Semarang,   22  Pebruari 2008
 
 
Salam hangat kembali.
 
Mengikuti jejak…sahabat mbah Gatho…yang  sudah me leremkan pikir…, saya
juga belajar lagi…seni diam.
 
Belum ada ide untuk mengirim artikel…, kebetulan ada artikel dari mas
Ardi ( theosofi )…cukup menarik..saya coba kirim 
Buat sahabat di member millist ini.
 
Semoga ada bermanfaat….suatu saat.
 
Imam SUDRAJAT
 
 
 
------- ..
 
-----Original Message-----
From: Ardi Counsellora [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, February 21, 2008 12:49 PM
To: GSBplus; U-Brotherhood Community; Unpar4175Community
Subject: DEFINISI [Jernih, Penalaran, Berkebenaran, Pelayanan]
 
JERNIH BERPENALARAN 
DALAM BERKEBENARAN DAN BERPELAYANAN 
DEFINISI 
JERNIH: 
- bebas dari beban-pengaruh, 
- bebas dari dogma, 
- bebas dari kepercayaan: 
- bebas dari ketidak-tahuan, 
- bebas dari menjangkau melebihi apa yang dapat dimengertinya sendiri
melalui akal-sehatnya sendiri, melalui penalaran kecerdasannya sendiri, 
- bebas dari keyakinan: 
- bebas dari ketidak-tahuan, 
- bebas dari menjangkau melebihi apa yang dapat dimengertinya sendiri
melalui akal-sehatnya sendiri, melalui penalaran kecerdasannya sendiri, 
- memperlakukan hal yang belum dialaminya sendiri: 
-   bukan melalui menjadi percaya akan hal yang belum dialaminya sendiri
itu, dan 
-  bukan melalui menjadi yakin akan hal yang belum dialaminya sendiri
itu, 
-  melainkan melalui mempertimbangkannya sebagai hipotesa yang-mana siap
diganti sewaktu-waktu, oleh hipotesa lainnya yang lebih mendekati
KESEJATIAN. 
KESEJATIAN (TRUTH): 
- Kebenaran-Terakhir, Kebenaran-Tertinggi, 
- Kealamian-Hakiki mengenai Eksistensi. 
PENALARAN: 
- penerapan Kecerdasan untuk memahami sesuatu dan mengatasinya 
Bagi manusia-awam PENALARANnya terbatas oleh: 
- Kesadaran-Jasmaniah dengan segenap hasrat-inderawi duniawinya, 
- Kesadaran-Astral (emosi, sensasi, perasaan) dengan segenap Keinginan
dan Hasratnya, dan 
- Kesadaran Mental Intelektualnya belaka, 
- Subyektif, jauh dari Obyektivitas, 
- mementingkan diri sendiri, 
- berazaskan kepada kepentingan pribadi, ataupun 
- berazaskan kepada kepentingan kelompok, ataupun berazaskan
untung-rugi, barter, dan 
- berazaskan bukan kepada Pelayanan Tulus-Murni: 
- -tanpa pamrih, 
- -tanpa mengharapkan hadiah, 
- -tanpa mengharapkan imbalan apapun, 
- -tanpa mengharapkan imbalan Surga ataupun Nirvana, 
- -belum demi Tuhan belaka, belum Murni Pengabdian Manusianya. 
- -berazaskan bukan kepada Persaudaraan Universal, dengan seluruh
makhluk, seluruh eksistensi karena: 
- -belum bisa memahami bahwa seluruh eksistensi bersumber dari
Satu-SatuNya Sumber Yang Mengatasi Bilangan (jadi bukan 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, dst.) yaitu Sang Realitas-Terakhir/ Sang Kesejatian-Terakhir
(=Tuhan Yang Absolut, Sang Absolut), 
- sehingga seluruh makhluk, seluruh eksistensi secara Illahiah
Bersaudara, 
- sehingga seluruh makhluk, seluruh hidup dan kehidupan adalah HidupNya,

