Mbah Brewok, Klo mbah Wal itu so pasti! Makanya doi paling doyan makan "gado-gado" tuh... Betul? Salam gado-gado, dipo
----- Original Message ---- From: si Brewok [0_-] <[EMAIL PROTECTED]> To: mayapadaprana@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 19, 2008 1:07:50 PM Subject: [Mayapada Prana] Re: KEBENARAN ABSOLUT, Apa dan Siapa? ++ si brewok setuju dengan Leo. Agama bisa menjadi sumber spiritualitas yg baik, tapi source-nya banyak, bukan cuman agama saja. Mereka yg kita sebut dengan istilah kasar spt pagan/menyembah berhala macam suku2 terpencil di Nusantara ini: ambil contoh suku anak dalam/ anak rimba di Riau, suku dhani di Papua, kampung naga di Tasikmalaya dan para penganut Kejawen dan Sunda Buhun juga menemukan spiritualitas di dalam kepercayaan mereka. dan lihatlah betapa mereka dapat hidup harmonis dan seimbang dengan semesta. Justru kita2 ini yg mengaku beragama tapi kelakuannya bengis kek binatang, membabat hutan hingga gundul, membuang sampah sembarangan, mencemari udara-tanah dan air Nusantara seenak dhewe, juga menghantam mereka yg tidak satu aliran dengan kita, etc etc Untuk Leo: Le,.. sampeyan juga terlalu 'keras' sich hehehe.. biarlah mereka yang mau beragama monggo.. yg mau mencari spiritualitas di luar agama monggoo... yg mau skeptik terus ora opo-opo... ^_^ biarin aza prend. yg penting kita tau di mana posisi mereka, mereka tau dimana kita ^_^ engga saling sikut-sikutan. cuek aza tuh kayak si mbah Wal.. diam2 aku liad dia itu kayak skeptik tapi sebenarnya ruhnya udah advance tuh hihihi salam jitak --- In mayapadaprana@ yahoogroups. com, leonardo rimba <leonardo_rimba@ ...> wrote: > > Mas Dede yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, menurut pendapat saya anda itu COCOK untuk duduk satu meja dengan Mbah Nur yang klenik dan dimuliakan oleh Allah. Anda berdua percaya dan menjual "Kebenaran Absolut", walaupun dengan merek kecap yang berbeda. Nah, kenapa anda tidak MERGER saja ? ... Bukankah yang anda jual cuma kecap belaka ? Yang satu merek "Kristen", dan satunya lagi merek "Islam". >  > Saya sendiri selalu bilang bahwa segalanya merupakan PILIHAN. Kalau ada yang doyan dengan kecap bermerek "Kristen", ya belilah. Yang doyan merek "Islam", ya belilah. Tidak ada yang melarang. Yang tidak doyan kecap seperti saya tidak akan membeli apapun, karena saya tahu bahwa mereka KECAP semata. >  > Anda itu bilang Allah begini atau begitu dan anda mengutip Alkitab. Mbah Nur itu bilang Allah LAIN LAGI, dan mengutip Al Quran. Itu sah saja, oke saja, dan berlaku bagi anda saja. Itu yang namanya KEBEBASAN BERAGAMA. >  > Tetapi orang2 lain juga BISA melihat bahwa anda berdua itu cuma berimajinasi, dan ngotot habis2an bahwa hasil imajinasi anda merupakan "Kebenaran". Kebenaran itu apa, by the way ? ... Jawab: Kebenaran adalah apa yang anda SEBUT kebenaran. Ini cuma di level idea toh ? Cuma di level konsep saja toh ? Dan karena cuma ada di level idea atau konsep, apapun yang anda SEBUT sebagai kebenaran, ya itulah "Kebenaran". >  > Kebenaran bagi siapa ? ... Ya, bagi anda sendiri saja, dan BUKAN bagi orang2 lain. Tetapi anda itu memerlukan orang2 lain juga untuk memberikan konfirmasi bahwa anda itu benar. Karenanya anda JUAL KECAP. Anda mensohorkan betapa luar biasanya rasa kecap yang anda produksi. Mbah Nur juga begitu, tidak mau kalah, dan juga tidak kalah garangnya. >  > So, selamat berjualan kecap. It's your rights. Merupakan HAM anda untuk suka pada kecap apapun atau untuk tidak suka pada kecap apapun, walaupun anda berdua akan TETAP ngotot habis-habisan bahwa semua orang perlu kecap. >  > Mungkin juga saya harus lebih JUJUR untuk bilang bahwa rasa ASIN atau rasa MANIS itu cukup perlu juga. Manusia itu perlu variasi dalam rasa. Tetapi, menurut saya kita juga perlu jujur dan bilang bahwa rasa asin dan manis itu tidak cuma terdapat di agama. Anda berdua, Mas Dede dan Mbah Nur, ngotot bahwa asin dan manis cuma ada di kecap anda. >  > Saya ini TIDAK BISA membohongi orang. Saya akan bilang jujur saja bahwa asin dan manis itu BANYAK, dan bukan cuma terdapat di kecap saja. >  > Untuk menghayati SPIRITUALITAS kita sebagai manusia biasa, kita bisa memakai agama. Tetapi, kita juga BISA tidak memakai agama. Semuanya itu cuma metode2 saja. Imajinasi saja. Tetapi imajinasi yang sudah keterlaluan sehingga orangnya itu "lupa diri" sebaiknya tidak lagi digunakan. Kalau sudah terlalu banyak dosis agama, kita akan menjadi manusia yang TIDAK manusiawi. Itu gejala yang saya bilang "gila agama". >  > Agama is oke, tapi mbok ya diakui bahwa mereka itu cuma buatan manusia saja. Yang penting adalah SPIRITUALITAS itu, bagaimana kita bisa menghayati bahwa kita semua merupakan insan spiritual, yang memiliki Roh. Dan itu bisa dilakukan baik melalui agama maupun tidak. Segalanya itu merupakan PILIHAN belaka. >  > Mau Tuhan yang seperti apa ? ... Anda bisa MEMILIH. Pilih saja Tuhan yang dikeluarkan oleh Pabrik Kecap X (Agama X) atau Tuhan yang dikeluarkan oleh Pabrik Kecap Y (Agama Y). Anda juga bisa tidak memilih Tuhan yang dikeluarkan oleh salah satu pabrik kecap, melainkan LANGSUNG ambil sendiri dan makan sendiri dari dalam RUH yang ada di dalam diri anda sendiri. Dari dalam Kesadaran / Consciousness di diri anda sendiri. Ambil saja, gratis kok ! >  > Leo >