Paulus mengajarkan berdusta demi kemuliaan ajarannya
LAI:
"Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, 
mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?" (Roma 3:7).
KJVR:
Rom 3:7  For if the truth of God hath more abounded through my lie unto his 
glory; why yet am I also judged as a sinner?

Paulus mengajarkan ajaran agama bukan dari Firman Tuhan, melainkan dari 
pendapatnya sendiri yg bodoh menurut pengakuannya:
LAI:
"Apa yang aku (Paulus) katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang  yang 
berkata menurut Firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh yang  berkeyakinan, 
bahwa ia boleh bermegah sedikit". (II Korintus 11 : 17). 
KJVR:
2Co 11:17  That which I speak, I speak it not after the Lord, but as it were 
foolishly, in this confidence of boasting. 

Ajaran Yesus
LAI:
Matius 5:17-18: "janganlah kamu menyangka, bahwa aku datang untuk merombak 
Hukum Taurat atau Kitab Para Nabi. Aku datang bukan untuk merombaknya, 
melainkan untuk memenuhi/mengabulkanya (to fullfil). Karena sesungguhnya Aku 
berkata kepadamu: selama langit dan bumi belum lenyap, satu titik pun 
sekali-kali tidak akan dihapus dari isi Hukum Taurat itu sampai semuanya 
terjadi. Karena  itu barang siapa yang menghapus salah satu perintah Hukum 
Taurat meskipun yang paling kecil, dan mengajarkannya kepada orang lain, ia 
akan menduduki tempat paling rendah dalam Kerajaan Sorga"

Ajaran Moral dan Kasih dalam Hukum Taurat. Bacalah => (Ulangan: 27:15-26)
Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu 
kekejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya 
dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab: Amin! 15
Terkutuklah orang yang memandang rendah ibu dan bapanya. Dan seluruh bangsa itu 
haruslah berkata: Amin! 16
Terkutuklah orang yang menggeser batas tanah sesamanya manusia. Dan seluruh 
bangsa itu haruslah berkata: Amin!  17
Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan yang sesat. Dan seluruh 
bangsa itu haruslah berkata: Amin!  18
Terkutuklah orang yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda. Dan 
seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!  19
Terkutuklah orang yang tidur dengan isteri ayahnya, sebab ia telah 
menyingkapkan punca kain ayahnya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: 
Amin!  20
Terkutuklah orang yang tidur dengan binatang apapun. Dan seluruh bangsa itu 
haruslah berkata: Amin!  21
Terkutuklah orang yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayah atau anak 
ibunya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!  22
Terkutuklah orang yang tidur dengan mertuanya perempuan. Dan seluruh bangsa itu 
haruslah berkata: Amin! 23
Terkutuklah orang yang membunuh sesamanya manusia dengan tersembunyi. Dan 
seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!  24
Terkutuklah orang yang menerima suap untuk membunuh seseorang yang tidak 
bersalah. Dan seluruh bangsa itu harus berkata: Amin!  25
Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan 
perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!" 26 (Ulangan: 
27:15-26)

Hukum Taurat serta Ajaran Moral dan Kasih di atas itulah yang dibatalkan oleh 
Paulus
Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia la telah membatalkan hukum Taurat dengan 
segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu 
manusia baru di dalam diri-Nya dan dengan itu mengadakan damai sejahtera. 
(Afesus 2:15)
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum 
Taurat, tetapi hanya olen iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah 
percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam 
Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "Tidak ada 
seorangpun dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat." (Galatia: 2:16)
Padahal seperti pengakuan Paulus sendiri seperti telah dikemukakan di atas:
"Apa yang aku (Paulus) katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang  yang 
berkata menurut Firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh yang  berkeyakinan, 
bahwa ia boleh bermegah sedikit". (II Korintus 11 : 17). 


HMNA

#############################################################################################

  ----- Original Message ----- 
  From: H. M. Nur Abdurrahman 
  To: mayapadaprana@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, October 23, 2007 11:53
  Subject: Re: [Mayapada Prana] 23 Okt


  "Ign.Sumarya SJ"  <[EMAIL PROTECTED]> atau "rm_maryo" <[EMAIL PROTECTED]> 
mengutip ucapan Paulus:
  ·   "Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi 
berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian 
kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus 
Kristus, Tuhan kita."(Rm 5:20b-21),
  ============================
  HMNA:
  Ucapan Paulus di atas itu seirama dengan:
  LAI:
  Rom 4:7  Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan 
yang ditutupi dosa-dosanya;
  Rom 4:8  berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan 
kepadanya.

  KJVR:
  Rom 4:7  Saying, Blessed are they whose iniquities are forgiven, and whose 
sins are covered.
  Rom 4:8  Blessed is the man to whom the Lord will not impute sin.

  Apa sabda Jesus:
  LAI
  Luk 12:5 Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. 
Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang 
ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!
  Luk 12:6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian 
tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah,

  KJVR
  Luk 12:5  But I will forewarn you whom ye shall fear: Fear Him, which after 
He hath killed hath power to cast into hell; yea, I say unto you, Fear Him.
  Luk 12:6  Are not five sparrows sold for two farthings, and not one of them 
is forgotten before God?

  Ucapan Paulus di atas itu bukan hanya tidak relevan dengan sabda Jesus: "Not 
one of them is forgotten before God", bahkan bertentangan dengan isi ajaran 
Jesus tentang keadilan. Dia (Allah) mempunyai kuasa untuk melemparkan seorang 
pembunuh ke dalam neraka. Itulah keadilan Allah siapa bersalah harus dihukum. 
Ajaran Paulus itu bahkan mengatakan "Blessed are they whose iniquities are 
forgiven". Yah, ajaran Paulus bertentangan dengan sabda Jesus tentang keadilan 
Allah [Luk 12:5]. " 
  Think !!!

  HMNA

  :

    ----- Original Message ----- 
    From: Ign.Sumarya SJ 
    To: mayapadaprana@yahoogroups.com 
    Sent: Tuesday, October 23, 2007 06:46
    Subject: [Mayapada Prana] 23 Okt


    "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala"

    (Rm 5:12-15b.17-19.20b-21; Luk 12:35-38) 

     

    "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan 
hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang 
pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka 
pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga 
ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat 
pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani 
mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan 
mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka" (Luk 12:35-38), 
demikian kutipan Warta Gembira hari ini. 

     

    Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Yoahnes 
Capestrano, imam pelindung para pastor  angkatan bersenjata, hari ini saya 
sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

    ·   Apa yang disebut 'persiapan' merupakan langkah penting dalam berbagai 
macam kegiatan, usaha atau panggilan hidup dan tugas pekerjaan. Mereka yang 
terpanggil menjadi imam dipersiapkan begitu lama dengan belajar kerohanian dan 
ilmu-ilmu pengetahuan, mereka yang dipanggil menjadi bruder atau suster harus 
menjalani masa postulan, novisiat dan kaul sementara sebelum berkaul kekal, 
mereka yang terpanggil menjadi suami-isteri telah berpacaran begitu lama 
sebelum saling berjanji untuk hidup berkeluarga serta saling mengasihi sampai 
mati, mereka yang sedang belajar sedang mempersiapkan diri untuk ulangan atau 
ujian dst. 'Persiapan' yang baik merupakan modal kekuatan untuk sukses atau 
berhasil dalam menghayati panggilan maupun tugas perutusan. Hidup ini hemat 
saya juga merupakan persiapan untuk dipanggil Tuhan secara khusus alias 
meninggal dunia dengan damai dan tenang. Maka marilah, apapun panggilan, tugas 
perutusan dan pekerjaan kita , kita senantiasa siap-sedia, siaga dan 
'berjaga-jaga'. Orang yang sedang bersiap-siap pada umumnya ceria, gembira dan 
segar bugar, tidak loyo atau frustrasi, sebagaimana para prajurit atau tentara 
yang senantiasa siap-siaga menghadapi tugas pekerjaan mereka. Marilah kita 
menjaga dan merawat diri kita masing-masing agar tetap sehat, segar dan bugar 
baik secara spiritual maupun phisik, antara lain dengan makan secara teratur 
dan berpedoman pada 'empat sehat lima sempurna', tidur/istirahat teratur dan 
cukup, berdoa dan berolahraga, dst.. Ketika kita dalam keadaan sehat wal'afiat 
secara spiritual dan phisik kiranya dengan demikian kita siap-siaga untuk 
menerima panggilan atau tugas perutusan apapun, yang datangnya tidak terduga 
atau tiba-tiba. Ketika ada panggilan atau tugas perutusan yang datang dengan 
tiba-tiba atau tak terduga, tidak ada alasan untuk menolak atau menghindar.

    ·   "Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi 
berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian 
kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus 
Kristus, Tuhan kita."(Rm 5:20b-21), demikian kesaksian dan peringatan Paulus 
kepada umat di Roma, kepada kita semua. Sebagai yang terpanggil atau diutus 
kita adalah orang-orang yang lemah, rapuh dan berdosa, maka marilah dengan 
rendah hati kita sadari dan hayati kelemahan dan kerapuhan kita seraya 
menyadari dan menghayati kasih karunia Allah yang berlimpah-limpah. Dengan kata 
lain jika ada sesuai yang baik, indah, mulia dan luhur dalam diri kita bukan 
merupakan hasil usaha atau jerih payah kita, melainkan merupakan kasih karunia 
atau anugerah Allah, 'everything is given', semuanya adalah pemberian atau 
anugerah. Jika kita masih setia pada panggilan dan tugas perutusan kita hemat 
saya semuanya itu karena kasih karunia Allah; ingat bahwa bentuk panggilan 
apapun seperti menjadi imam, bruder, suster, pekerja/pegawai, 
pelajar/mahasiswa, pemimpin atau pejabat struktural dst. adalah panggilan 
Allah, anugerah Allah. "Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya 
nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari 
diri kami."(2Kor 4:7), demikian kesaksian Paulus kepada umat di Korintus, yang 
selayaknya juga menjadi kesaksian kita semua. Karena semuanya merupakan 
anugerah Allah, maka baiklah kita manfaatkan atau fungsikan sesuai dengan 
kehendak Allah, yaitu demi keselamatan dan kebahagiaan semua orang, dengan kata 
lain dimana masih ada orang yang tidak selamat dan tidak bahagia kita dipanggil 
untuk mendatangi, menyelamatkan dan membahagiakan dengan 'harta' kita sendiri, 
bukan dari hasil korupsi atau menipulasi. Rasanya di masyarakat kita masih 
banyak yang miskin dan berkekurangan akibat keserakahan sementara orang yang 
egois dan materialistis; semoga mereka yang egois dan materialistis ini berani 
dengan rendah hati memperbaharui diri dengan mengembangkan dan memperdalam 
kepekaan sosial terhadap orang lain, lebih-lebih mereka yang miskin dan 
berkekurangan.

     

    "Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi 
Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak 
Engkau tuntut. Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada 
tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada 
dalam dadaku."(Mzm 40:7-9)

    Jakarta, 23 Oktober 2007.   

Kirim email ke