Kita bisa anggap segala tantangan adalah musuh kita, walau kita tahu tantangan yang terbesar itu datang dari diri kita sendiri.
Ada filosofi bagus dari seorang samurai jepang MUSASHI. "Kalau engkau sudah mengerahkan semua jurusmu, namun belum bisa mengalahkan musuh, maka mundurlah dan berhenti bertarung, buang semua kenangan tentang pertarunganmu yang tadi dan mulailah bertarung seolah-olah dia musuh yang baru dihadapi untuk pertama kalinya." Sekilas filsafat diatas, terdengar sangat keren sekali. Samurai jepang terkenal dengan egoisme yg tinggi, ada juga diantara kita menganggap bahwa filsafat diatas menggambarkankehormatan atau kebanggaan, tapi tidak bisa kita pungkiri bahwa hal itu semua adalah ego. Samurai Jepang sangat pantang untuk menyerah, yang pada akhirnya pandangan tersebut membuat mereka mati muda. Mari kita kesampingkan ego, untuk mengambil pelajaran dari filsafat keren diatas dengan cara berfikir obyektif. Jika kita tahu bahwa musuh kita sulit sekali untuk kita kalahkan, dan dengan perhitungan, ternyata kemampuan yang kita miliki jauh dari lawan kita, kenapa tidak kita lari. Every body Run Man.. :). Karena semua hal didunia ini adalah permainan pikiran, termasuk ego, maka lari karena memperhitungkan bukanlah lari karena takut. Sehingga kita dapat melawan musuh kita suatu saat nanti dengan keadaan yg sebanding. Mundur agar dapat selangkah lebih maju. Tapi jangan juga, "alasan lari karena perhitungan", dibuat alasan, bahwa sebenarnya saat itu kita memang takut. Bagaimana juga jika alasan kita takut karena perhitungan diragukan oleh orang-orang sekitar kita. Nah ini dia yg saya maksud dengan permainan pikiran, kita dikendalikan permainan atau kita mengendalikan permainan. Untuk alasan yg kedua kita bisa anggap bahwa "Every Body is Monkey" :). Jika diantara rekan-rekan ada yg bisa membedakan mana berfikir obyektif dan mana berfikir subyektif, itu berarti itu adalah tanda bahwa cara berfikir kita sudah hampir benar. Jadi tetaplah di persimpangan, di zona tidak takut dan tidak senang, ada juga yang bilang zona pikiran ini disebut dengan zona netral, hehe.. kok mirip dengan nama pengirimnya ya.. Inilah setetes pendapat diantara hidup yg rumit, diantara waktu yang mencekik, dimana pikiran menginginkan obyektif, padahal dunia penuh dengan subyektifitas. Peace :) 2008/7/14 Zona Netral <[EMAIL PROTECTED]>: > Orang orang cenderung memandang hari hari buruk mereka sebagai > kegagalan. Lalu timbul perasaan tidak karuan. Contohnya dalam bisnis, sering > seseorang yang sedang berusaha meningkatkan penjualannya hanya memperoleh > untung sedikit karena takut mengambil resiko. Dalam hubungan pria dan > wanita, seorang wanita yang mendapati suaminya > berselingkuh,<http://paranormal.web.id/>cenderung mempercayai bahwa semua > pria tidak jujur seperti suaminya. > > >