La tando .. dah ga ada kata2 yg tepat buat anda ....,
kenapa ga jalani aja agama anda dgn baik tanpa harus
mencari2 yg ga perlu ato berusaha mendiskreditkan
agama org laen ... sebenarnya kita itu dah cukup muak
dgn segala penghinaan .. , anda mengingatkan aku seorg
temen masa kecilku, dia muslim , lalu dia suka
menghina  cara aku menjalankan ibadah  yg ktnya umat
Kristiani menyembah patung dlsbnya .. karena aku msh
kecil maka aku marah .. lalu kujawab spt ini :"
ngapain juga elo buang duit ampe puluhan juta ?( naik
haji mksdku) cuman utk megang batu dan lempar batu ,
kelilingin batu , cium batu .. bukankah itu sama aja
mengkultuskan batu ( seperti menyembah patung ktku)...
pake baju yg bahunya  keliatan sebelah .. kyk org
kurang kerjaan aja , ... ..Setelah aku dewasa lalu aku
menyadari , itu khan cara org menjalankan ibadahnya ..
so sah2 aja .. org mau berbuat apa saja krn semua itu
tentu ada makna buat masing2 agama .. dan bukan urusan
kita utk mencari2 yg  bukan urusan kita .. krn klo
menurut anda bnyk hal2 yg ga sesuai dgn logika anda ..
bukankan agama itu iman ... mempercayai sesuatu yg
belum pernah kita lihat ... so .. klo menurut aku
berhentilah menjadi reseh ... ga puguh ... sayang aku
ga fasih utk berdebat dgn segala macam ayat2 .. krn
seperti yg aku tulis terdahulu, pengertian agamaku
baru sebatas utk aku sendiri .. so aku hanya bisa
balas dgn bahasa awam aja .. ga pake ayat2 .. dlsbnya

 
--- Tana Doang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Penyaliban untuk penebusan dosa ? 
> 
> Penyaliban untuk penebusan dosa adalah satu-satunya
> nilai jual dalam doktrin Kristen. Tanpa penebusan
> dosa maka Kristen runtuh. Yang menarik adalah, kalau
> ini adalah sebuah penebusan demi keselamatan umat
> manusia, sebuah ritual yang telah menjadi rencana
> Tuhan dimana dalam keyakinan Kristen Yesus adalah
> Tuhan itu sendiri. Dalam perjamuan terakhir Yesus
> mengisaratkan bahwa salah satu muridnya akan
> menyerahkannya kepada israil dengan mengatakan
> :"Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku,
> ada bersama dengan Aku di meja ini."  "Sebab Anak
> Manusia memang akan pergi seperti yang telah
> ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang
> olehnya Ia diserahkan!" (Lukas 22:21-22)
> 
> Kalau memang Yesus harus disalib untuk penebusan
> maka apa esensinya ayat diatas ini? Satu-satunya
> yang dapat kita simpulkan adalah menyerahkan Yesus
> untuk disalib adalah tindakan yang jahat, sehingga
> orang yang menyerahkannya akan celaka, kata Yesus.
> 
> Kenapa Yesus tidak menyerahkan diri dengan sukarela?
> Kenapa harus ada yang menyerahkan Yesus sehingga
> celaka, Yesus penyelamat tapi mencelakakan orang
> juga, apasih maunya Yesus?. Begitulah kiranya bila
> kita mengacu pada Lukas 22:22
> 
> Masalah apakah kita berkompeten menafsirkan ayat2
> bibel atau tidak, kalau mau konsisten sih.. yang
> berkompeten menafsirkan adalah orang2 yang menguasai
> bahasa Aramaik atau minimal Greek, dan ga banyak
> yang punya kemampuan seperti itu dan kenyataannya
> Lembaga Alkitab Indonesis pun menggunakan rujukan
> berbahasa Inggris dalam menterjemahkan bible. Dan
> karena bible disusun teratur menurut waktu
> penulisannya, oleh saksi-saksi yang bukan pelaku
> langsung dari sejarah itu maka para pakar bible pun
> lebih menilai bible sebagai kitab sejarah. 
> 
> Kembali ke Yesus, sekarang kita lihat ekspresi Yesus
> ketika diserahkan. "Maka kata Yesus kepadanya: "Hai
> Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan
> ciuman?" (Lukas 22:48) Dari ayat ini kita bisa
> merasakan aroma kekecewaan Yesus kepada Yudas,
> seorang yang akan celaka karena telah menyerahkan
> Yesus. Lho.. lho.. harusnya Yesus berterimakasih
> dong kepada Yudas, dan seharusnya Yudas menjadi
> pahlawan terbesar sepanjang sejarah Kristen. Hal ini
> harusnya terjadi bila ritual penebusan itu memang
> benar adanya.
> 
> "Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan
> kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua yang
> datang untuk menangkap Dia, kata-Nya: "Sangkamu Aku
> ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang
> dan pentung? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di
> tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu
> tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan
> inilah kuasa kegelapan itu." (Lukas 22:52-53) Inilah
> usaha terakhir Yesus, sebuah pembelaan diri. Tidak
> terlihat sama sekali pernyataan Yesus
> mengindikasikan penebusan dosa. Kenapa alot sekali
> Yesus ini untuk menghadapi penangkapannya?  Apakah
> Yesus benar2 penebus dosa melalui penyaliban? Dari
> kata2nya sendiri dapat kita analisa. Marilah
> berfikir realistis. Think !
> 
> Salam
> La Tando
> 
>
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++.
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: rm_maryo 
>   To: mayapadaprana@yahoogroups.com 
>   Sent: Saturday, March 29, 2008 12:23 PM
>   Subject: [Mayapada Prana] 30 Maret
> 
> 
> 
>   Mg Paskah II : Kis 2:42-47; 1Ptr 1:3-9; Yoh
> 20:19-31
>   "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau
> percaya. Berbahagialah 
>   mereka yang tidak melihat, namun percaya."
> 
>   Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang
> membuahkan kesejahteraan 
>   hidup orang dalam hal kepenuhan kebutuhan ekonomi
> telah mendorong 
>   orang untuk menjadi `ateis praktis', hanya percaya
> kepada apa yang 
>   dapat dilihat atau dinikmati dengan pancaindera
> saja. Pemenuhan 
>   kebutuhan ekonomi dapat membuat orang untuk
> bermental materialistis 
>   atau duniawi dan kurang atau tidak percaya kepada
> Yang Ilahi, yang 
>   tidak terlihat oleh mata tubuh/duniawi ini. Dampak
> mental 
>   materialistis atau duniawi antara lain mudah
> frustrasi, kurang 
>   percaya pada diri sendiri maupun orang lain; orang
> hanya mengikuti 
>   atau mengimani apa yang logis, yang dapat
> dipikirkan, padahal di 
>   dunia ini dalam hidup sehari-hari banyak hal yang
> nampak tidak logis 
>   dan tak dapat dipikirkan tetapi sungguh-sungguh
> terjadi. Orang 
>   tersebut tidak jahat, melainkan hanya terbatas dan
> belum mampu 
>   mengakui atau menghayati keterbatasan atau
> kelemahan dan kerapuhan 
>   dirinya, sebagaimana dialami oleh Tomas. Tomas
> tidak percaya pada 
>   ceritera teman-temannya bahwa Yesus telah bangkit
> dari mati, dan 
>   dengan tegas berkata: "Sebelum aku melihat bekas
> paku pada tangan-
>   Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam
> bekas paku itu dan 
>   mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya,
> sekali-kali aku tidak 
>   akan percaya."(Yoh 20:25) Tomas jujur dan polos,
> apa adanya, dan 
>   dari kejujuran dan kepolosannya itulah akhirnya ia
> memperoleh 
>   pewahyuan khusus, penampakan Yesus yang bangkit,
> dan akhirnya 
>   bersembah-sujud kepadaNya: "Ya Tuhanku dan
> Allahku!" , mengakui dan 
>   menghayati kelemahan dan kerapuhannya. Maka Yesus
> berkata 
>   kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka
> engkau percaya. 
>   Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun
> percaya." 
> 
>   "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau
> percaya. Berbahagialah 
>   mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yoh
> 20:29)
> 
>   "Tidak melihat, namun percaya", mungkinkah hal ini
> terjadi pada diri 
>   kita? Jika kita jujur mawas diri kiranya hal itu
> mungkin dan pernah 
>   kita alami atau hayati. Contoh-contoh dalam hal
> `tidak melihat, 
>   namun percaya' cukup banyak, antara lain: ketika
> kita belajar di 
>   sekolah memperoleh informasi atau pemberitahuan
> bahwa bumi itu 
>   bulat, kedalaman laut sekian meter, jarak kota X
> sampai kota Y 
>   sekian kilometer dst. Bukankah kita belum pernah
> keliling bumi, 
>   mengukur kedalaman laut dan mengukur jarak antar
> kota, tetapi kita 
>   dengan mudah mempercayai informasi atau
> pemberitahuan tersebut? Kita 
>   memiliki banyak pengalaman dalam hal `tidak
> melihat, namun percaya' 
>   dalam perjalanan hidup kita, dalam hidup
> sehari-hari, maka rasanya 
>   pengalaman tersebut merupakan modal atau kekuatan
> untuk percaya 
>   kepada Yang Ilahi.
> 
>   "Nggarap sing katon wae ora biso, opo maneh sing
> ora katon" 
>   (=Mengerjakan apa yang kelihatan saja tidak bisa,
> apalagi yang tidak 
>   kelihatan), demikian tegoran bapak saya ketika
> saya masih kecil, 
>   tegoran yang begitu mengesan dan membekas di hati
> saya. Kalau kita 
>   tidak percaya kepada yang kelihatan kiranya kita
> menjadi sulit untuk 
>   percaya kepada yang tak kelihatan, Yang Ilahi.
> Yang kelihatan antara 
>   lain sesama manusia atau saudara-saudari kita,
> maka marilah dengan 
>   rendah hati kita saling percaya. Jauhkan
> kecurigaan atau 
>   ketidakpercayaan kita kepada sesama dan
> saudara-saudari kita. Jika 
>   kita dapat percaya satu sama lain kiranya dengan
> mudah kita percaya 
>   kepada Tuhan, Yesus yang bangkit dari mati, yang
> hadir dan berkarya 
>   dalam diri sesama maupun diri kita sendiri, dan
> dengan demikian 
>   kebersamaan hidup kita sungguh membahagiakan dan
> menyelamatkan. 
>   Memang kalau orang jarang kumpul-kumpul atau
> bertemu dengan saudara-
> 
=== message truncated ===



      
____________________________________________________________________________________
You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total 
Access, No Cost.  
http://tc.deals.yahoo.com/tc/blockbuster/text5.com

Kirim email ke