maka baiklah selain usaha atau upaya 
manusiawi kita juga berusaha atau berupaya secara spiritual, antara 
lain berdoa. Kita doakan semoga mereka yang sakit hati dan sakit 
jiwa dianugerahi rahmat penyembuhan dari Tuhan. Hidup dari dan oleh 
Roh Kudus antara lain tidak melupakan hidup doa dalam kesibukan, 
pergaulan dan kerja pelayanan kita.

"Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang 
pilihan-Nya! Dialah TUHAN, Allah kita, di seluruh bumi berlaku 
penghukuman-Nya. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, 
firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, yang diikat-
Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak "(Mzm 105:6-9)

Jakarta, 20 Oktober 2007


Kirim email ke