--- On Wed, 5/28/08, didit palgunadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: didit palgunadi <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Anand Krishna E Study Circle] Cerita dari Kashmir
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, May 28, 2008, 11:05 AM










    
            



Jai Gurudev,

   

  Salam teman-teman, berikut sedikit sharing dari pengalaman dari perjalanan 
bersama Guruji dan rombongan ke India tanggal 11-22 Mei lalu, semoga bermanfaat.

   

  Leh, Laddakh, Kashmir….ah….bagaikan menyusuri sebuah terowongan waktu 
mengunjungi tempat-tempat eksotik…

    

  Tanggal 11 Mei, rombongan berangkat dari Jakarta, setelah beristirahat 
semalam di New Delhi esoknya kami menuju Srinagar, ibukota Provinsi Jammu 
Kashmir. Ketika mendengar nama “Kashmir”, memori kita dibawa pada pertumpahan 
darah antara dua saudara sekandung India – Pakistan dan berbagai kekerasan yang 
dilancarkan kelompok separatis. Atmosfer perang masih membekas di wilayah ini.

   

  Begitu mendarat di Srinagar, keluar bandara sudah nampak banyak tentara 
berjaga-jaga di bandara dan jalan keluar bandara. Wow, betul-betul suasana 
siaga 1…anehnya, walaupun melihat sekian banyak tentara dimana-mana bukan 
perasaan tegang yang muncul melainkan antusias dan keingintahuan. Mungkin 
karena ini pengalaman pertama mengunjungi Kashmir. Tempat yang kami kunjungi 
pertama begitu mendarat adalah kediaman seorang Sufi yang bernama Prof Fida 
Hassnain, yang sungguh mengesankan. Walaupun sudah berumur 83 tahun, beliau 
masih enerjik dan menerima kami dengan ramah. Beliau pernah menjabat sebagai 
Direktur Arkeologi Jammu-Kashmir. Kunjungan ini sungguh mencerahkan, apalagi 
setelah mendengarkan bahwa dalam anggota keluarga besar beliau adapula yang 
memiliki latar belakang Budhis…wah..Bhinneka Tunggal Ika juga! Wajah Islam yang 
sejuk dan damai begitu tercermin dalam kepribadian beliau.

   

  Di Srinagar, kami menginap di house boat ( rumah perahu )  di The Dal Lake ( 
Danau Dal ). Wah, benar-benar amazing…pemandangan danau sungguh indah, nampak 
dari kejauhan pegunungan Himalaya yang berselimutkan salju…burung- burung elang 
dan gagak banyak sekali di sekitar danau…shikara, perahu yang digunakan oleh 
penduduk setempat untuk menyeberang danau dan menjajakan berbagai kebutuhan dan 
souvenir pada wisatawan…suara adzan dan bhajan yang bergantian di pagi 
hari…hmmm……bagaikan menonton Discovery saja……

  Sungguh sayang jika tempat yang begitu indah ini dikotori oleh tangan-tangan 
jahat yang haus kekuasaan dan menebarkan teror berdarah… 

   

  Dalam kesempatan ini, saya mendapatkan berkah bersama dr Made Arya untuk 
tinggal didalam house boat yang sama dengan Guruji dan Ma Upasana ( terima 
kasih Guruji…..). Sungguh pengalaman yang tak terlupakan. Yang unik, 
masing-masing house boat memiliki seorang “butler” yang mengurusi segala 
keperluan kita mulai dari makan hingga kebersihan kamar, dan do you know what? 
“butler” yang melayani kami bernama Ba’asyir, hehehehehehe………berperawakan 
sedang, selalu memakai peci putih dan memiliki brewok hitam. Berbeda dengan 
penampilannya yang sangar, Ba’asyir orang yang sungguh ramah dan cekatan…

   

