Agamamu adalah agamamu dan agamaku adalah agamaku.
Apalagi seh yang mau diributkan?
Apakah agamamu yang paling benar dari 72 aliran yang ada saat ini?
Lihat QS 57:21 dan baca dengan baik-baik apa arti didalam ayat2 tersebut.
Wassalam, Dipo
 


----- Original Message ----
From: H. M. Nur Abdurrahman <[EMAIL PROTECTED]>


 
***
Karena mas-media utamanya media elektronik pemberitaannya berat sebelah kepada 
kelompok liberal, mengadu-domba NU vs FPI, bahkan dalam sebuah talk show telah 
merusak citra NU, yang seyogyanya anti terhadap Ahmadiyah, maka eloklah jika 
dikemukakan Firman Allah:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JAaKM FASQ BNBA FTBYNWA (S.ALHJRAT, 49:6), dibaca: 
-- ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu- 
-- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan 
berita, maka lakukanlah klarifikasi.
 
[http://www. detiknews. com/indexfr. php?] Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi 
menyatakan akan memberi sanksi pada oknum-oknum NU yang mengadu-domba NU dengan 
FPI. Hasyim menyatakan pula bahwa NU tidak membela Ahmadiyah yang jelas-jelas 
sesat sebagaimana yang dilakukan AKKBB. Hasyim juga menyinggung oknum-oknum NU 
pro Gus Dur dan Ulil seperti Lakspedam, GP Ansor, dan Garda Bangsa yang 
berpikiran Liberal sehingga dalam membela aliran sesat bahkan sampai-sampai 
menyerang sesama Muslim. 
 
Komisaris Besar Heru Winarko, menyesalkan apel AKKBB tsb, karena pertama, 
sebelumnya, menurut Heru, pihak Polda telah menyarankan kepada AKKBB agar apel 
tidak dilakukan pada hari 1 Juni tsb. Kedua karena AKKBB ngotot untuk tetap 
melakukan aksinya juga pada 1 Juni itu, maka ditunjukkan untuk di Bundaran 
Hotel Indonesia saja, tahu-tahu mereka apel di Monas. Saran Heru supaya apel 
tidak dilakukan pada hari 1 Juni, itu menunjukkan bahwa apel AKKBB itu bukan 
untuk peringatan hari Pancasila, melainkan pembelaan terhadap Ahmadiyah.
 
Ada bukti video yang memperlihatkan seorang peserta aksi berkaos putih dengan 
sebuah pita merah putih di lengan kirinya sempat mengeluarkan sebuah senjata 
api dan menembakkannya.
[http://hidayatulla h.com/index. php?option= 
com_content&task=view&id=6944&Itemid=1] Saidiman, Korlap AKKBB, yang aktivis 
JIL Utan Kayu menyebut "Islam anjing!" Itu menunjukkan AKKBB bukan apel-damai 
melainkan provokasi.
 
Dari hasil tabayyun ini jelas, bahwa apa yang terjadi di Monas itu adalah 
AKIBAT. Diminta pranata hukum juga menyelidiki PENYEBAB dari akibat itu.
***
Kapolri Jendral Sutanto menyatakan akan menindak kelompok manapun yang 
melakukan tindakan anarki dan kekerasan. Apa yang terjadi di lapangan? Anak 
buah Gus Dur dan para pendukung AKKBB, melakukan penekanan, pemaksaan, 
vandalisme di banyak tempat. Dan polisi membiarkan
 
Ala kulli hal, Pemerintah dihimbau untuk segera mengambil keputusan tegas 
mengenai keberadaan aliran-aliran sesat agama di dalam agama di Indonesia 
seperti Ahmadiyah.(* ) Karena jika hal itu tidak dilakukan, maka konflik 
horisontal akibat reaksi atas tindak kekerasan non-fisik (simbolik), tidak 
mustahil akan berulang terus. WaLlahu a'lamu bisshawab.
 
*** Makassar, 8 Juni 2008
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii- hmna.blogspot. com/2008/ 06/831-as- tak-pantas- ikut-campur- 
urusan.html
 
------------ --------- --------- ---
(*)
Qadianisme mempergunakan tiga ayat dalam Al Quran sebagai pembenaran Tiga 
Kalimah Syahadat, yaitu: Khatamun Nabiyyin , namanya Ahmad dan wahyu yang akan 
datang. Karena Qadianisme mengaku Islam, maka ummat Islam yang awwam dengan 
leluasa dapat terkecoh dengan pemanfaatan Al-Quran sebagai pembenaran atas 
kenabian Ghulam Ahmad. Jika qadianisme tidak lagi dibolehkan pakai bendera 
Islam, maka konsekwensinya tidak boleh lagi para misionaris qadianisme 
mempergunakan Al-Quran sebagai pembenaran atas kenabian Ghulam Ahmad.
 
 
 
 
   
BISMILLA-HIRRAHMA- NIRRAHIYM
 
WAHYU DAN AKAL – IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
831 AS Tak Pantas Ikut Campur Urusan FPI dan Klarifikasi
 
Fraksi-PKS Online: Kecaman Duta Besar AS terhadap insiden Monas mendapat reaksi 
dari anggota komisi III DPR RI Ma'mur Hasanuddin. Menurutnya AS tak pantas 
turut campur persoalan dalam negeri Indonesia. "AS tidak patut ikut campur dan 
turut mengecam FPI, karena mereka selalu diam menyaksikan pembantaian Israel 
terhadap anak-anak dan wanita Palestina. Dunia juga melihat bagaimana tangan AS 
berlumuran darah di Afgan dan Irak", kata Ma'mur usai rapat pleno Fraksi PKS di 
Senayan. Ma'mur juga mengingatkan agar AS tidak ikut memperkeruh opini terhadap 
apa yang terjadi di dalam negeri Indonesia. Menurutnya persoalan kekerasan yang 
terjadi harus dilihat secara proporsional, jangan hanya melihatnya secara 
sepihak. Dia juga menyayangkan sikap Presiden yang over acting dalam menyikapi 
kejadian di Monas, yaitu bicara keras tanpa mengumpulkan bukti-bukti terlebih 
dulu. 
 
Pakar komunikasi Universitas Hasanuddin, Aswar Hasan mengatakan, fenomena 
bentrokan antara Front Pembela Islam (FPI) dan Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan 
Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) adalah efek dari "kekerasan simbolik" yang 
selama ini terjadi. Menurut Aswar antara FPI dan AKKBB adalah dua titik ektrem 
yang harus sama-sama dilihat secara fair dan jujur. 
 
"Secara hukum, kekerasan berupa serangan itu bisa disalahkan. Namun secara 
psikologis, apa yang dilakukan itu harus bisa kita pahami bersama. Agar 
'kekerasan simbolik' segelintir kelompok tidak terjadi lagi, maka, negara harus 
segera turun tangan atas setiap tindakan pelecehan terhadap simbol-simbol agama 
yang diyakini mayoritas umat. Adalah tak adil jika media dan pemerintah hanya 
mengikuti pendapat seorang Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) sementara 
mengabaikan pendapat jutaan orang," demikian Aswar.
 
Karenanya, menurut Aswar, "semua pihak--terutama media massa--harus melihat 
persoalan secara adil dan fair. Sebab ketidak-adilan yang dibangun pers dalam 
kasus seperti ini, hanya akan melahirkan 'tirani minoritas' dan akan 
terus-menerus berulang," ujarnya. Yang lebih berbahaya, menuurut Aswar, 
dibanding kekerasan fisik, kekerasan simbolik jauh lebih menyakitkan dan 
berimplikasi panjang.
 
Hari Rabu ybl sejumlah 58 (?) anggota FPI diciduk polisi. Benarlah apa yang 
dikatakan oleh Arnoldison, bahwa:
"Memperjuangkan kebenaran itu bukan hanya sekedar bermodalkan keyakinan akan 
kebenaran itu, tapi juga butuh 'management' untuk mencapai tujuan tersebut. 
Berbicara  management maka kita akan berbicara setidaknya tentang strategi, 
perencanaan, pengorganisasian pencapaian tujuan. Hal ini menuntut berkemampuan 
dalam membaca strategi, arah dan tujuan yang hendak mereka lakukan, sehingga 
tidak terperosok dengan jebakan lubang yang dibuat lawan."
 
Apa yang terjadi dalam insiden di Monas itu, FPI dan Komando Laskar Islam (KLI) 
telah dijebak oleh kelompok qadiyani dengan berselimutkan AKKBB, sehingga 
tuntutan pembubaran ahmadiyah beralih menjadi tuntutan pembubaran FPI yang 
diudarakan (exposed) secara extra-intensif oleh media elektronik neolib. 
 


      

Kirim email ke