- sehingga Hidup adalah Tunggal, seluruh eksistensi, termasuk seluruh
makhluk, ataupun seluruh partikel adalah berbagi Hidup Yang Sama yaitu
Hidup Tunggal dari Satu-SatuNya Tuhan Yang Mengatasi Bilangan, Mengatasi
Maha Ruang ITU Sendiri, 
- sehingga seluruh makhluk, seluruh hidup dan kehidupan adalah
PancaranNya 
- belum bisa memahami bahwa Tuhan Yang Sejati Mengatasi Maha-Ruang,
sehingga Tidak-Berbentuk (karena bentuk apapun dibatasi oleh ruang),
Kekal Tidak Menjelma, Kekal Tidak Membabar, Kekal Tidak Bermanifestasi
(karena semuanya ini memerlukan bentuk), 
- belum bisa memahami bahwa Tuhan Yang Mengatasi Maha-Ruang dengan
sendiriNya dimana-mana Ada, termasuk di Surga, di Neraka, di Bumi, di
Alam Semesta, di Kalbu, di setiap-dan-seluruh Sub-Partikel Atom), 
- belum bisa memahami bahwa Tuhan Yang Mengatasi Maha-Ruang dengan
sendiriNya tidak pernah datang dan tidak pernah pergi namun kekal Hadir
di mana-mana, tidak terhingga lebih  lebih halusNya daripada misalnya
hadir di mana-mananya Listrik, Gravitasi, Energi, di seluruh
Alam-Semesta Raya, 
  
BERKEBENARAN: 
Hal mengenai Kebenaran, Kebajikan, Kesantunan, Kemuliaan, Keteraturan,
Kesejatian. 
BERPELAYANAN: 
Menjadi Saluran-Murni belaka Tanpa Memiliki Apapun, dan oleh karena itu
Tanpa Memberi Apapun, Sekedar Menyalurkan Tanpa Hambatan, 
sebagaimana misalnya setiap pipa yang halus permukaan bagian dalamnya,
dan terletak di bagian tengah jaringan pipa air (bukan ujung pipa yang
terisolir), berfungsi sebagai saluran, menyalurkan air tanpa memiliki
air, dan oleh karena itu tidak pernah memberi air dan sekedar
menyalurkan air, tanpa menghambat arus air. 
Manusia: 
- yang telah memahami bahwa Hidup Adalah Tunggal, 
- yang telah memahami Persaudaraan-Universal, bahwa seluruh eksistensi
termasuk seluruh makhluk dan seluruh partikel adalah berSaudara secara
Universal [karena bersumber dari Satu-SatuNya Sumber (= Sang Absolut)] 
- yang telah memahami bahwa seluruh makhluk turun ke Alam-Semesta Raya
[termasuk kita sekarang berada di Planet Bumi] adalah bukan dibuang
karena gagal dicoba-cobai oleh Siapapun, melainkan karena: 
- Kasih Mutlak dari Sang Illahi, lengkap dengan Keadilan MutlakNya, 
- guna seluruh makhluk berSekolah di Alam-Semesta-Raya sebagai suatu
Sekolah Kehidupan, 
- bagi masing-masing membentangkan, mengaktualisasikan, Potensi-Illahiah
masing-masing sebagai percikan-percikan Illahiah. 
Dan karena yang Illahiah adalah Tidak-Terhingga maka proses pembentangan
Potensi-Illahiah (=EVOLUSI) setiap makhluk juga tidak-terhingga lamanya,
melintasi Siklus-Kekal Maha-Kiamat dan Maha-Emanasi/Pancaran. 
Demikianlah, Manusia yang telah memahami hal-hal tersebut di atas, Ia
menerjunkan seluruh Hidup dan Kehidupannya sendiri kedalam
Pengabdian-Murni kepada Tuhan Yang Sejati/ Tulen, dengan seluruh
Ketulus-Murniannya, dengan seluruh Kecerdasan Intelektual dan
Rohaniahnya, dengan seluruh Inti-Eksistensinya (=Monad,
percikan-Illahiah), kedalam PELAYANAN-Murni bagi Evolusi, bagi
Pembentangan Potensi Illahiah setiap Makhluk, setiap Partikel. 
- Ia berhenti memakan Binatang yaitu Adik-Kelas Manusia di Sekolah
Kehidupan, 
karena Binatang telah sangat peka merasakan Kasih ketika disayangi, 
karena Binatang telah sangat peka merasakan Kepedihan ketika disakiti/
disembelih/ dimakan. 
- Ia menghormati Para Adept yaitu makhluk-makhluk Suci, Arif,
Berkecerdasan Tinggi, Kakak-Kelas Manusia  di Sekolah Kehidupan, 
- Ia berhenti merusak Tanaman/ Hutan dan Sumber Alam, Mineral, yaitu
Adik-Kelas Manusia dan Adik Kelas Binatang di Sekolah Kehidupan 
Demikianlah Kesadaran-Murni (=Monad, Inti-Eksistensi, Percikan-Illahiah)
bersekolah di Sekolah-Kehidupan (=Alam-Semesta) melintasi Kelas Mineral,
Kelas Tanaman, Kelas Binatang, Kelas Manusia, Kelas Adept, Kelas Logos
dst. Tidak terhingga Jenjang-Evolusinya, tidak terhingga banyak
Kelasnya, melintasi Siklus Kekal Maha-Emanasi/ Pancaran dan Maha-Kiamat.

PELAYANAN tersebut di atas adalah PELAYANAN bagi EVOLUSI (bagi
Pembentangan Potensi Illahiah setiap Makhluk, setiap Partikel) dengan
pertama-tama Sang-Siswa yang hendak berPELAYANAN itu, menjalani
Pembudi-dayaan Pribadi terlebih dahulu selama beberapa Kehidupan
Inkarnasi, mencerdaskan dan memurnikan badan dan Kesadarannya sendiri
terlebih  dahulu yaitu: 
- badan+kesadaran Jasmaniah, berfungsi dan bersemayam di Alam-Jasmaniah 
- badan+kesadaran Astral, berfungsi dan bersemayam di Alam-Astral, 
- badan+kesadaran Mental-Konkrit, berfungsi dan bersemayam di Alam
Mental yang-lebih-rendah 
- badan+kesadaran Mental-Abstrak, berfungsi dan bersemayam di Alam
Mental yang-lebih-tinggi 
- badan+kesadaran Intuisional, berfungsi dan bersemayam di
Alam-Intuisional 
- badan+kesadaran Rohaniah, berfungsi dan bersemayam di Alam-Rohaniah 
Badan-Badan dan Kesadaran-Kesadaran ini: 
- adalah hasil dari diferensiasi bertingkat dari Inti-Eksistensinya
sendiri (=Percikan-Illahiah= Monad= Kesadaran Murni, murni kesadaran
belaka tanpa materi), sebagaimana Pelangi adalah diferensiasi dari
Cahaya Putih [dan Cahaya Putih tetap di sisi yang berseberangan terhadap
Pelangi melintasi Prisma Pembiasnya, dan Cahaya Putih tetap tidak pernah
menjadi Pelangi, Tuhan Tidak Pernah menjadi Manusia, Tidak Pernah
Menjadi Alam Semesta], 
adalah instrumen-instrumen Monad (Inti-Eksistensi kita masing-masing),
yang-mana berfungsi di alam masing-masing dan menarik pelajaran dari
pengalaman hidup di alam masing-masing, membudidayakan-pribadi
masing-masing, guna membentangkan potensi-Illahiah masing-masing dan
sari-pengalaman masing-masing dikirimkan kepada Monad bagi  pembentangan
potensi-Illahiah Monad, yang-mana pada suatu tahapan pembentangan
tertentu memungkinkan Monad termaksud berfungsi dalam Pelayanan bagi
Evolusi tersebut di atas. 
  
Salam Studi, 
Ardi

Kirim email ke