  Kami tinggal di Srinagar selama 3 hari dan mengunjungi tempat-tempat eksotik 
yang penuh dengan atmosfer spiritual. Yang paling berkesan bagi saya adalah 
ketika bersama-sama Guruji dan teman-teman mengunjungi sebuah makam yang 
dikenal sebagai Jesus Tomb atau “Rozabal”  yang oleh penduduk setempat dikenal 
dengan nama Youza Asouph. Hmmm…sungguh berkesan…beberapa teman mencucurkan air 
mata dan saling berpelukan tidak kuat menahan haru…Tempat-tempat lain yang 
dikunjungi adalah Hazratbal (sebuah masjid yang menyimpan rambut Nabi 
Muhammad), Jamia Masjid (masjid besar dengan arsitektur yang indah), 
Shankracharya temple (dikenal pula dengan Takth I Suliman), Shalimar (taman 
bunga yang luas yang dibangun pada masa Dinasti Moghul), Gulmarg (tempat wisata 
dengan alam perbukitan dan pegunungan, yang wah, wah, wah…).

   

  Tanggal 15 Mei kami meninggalkan Srinagar menuju Leh melalui jalan darat. 
Bagi pembaca buku-buku Guruji Anand Krishna, mendengar kata “Leh” tentu sudah 
tidak asing lagi…ya, karena ditempat inilah Guruji bertemu dengan seorang Lama 
misterius dan sembuh dari sakit leukemia. Perjalanan menuju Leh melalui jalan 
darat ini adalah sebuah perjalanan yang panjang karena ditempuh dalam waktu 3 
hari dengan medan yang menegangkan karena melalui rute yang dikelilingi oleh 
jurang. Namun perjalanan panjang ini tidak terasa mengingat sepanjang jalan 
kami melihat landskap pemandangan yang sungguh menawan: perpaduan antara 
pegunungan salju, bukit-bukit karang terjal, dan lembah hijau…Dalam perjalanan 
ini kami sempat singgah dan menginap di Sonmarg, sebuah tempat yang dilalui 
oleh Sungai Sindhu. Kebetulan tepat dibelakang tempat kami menginap, nampak 
aliran deras sungai Sindhu yang berwarna hijau kebiru-biruan. Selepas Sonmarg, 
kami sempat menginap pula di Kargil
 dan kemudian Ulektopo.

 Dalam rute Srinagar-Leh, di kawasan (kalo tidak salah) Mulbekh, kami sempat 
pula mengunjungi monastery yang pernah ditinggali oleh Tilopa-Naropa. Menginap 
di Ulektopo sungguh unik. Berbeda dengan ditempat lain, di Ulektopo kami 
menginap di tenda-tenda camping ( pasti penasaran bagaimana rasanya? 
Hehehehe……). 

   

  Akhirnya setelah Ulektopo, sampailah kami di Leh….

  Leh ibukota Laddakh, sebuah teritori yang masih masuk dalam wilayah 
Jammu-Kashmir adalah sebuah kota yang tidak begitu besar namun ramai dan sangat 
“berwarna”. Berbagai macam budaya bertemu di Leh. Di kota ini, nampak 
wajah-wajah bernuansa Tibet-India- Persia berbaur menjadi satu. Leh memiliki 
banyak monastery, dan salah satu yang kami kunjungi adalah…Himis Monastary….

   

  Ya, di Himis inilah Guruji bertemu dengan Lama misterius dan sembuh dari 
leukemia. Bagaimana perasaan kami ketika sampai disana? Wah....sungguh tidak 
bisa dituliskan dengan kata-kata... semua perasaan bercampur baur menjadi satu 
sehingga yang keluar hanyalah tangisan...Di tempat ini Guruji juga menunjukkan 
tempat dimana beliau menginap selama di Himis. Tempat ini sungguh sebuah tempat 
yang bersejarah.. .

   

  Tak terasa waktu kami di Leh sudah berakhir dan kami harus kembali bertolak 
ke Delhi untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Indonesia. Di Delhi, kami 
sempat berkunjung ke beberapa tempat lagi diantaranya makam Sufi Hazrat Inayat 
Khan dan Bahai Temple. 

   

  Betul-betul sebuah perjalanan dan pengalaman yang sangat berharga. Perjalanan 
dan pengalaman yang tidak akan terjadi tanpa blessing seorang Guru...

   

  Terima Kasih Guruji...

   

  Sembah sujud padaMU

   



[Non-text portions of this message have been removed]




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke